Mohon tunggu...
Tiyarman Gulo
Tiyarman Gulo Mohon Tunggu... Full Time Blogger - SEO Specialist

Menulis adalah jalan cuanku!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Koruptor, Pekerjaan Paling Menguntungkan di Indonesia?

21 November 2024   11:20 Diperbarui: 21 November 2024   11:20 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerita Pemilih - Apa pekerjaan dengan bayaran tertinggi, waktu fleksibel, manfaat kesehatan terbaik, dan pensiun dijamin? Bukan CEO, bukan atlet, dan bukan artis. Jawabannya adalah: koruptor. Iya, Anda tidak salah dengar."

Ketika mendengar kata "korupsi", mungkin sebagian dari kita langsung merasa muak, marah, atau bahkan putus asa. Namun, pernahkah Anda berpikir bahwa menjadi koruptor di Indonesia adalah sebuah "profesi" yang sangat menjanjikan? Bukan karena keahlian atau kontribusi positif mereka, melainkan karena sistem yang seolah memberi "karpet merah" untuk mereka tetap eksis dan berkembang.

Mari kita bahas fakta-fakta yang membuat korupsi bukan sekadar pelanggaran hukum, tetapi sebuah pekerjaan penuh waktu dengan keuntungan luar biasa.

"Korupsi jadi "profesi" penuh waktu dengan ROI tinggi, manfaat pemerintah, dan uang pajak rakyat. Sistem mendukung, korban terus bertambah."

Korupsi: Pekerjaan Full Time (154 Jam Seminggu, Sambil Tidur!) 

Koruptor, layaknya pekerja kantoran, memiliki target harian. Tapi bedanya, pekerjaan mereka tidak mengenal batas waktu. Bahkan dalam tidurnya pun, hasil korupsi tetap "bekerja". Dengan menggunakan jaringan yang terstruktur dan sistematis, koruptor bisa menikmati aliran dana haram tanpa perlu repot-repot mencemaskan risiko yang besar.

Dalam sebuah kasus besar di Indonesia, koruptor terbukti menggunakan jalur resmi pemerintahan untuk mencuci uang, menyembunyikan aset, hingga memanipulasi kebijakan demi keuntungan pribadi. Ini tidak hanya melibatkan si pelaku utama, tetapi juga banyak "kru pendukung" seperti bawahan, oknum aparat, bahkan sistem birokrasi itu sendiri. Jadi, koruptor sebenarnya bukan hanya profesi, tetapi sebuah tim olahraga yang solid!

Return on Investment (ROI) Tertinggi di Indonesia 

Coba pikirkan ini: Seorang koruptor bisa "menginvestasikan" modal kecil (misalnya, suap untuk posisi tertentu) dan mendapatkan keuntungan luar biasa. Mulai dari akses ke proyek besar hingga komisi gelap dari anggaran negara. Bandingkan dengan kerja keras masyarakat biasa yang harus banting tulang hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Sebuah laporan menunjukkan bahwa koruptor kelas atas mampu mengumpulkan miliaran hingga triliunan rupiah dalam waktu singkat. Dengan risiko hukum yang kecil, ini adalah bisnis dengan ROI tertinggi di Indonesia. Lebih ironis lagi, sebagian dari mereka bahkan lolos tanpa dihukum sama sekali.

Manfaat Eksklusif dari Pemerintah (Pensiun, Jaminan Kesehatan, dan Warisan) 

Yang membuat pekerjaan ini semakin "menggiurkan" adalah berbagai fasilitas pemerintah yang tetap bisa dinikmati oleh para koruptor, bahkan setelah mereka ketahuan.

  • Pensiun Dini : Banyak kasus menunjukkan bahwa pejabat korup tetap menerima uang pensiun meskipun telah dinyatakan bersalah. Jumlah ini bahkan lebih besar dibandingkan rata-rata pensiunan pekerja biasa. 
  • Akses Kesehatan Premium : Anda tahu, bukan, berapa banyak anggaran BPJS yang sering terhambat? Sementara itu, para koruptor mendapatkan perawatan kesehatan tingkat tinggi---tentu saja dibiayai oleh pajak rakyat. 
  • Warisan Dijamin : Kekayaan hasil korupsi sering kali diwariskan kepada keluarga mereka. Berkat celah hukum dan lemahnya penegakan aturan, harta korupsi yang tidak tersentuh hukum tetap bisa dinikmati oleh generasi berikutnya.

Korupsi Itu Bukan Kecelakaan, Melainkan Pilihan Karir 

Salah satu alasan korupsi terus bertahan adalah karena sistem yang mendorong perilaku tersebut. Dalam banyak kasus, korupsi bukan sekadar "kesalahan sesaat", tetapi strategi karir yang direncanakan dengan matang.

Coba bayangkan skenario ini: seseorang mengeluarkan uang besar untuk menjadi pejabat. Setelah menjabat, fokus utama mereka adalah "mengembalikan modal". Maka, anggaran negara, proyek infrastruktur, hingga dana bantuan sosial menjadi sasaran empuk.

Pajak Anda, Kemewahan Mereka 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun