Money - Apa yang membuat Tiongkok terus memilih Indonesia sebagai tujuan investasi utama? Seiring dengan berkembangnya hubungan bilateral antara kedua negara, Indonesia semakin menjadi primadona di mata investor global. Namun, apa yang sebenarnya membuat investasi Tiongkok begitu kuat di tanah air?
Di tengah gencarnya upaya Indonesia untuk menarik lebih banyak investor asing, salah satu negara yang terus menunjukkan komitmen besar adalah Tiongkok. Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia, Rosan Roeslani, dengan optimis menyatakan bahwa investasi dari negara tirai bambu ini akan terus meningkat. Optimisme tersebut mencerminkan adanya hubungan ekonomi yang semakin kokoh antara kedua negara, yang tidak hanya memperlihatkan peningkatan angka investasi, tetapi juga menciptakan peluang besar dalam berbagai sektor.
"Menteri Investasi optimistis investasi Tiongkok terus meningkat di Indonesia, dengan sektor logam dasar, transportasi, dan telekomunikasi jadi favorit. "
Hubungan Diplomatik yang Kian Erat
Indonesia dan Tiongkok sudah menjalin hubungan diplomatik sejak tahun 1950. Namun, hubungan ekonomi keduanya semakin mesra sejak dimulainya Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-Tiongkok pada tahun 2010. Ini bukan hanya soal perdagangan barang, tetapi juga peningkatan dalam sektor investasi. Apalagi, sejak adanya Kemitraan Strategis Komprehensif Indonesia-Tiongkok pada tahun 2013, hubungan ini semakin kuat dan membawa dampak positif bagi perekonomian Indonesia.
Dengan kebijakan yang pro-investasi, Indonesia terus berusaha menciptakan iklim bisnis yang kondusif. Rosan Roeslani bahkan menyebutkan bahwa Pemerintah Indonesia akan terus mendukung penciptaan iklim investasi yang ramah bagi para investor, termasuk dari Tiongkok. Hal ini, tentu saja, menjadi kabar baik bagi masyarakat Indonesia yang berharap adanya pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja.
Peningkatan Investasi Tiongkok di Indonesia
Tiongkok bukanlah pendatang baru dalam dunia investasi di Indonesia. Menurut data terbaru, investasi Tiongkok di Indonesia menunjukkan tren yang sangat positif. Pada tahun 2015, Tiongkok berada di peringkat ke-9 dalam daftar negara dengan Penanaman Modal Asing (PMA) terbesar di Indonesia. Namun, dalam empat tahun terakhir, posisi Tiongkok meroket menjadi peringkat kedua terbesar setelah Jepang.
Pada periode 2019 hingga September 2024, investasi Tiongkok tercatat mencapai 34,19 miliar dolar AS, yang berkontribusi sekitar 18% dari total investasi asing yang masuk ke Indonesia. Sektor-sektor yang menjadi favorit investasi Tiongkok meliputi industri logam dasar, transportasi, pergudangan, telekomunikasi, serta industri kimia dan farmasi. Ini adalah indikasi nyata bahwa Tiongkok tidak hanya tertarik pada sektor tradisional seperti manufaktur, tetapi juga semakin melirik sektor teknologi dan infrastruktur yang tengah berkembang pesat di Indonesia.
Sektor Utama yang Menarik Investor Tiongkok
Investasi terbesar dari Tiongkok masih didominasi oleh sektor industri logam dasar, yang mencakup sekitar 42% dari total investasi. Industri ini mencakup kegiatan hilirisasi sumber daya alam, yang semakin menjadi fokus utama Indonesia dalam mengembangkan produk bernilai tambah. Selanjutnya, sektor transportasi, pergudangan, dan telekomunikasi mencatatkan investasi sebesar 23%. Ini menunjukkan bahwa Tiongkok juga melihat potensi besar di sektor infrastruktur dan teknologi komunikasi di Indonesia.
Namun, bukan hanya sektor besar yang menarik perhatian. Sektor listrik, gas, dan air juga mendapatkan porsi investasi yang signifikan, mencapai 8%. Bahkan, investasi di sektor properti dan kawasan industri juga menunjukkan tren yang positif, dengan total investasi yang mencapai lebih dari 2 miliar dolar AS. Ini menunjukkan bahwa Tiongkok semakin percaya diri dengan potensi jangka panjang pasar Indonesia.
Ketimpangan Investasi: Jawa vs Luar Jawa
Meskipun Jakarta sering menjadi pusat perhatian, sebagian besar investasi Tiongkok lebih banyak mengalir ke luar Pulau Jawa. Berdasarkan data yang ada, sekitar 67% investasi Tiongkok masuk ke luar Jawa, sedangkan 33% sisanya berada di Pulau Jawa. Ini menjadi bukti bahwa Tiongkok tidak hanya tertarik pada pusat-pusat ekonomi besar, tetapi juga melihat potensi luar Jawa yang semakin berkembang.
Sulawesi Tengah, misalnya, menjadi lokasi dengan investasi terbesar, yaitu sekitar 12,54 miliar dolar AS atau 37% dari total investasi Tiongkok. Jawa Barat mengikuti dengan investasi sebesar 7,19 miliar dolar AS, atau sekitar 21%. Maluku Utara dan Jakarta juga mencatatkan angka signifikan, menunjukkan bahwa investasi Tiongkok semakin terdiversifikasi dan tidak hanya terpusat di daerah-daerah utama seperti Jakarta dan Surabaya.