siswa, orangtua, hingga tenaga pengajar. Setiap perubahan sistem tentu membawa dampak, baik positif maupun negatif. Nah, dengan penghapusan UN pada 2020, bagaimana dengan Ujian Nasional 2024? Apakah kita perlu kembali ke sistem ini, atau sudah saatnya untuk sepenuhnya meninggalkan Ujian Nasional?
Pendidikan - Pendidikan di Indonesia telah melalui banyak perubahan, dan salah satu yang paling mencuri perhatian adalah hadirnya dan penghapusan Ujian Nasional (UN). Sejak diterapkannya Ujian Nasional pada tahun 2003 hingga penghapusannya pada 2020, kita telah menyaksikan berbagai reaksi dariUjian Nasional 2024 menimbulkan pro dan kontra. Meskipun memberikan standar evaluasi, penghapusannya memberi kesempatan untuk fokus pada pengembangan karakter siswa. - Tiyarman Gulo
Ujian Nasional: Apa Kelebihannya?
Ujian Nasional (UN) sebelumnya dianggap sebagai acuan utama dalam mengukur kemampuan akademik siswa di tingkat akhir sekolah. Di sisi positif, banyak yang berpendapat bahwa UN memberikan standar yang jelas bagi evaluasi hasil belajar siswa di seluruh Indonesia. Dengan adanya UN, para siswa tahu bahwa mereka harus mempersiapkan diri dengan serius di akhir pendidikan mereka, sehingga menghindarkan dari ketergantungan pada nilai yang tidak akurat selama pembelajaran.
Bagi siswa, Ujian Nasional memberikan semacam 'kompetisi' yang memacu mereka untuk lebih fokus dan giat belajar. Bagi orangtua, UN memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kualitas pendidikan yang diterima anak mereka, serta memberi rasa aman bahwa anak-anak mereka mendapatkan evaluasi yang sesuai dengan standar nasional.
Bagi para guru, Ujian Nasional memberikan instrumen penilaian yang lebih terstruktur. Guru bisa melihat kekuatan dan kelemahan siswa dalam hal pengetahuan akademis secara keseluruhan, meskipun tentu tidak sempurna dalam menggambarkan semua aspek kemampuan siswa, seperti keterampilan sosial, emosional, dan kreativitas.
Ujian Nasional: Apa Tantangannya?
Namun, meskipun memiliki sisi positif, Ujian Nasional juga tak luput dari kritik. Salah satunya adalah fokus yang terlalu berat pada ujian akhir dan menekankan hasil yang hanya berupa angka. Banyak siswa yang merasa tertekan dan stres karena mereka harus mempersiapkan ujian yang menentukan kelulusan mereka. Kondisi ini sering membuat siswa merasa kehilangan semangat belajar yang sesungguhnya, yang lebih bersifat jangka panjang dan berbasis pada pemahaman mendalam.
Bagi orangtua, Ujian Nasional bisa menjadi sumber kecemasan, terutama jika anak mereka tidak lulus. Mereka khawatir jika anaknya tidak dapat melanjutkan pendidikan, bahkan jika hasil ujian tersebut tidak sepenuhnya mencerminkan potensi sesungguhnya.
Di sisi lain, para guru pun merasakan beban tambahan karena mereka terpaksa fokus pada pengajaran materi yang akan diujikan di Ujian Nasional, bukan mengembangkan keterampilan dan kemampuan siswa secara lebih luas. Hal ini menyebabkan pendidikan menjadi sangat terpusat pada hasil ujian dan kurang mendorong pengembangan keterampilan lainnya.
Tanpa Ujian Nasional: Apakah Lebih Baik?
Pada tahun 2020, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memutuskan untuk menghapus Ujian Nasional. Langkah ini diambil sebagai bagian dari reformasi pendidikan yang lebih berfokus pada pembelajaran sepanjang hayat dan pengembangan karakter siswa. Dengan penghapusan UN, penilaian lebih berfokus pada ujian-ujian berbasis sekolah dan portofolio, yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk menunjukkan kompetensinya dengan cara yang lebih beragam.
Tanpa Ujian Nasional, siswa memiliki lebih banyak waktu untuk mengembangkan keterampilan praktis dan pengetahuan mendalam tanpa tekanan ujian besar. Mereka dapat lebih fokus pada pembelajaran yang berkelanjutan dan mengembangkan kreativitas serta kemampuan berpikir kritis. Ini bisa membuka peluang bagi pengembangan diri yang lebih menyeluruh.
Bagi orangtua, sistem ini mungkin terasa lebih menyenangkan karena tidak ada lagi rasa khawatir berlebihan menjelang ujian besar. Pendidikan bisa lebih fleksibel dan tidak terjebak pada nilai ujian sebagai satu-satunya tolok ukur keberhasilan.
Namun, tantangannya adalah bagaimana cara memastikan bahwa standar pendidikan di seluruh Indonesia tetap merata dan tidak ada siswa yang tertinggal. Tanpa Ujian Nasional, penilaian menjadi lebih beragam, tetapi itu juga berarti tantangan untuk memastikan kualitas pendidikan tetap konsisten.