Worklife - Pernahkah kamu merasa seperti seorang pejuang jalanan yang "jompo" sebelum waktunya? Ketika kamu harus bangun lebih awal, berhadapan dengan jalanan yang penuh tantangan, dan tiba di kantor atau kampus dengan kondisi tubuh yang sudah lelah? Atau mungkin, setiap kali jam pulang kantor tiba, kamu sudah memprediksi betul bahwa perjalanan pulang akan lebih berat dari perjalanan pergi. Mungkin perjalanan panjang ini membuatmu merasa seperti memiliki dua kehidupan: satu yang berjalan di dunia nyata dan satu lagi yang hanya kamu jalani di dalam kendaraan.
Maka dari itu, banyak orang mulai mencari solusi untuk masalah ini. Salah satu yang paling banyak dipilih adalah kebijakan WFH (Work From Home) atau hybrid. Kebijakan ini, memang, bisa jadi solusi untuk mengurangi waktu yang dihabiskan dalam perjalanan, dan tentu saja, memberi kesempatan bagi tubuh dan mental kita untuk beristirahat. Bayangkan, dengan WFH atau hybrid, kamu bisa langsung bekerja dari rumah, tanpa harus menghadapi kemacetan atau gangguan dari perjalanan panjang yang mempengaruhi produktivitas.
Apakah WFH atau Hybrid Solusi yang Tepat?
Menurut saya, kebijakan WFH atau hybrid ini bisa jadi solusi yang sangat membantu, terutama bagi mereka yang tinggal di kota satelit. Tanpa perlu menghabiskan waktu berjam-jam di jalan, kita bisa langsung berfokus pada pekerjaan atau studi di rumah, yang pastinya lebih produktif. Selain itu, kita juga bisa lebih banyak beristirahat, menjaga pola makan, bahkan mungkin olahraga ringan di sela-sela waktu kerja. Tentunya, itu semua bisa mengurangi dampak negatif dari perjalanan panjang yang seringkali menambah beban tubuh dan mental kita.
Namun, ada juga tantangan yang tidak bisa diabaikan dari WFH atau hybrid ini. Tidak semua orang bisa bekerja dengan fokus di rumah. Tanpa rutinitas kantor, ada godaan yang lebih banyak, dan itu bisa mengganggu produktivitas. Bagi mereka yang sudah terbiasa dengan suasana kantor, bekerja di rumah bisa terasa lebih sulit karena terbatasnya interaksi sosial dan kebosanan. Oleh karena itu, meskipun WFH atau hybrid bisa mengurangi kelelahan perjalanan, perlu adanya manajemen waktu dan mental yang baik agar tetap produktif.
Siasat Mengatasi Rasa Lelah Karena Perjalanan Panjang
Lalu, bagaimana siasat kita untuk mengatasi rasa lelah akibat perjalanan panjang? Ada beberapa kebiasaan atau rutinitas yang bisa membantu kita tetap bugar meski harus menempuh jarak yang jauh setiap hari.
Tidur yang Cukup:Â Jangan pernah menganggap remeh tidur yang cukup. Bagi banyak orang yang harus berpergian jauh, kekurangan tidur bisa memperburuk kondisi tubuh. Cobalah untuk tidur minimal 7-8 jam setiap malam agar tubuh bisa pulih dan siap menghadapi hari berikutnya.
Olahraga Ringan:Â Meskipun lelah, usahakan untuk melakukan olahraga ringan setiap hari, seperti berjalan kaki, peregangan, atau yoga. Aktivitas fisik ini bisa membantu melancarkan peredaran darah dan mengurangi rasa lelah.
Makanan Sehat:Â Sarapan yang bergizi sebelum berangkat kerja atau kuliah sangat penting. Makanan sehat bisa memberikan energi yang kamu butuhkan untuk memulai hari. Hindari makanan berat yang bisa membuatmu merasa ngantuk di tengah perjalanan.
Hidrasi:Â Jangan lupa untuk minum air yang cukup sepanjang hari. Dehidrasi bisa menyebabkan tubuh lelah dan kepala pusing. Bawa botol air dan pastikan kamu cukup minum sebelum, selama, dan setelah perjalanan.
Gunakan Waktu Perjalanan untuk Relaksasi:Â Bagi yang menggunakan transportasi umum atau kendaraan pribadi, manfaatkan waktu perjalanan untuk relaksasi. Dengarkan musik yang menyenangkan, audiobook, atau podcast yang menghibur untuk menjaga mood tetap positif.
Cerita Kota Satelit: Dampak Perjalanan Panjang pada Tubuh dan Mental
Bagi kamu yang tinggal di kota satelit seperti Depok, Tangerang, Bekasi, atau Bogor, pengalaman menjadi pejuang perjalanan setiap hari tentu memiliki dampak tersendiri. Perjalanan panjang yang memakan waktu berjam-jam bisa membuat tubuh lelah dan terkadang berpengaruh pada mental. Stres karena kemacetan, rasa bosan saat di dalam kendaraan, dan waktu yang terbuang bisa mengurangi semangat.
Tidak hanya itu, perjalanan yang jauh ini juga berpengaruh pada produktivitas kita. Terkadang, waktu yang kita habiskan di perjalanan terasa lebih lama daripada waktu yang digunakan untuk bekerja atau belajar. Ditambah lagi, kebanyakan orang di kota-kota satelit harus berhadapan dengan kemacetan yang parah setiap hari, yang membuat perjalanan semakin melelahkan.
Namun, meskipun demikian, ada sisi positifnya juga. Kota-kota satelit seperti Depok, Tangerang, Bekasi, atau Bogor memiliki akses yang lebih terjangkau dan lingkungan yang lebih tenang jika dibandingkan dengan pusat kota. Oleh karena itu, meski perjalanan panjang adalah tantangan tersendiri, banyak orang yang memilih tinggal di kota-kota ini karena harga properti yang lebih terjangkau dan kualitas hidup yang lebih baik.
Perjalanan panjang ke kantor atau kampus memang bisa sangat melelahkan, terutama bagi mereka yang tinggal di kota satelit. Namun, dengan adanya kebijakan WFH atau hybrid, kita bisa mengurangi beban tersebut. Di sisi lain, rutinitas yang baik, tidur yang cukup, olahraga, serta pola makan sehat juga bisa menjadi cara untuk menjaga tubuh tetap bugar. Meskipun perjalanan jauh memiliki dampak negatif, kita tetap bisa mencari cara untuk menghadapinya dengan bijak. Jadi, apakah kamu siap menjadi pejuang jalanan yang lebih tangguh dan lebih bugar?.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H