Mohon tunggu...
Tiyarman Gulo
Tiyarman Gulo Mohon Tunggu... Full Time Blogger - SEO Specialist

Menulis adalah jalan cuanku!

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Proyek Jalan Rusak di Sifahando Nias Utara, Dana Miliaran Sia-sia!

11 Januari 2025   21:18 Diperbarui: 11 Januari 2025   21:18 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halo Lokal - Salah satu proyek infrastruktur yang menjadi sorotan di Kabupaten Nias Utara adalah proyek peningkatan struktur jalan provinsi yang terletak di Desa Sifahando, Kecamatan Saw. Meskipun dana yang digelontorkan terbilang besar---sebesar Rp6,6 miliar---proyek ini justru berakhir dengan kekecewaan. Kondisi jalan yang baru saja diperbaiki malah cepat rusak, bahkan dalam waktu singkat setelah pengerjaan selesai. Ini mengundang tanda tanya besar bagi warga setempat serta pejabat desa yang merasa dirugikan.

Proyek peningkatan jalan provinsi di Desa Sifahando, Nias Utara menghabiskan Rp6,6 miliar, namun hasilnya mengecewakan dengan jalan cepat rusak. Kekecewaan warga dan pejabat desa terhadap kualitas pekerjaan yang buruk. - Tiyarman Gulo

Mengapa Proyek Ini Jadi Sorotan?

Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas jalan provinsi di ruas Tuhemberua hingga Lotu, yang selama ini menjadi jalur vital bagi masyarakat setempat. Jalan yang berstatus jalan provinsi ini seharusnya memiliki kualitas yang lebih baik, mengingat sering dilalui oleh kendaraan berat dan kendaraan umum. Namun, alih-alih mendapatkan jalan yang lebih baik, warga justru merasa kecewa karena jalan yang baru saja diaspal dengan hotmix sudah terlihat rusak dan berlubang.

Dana sebesar Rp6.641.322.500 yang dialokasikan melalui P-APBD 2024 ternyata tidak menghasilkan hasil yang memadai. Proyek ini dilaksanakan oleh Dinas PUTR Provinsi Sumatera Utara melalui UPTD Gunungsitoli dan dikerjakan oleh kontraktor CV Pande Kaliaga dengan masa pelaksanaan yang hanya berlangsung selama 33 hari kalender. Proyek yang tampaknya begitu cepat dan terkesan terburu-buru ini justru menimbulkan masalah lebih lanjut bagi warga yang berharap akan jalan yang lebih baik.

Kekecewaan Pejabat Desa dan Warga

Pejabat Kepala Desa Sifahando, Sana'ato Telaumbanua, menyatakan kekecewaannya terhadap kualitas pengaspalan jalan tersebut. Menurutnya, kualitas pekerjaan yang dilakukan tidak sesuai dengan harapan. "Saya merasa kecewa dan heran ketika lewat di sana. Karena selama ini saya tidak pernah melihat separah jalan seperti itu rusak. Padahal baru dikerjakan oleh rekanan," ungkapnya di Kantor Camat Sawo pada Kamis (9/1/2025).

Hal serupa juga disuarakan oleh warga desa yang merasa heran dan bingung melihat jalan yang baru diaspal kini sudah rusak. Salah seorang warga, yang meminta namanya dirahasiakan, mengungkapkan rasa kekhawatirannya. "Saya hanya masyarakat biasa, takut mau bicara. Saya heran aja karena jalan itu cepat sekali rusak," ujarnya. Kerusakan jalan ini tentu menambah kesulitan bagi mereka yang mengandalkan akses jalan tersebut untuk beraktivitas sehari-hari.

Kerusakan yang Tidak Tertangani

Setelah jalan tersebut diaspal, beberapa titik kerusakan langsung terlihat. Ada bagian aspal yang terkelupas dan menganga, sementara di beberapa lokasi lain, pekerjaan yang semula tampak rapi kini malah terkesan terbengkalai. Pekerja yang seharusnya melakukan perbaikan tampaknya sudah meninggalkan lokasi, dan tidak ada upaya lebih lanjut untuk menyelesaikan masalah ini. Hal ini membuat proyek yang semula diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan pengendara, justru berakhir dengan kekecewaan.

Tidak hanya warga yang merasa kecewa, namun juga pemerintah setempat. Dana yang telah dianggarkan dan waktu yang telah disediakan untuk proyek ini tidak menghasilkan kualitas yang sesuai dengan harapan. Proyek ini pun menimbulkan pertanyaan besar tentang pengawasan dan kualitas pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor.

Apa yang Bisa Dipelajari dari Kasus Ini?

Kasus jalan rusak di Desa Sifahando ini memberi pelajaran penting tentang bagaimana sebuah proyek infrastruktur, meskipun menggunakan anggaran yang besar, tetap bisa gagal jika tidak diawasi dengan baik dan dikelola dengan cermat. Kualitas pekerjaan, ketepatan waktu, serta keseriusan kontraktor dalam menyelesaikan proyek menjadi faktor utama yang menentukan keberhasilan sebuah proyek.

Penting bagi pemerintah dan instansi terkait untuk memastikan bahwa setiap proyek infrastruktur tidak hanya berfokus pada anggaran, tetapi juga pada hasil yang optimal dan berkelanjutan. Masyarakat sebagai pengguna jalan tentu berharap agar kualitas pekerjaan lebih diperhatikan sehingga fasilitas yang mereka gunakan bisa lebih aman dan nyaman.

Evaluasi dan Tindak Lanjut

Proyek ini seharusnya menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah dan kontraktor untuk lebih memperhatikan kualitas pekerjaan dan mempertanggungjawabkan hasil akhir proyek. Jika sebuah proyek infrastruktur sudah menelan anggaran miliaran rupiah namun berakhir dengan kerusakan, ini menjadi indikasi buruk dalam pengelolaan anggaran dan pelaksanaan proyek.

Sebagai masyarakat yang terdampak langsung, warga berharap agar pihak berwenang segera turun tangan untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi dan memastikan agar tidak ada proyek serupa yang berakhir dengan kekecewaan. Pengawasan yang ketat dan perbaikan yang lebih baik menjadi langkah yang sangat diharapkan untuk meminimalkan kerugian masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun