Namun, kalau tujuanmu adalah untuk investasi, kamu perlu hati-hati. Harga emas perhiasan tidak hanya dipengaruhi oleh harga pasar emas, tetapi juga oleh nilai tambah seperti desain, merk, dan biaya pembuatan.Â
Ketika kamu membeli perhiasan, kamu sebenarnya sedang membayar untuk desain dan pengerjaan, bukan hanya kandungan emasnya. Nah, saat kamu berniat menjualnya kembali, harga jualnya biasanya tidak akan setinggi harga beli.
Untuk menyederhanakan, bayangkan kamu membeli cincin emas seharga 10 juta rupiah. Beberapa tahun kemudian, kamu ingin menjualnya. Ketika dijual, harga yang kamu dapatkan mungkin hanya 8 juta, karena sebagian nilai harga beli tadi sudah hilang akibat biaya desain dan pembuatan. Di sinilah banyak orang merasa "rugi" saat menjual perhiasan.
Namun, bagi sebagian orang, membeli emas perhiasan bukan hanya soal investasi, melainkan juga soal kepuasan menggunakan barang yang indah.Â
Jika kamu membeli perhiasan untuk digunakan dan tidak terlalu peduli dengan nilai jualnya kembali, mungkin ini tidak masalah. Dalam hal ini, kamu bisa menganggap bahwa uang yang kamu keluarkan untuk perhiasan itu seperti "sewa" untuk keindahan dan kemewahan yang kamu nikmati selama pemakaian.
"Ikhlas" dalam Membeli Emas Perhiasan
Bagi kamu yang lebih memilih untuk membeli emas perhiasan, ada satu mindset yang perlu diterima: "ikhlas." Kenapa ikhlas?Â
Karena ketika kamu membeli perhiasan emas, kamu sebaiknya tidak berharap bisa mendapatkan kembali harga yang sama (atau lebih tinggi) ketika menjualnya.Â
Sebagai gantinya, anggap saja kamu sedang "membayar sewa" untuk keindahan dan kegunaan perhiasan itu selama kamu memakainya.
Jadi, kalau kamu membeli gelang emas atau kalung emas, pikirkanlah bahwa itu adalah uang yang digunakan untuk mendapatkan estetika dan rasa puas, bukan untuk investasi finansial jangka panjang.Â
Jadi dengan mindset ini, kamu bisa lebih tenang dan tidak merasa "kecewa" ketika harga jual kembali perhiasan tersebut lebih rendah dari harga belinya.