Mohon tunggu...
Prinz Tiyo
Prinz Tiyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - I just don't like the odds.

I just don't like the odds.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Saya Sedang Mencari Sistem Pendidikan

9 April 2011   06:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:59 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya mengamati bahwa di tengah perjalanan menuntut ilmu di perguruan tinggi mahasiswa sering kebingungan di dalam menyikapi kegiatan akademis. Banyak dari mereka yang tidak menguasai materi dengan baik. Status sebagai mahasiswa belum terlihat dari esgi kualitas intelektualitas maupun cara bersikap. Ada dua penyebab yaitu karena kemalasan mahasiswa itu sendiri dan metode pengajaran yang diberikan. Membahas masalah kemalasan sudah barang tentu berkaitan dengan faktor individu dan itu bersifat relatif. Maka dari itu lebih baik mengkaji tentang metode pengajaran untuk membatasi cakupan masalah di sini.

Orientasi pendidikan tingkat perguruan tinggi di Indonesia belumlah jelas. Terlepas dari slogan “menciptakan lulusan yang berkualitas atau idealisme semacam “membina genarasi penerus dengan modal kecakapan” dan sebagainya, pada kenyataan dunia perguruan tinggi Indonesia mengarah pada penyediaan “sarana” atau “vehicle” untuk dijadikan bekal mencari pekerjaan. Ijasah perguruan tinggi adalah modal untuk mencari kerja dan hal ini syah-syah saja. Memang kenyataannya begitu.

Permasalahannya ialah sering ada ketidaksesuaian antara disiplin akademis dan lapangan pekerjaan.. Alhasil, status sarjana hanya simbol semata tanpa memandang sarja apa seseorang itu sebenarnya. Parahnya, pemberi pekerjaan juga memberikan peluang (apakah ini berkaitan dengan statistik semata? credit point yang dicari oleh perusahaan tersebut, dengan “prestasi” memiliki karyawan yang sarjana semua?…Heaven Knows…).

Untuk mengurangi “aksi pembajakan” seperti ini maka perguruan tinggi harus memiliki orientasi yang jelas bagi calon lulusannya. Pada kesempatan ini diusulkan dua jenis orientasi pendidikan, yaitu orientasi keilmuwan (expertise) dan orientasi kewirausahaan (entrepreneurship).

Selama ini tujuan mahasiswa sering tidak jelas. Kebanyakan setelah lulus berkarya di bidang yang bukan keahliannya. Sekali lagi, hal ini bukanlah masalah. Akan tetapi kegunaan dari fakultas-fakultas menjadi semacam perlambang saja. Dari sini perguruan tinggi perlu merinci tujuan diberikannya kuliah bagi mahasiswa.
Orientasi pendidikan jalur keilmuwan dikhususkan bagi mahasiswa yang menekuni bidang ilmu dan pengembangannya. Keluaran dari orientasi keilmuwan adalah lulusan yang memiliki keahlian analitik dan teori yang baik untuk mengabdi dalam bidang ilmu pengetahuan dan pengembangannya. Metode pengajaran disusun dan diberikan sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan bakat para calon ilmuwan. Orientasi jalur kewirausahaan dikhususkan bagi mahasiswa yang ingin menjadi praktisi usaha. Dengan bekal yang memadai untuk menjadi profesional maka lulusan perguruan tinggi tidak akan gamang dengan peta kekuatan dunia usaha.

Tiyo Widodo, 2 September 2006.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun