Money - Pada akhir pekan lalu, Indonesia mencatatkan sebuah langkah besar dalam dunia investasi internasional. Presiden Prabowo Subianto baru saja membawa pulang investasi bernilai fantastis---sekitar Rp157 triliun---dari kunjungannya ke China. Angka yang luar biasa besar ini tidak hanya menjadi headline berita, tetapi juga membuka babak baru dalam hubungan ekonomi Indonesia dengan salah satu kekuatan besar dunia, China.
Tapi, apa sebenarnya yang membuat investasi ini begitu penting bagi Indonesia? Bagaimana kerjasama antara kedua negara bisa berdampak langsung pada perekonomian kita? Yuk, kita simak lebih dalam!
"Presiden Prabowo bawa investasi Rp157 triliun dari China, melibatkan 20 perusahaan dalam sektor manufaktur, kesehatan, dan sumber daya alam."
Angka Fantastis yang Membuat Dunia Terperangah
Investasi sebesar US$10,07 miliar atau sekitar Rp157 triliun bukan angka yang bisa dianggap remeh. Untuk memberikan gambaran, jumlah ini setara dengan lebih dari separuh anggaran negara Indonesia untuk satu tahun! Angka ini bahkan lebih besar dari total PDB beberapa negara di Asia Tenggara. Lalu, apa yang sebenarnya dibawa pulang oleh Presiden Prabowo?
Ini adalah hasil dari serangkaian nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani oleh perusahaan-perusahaan Indonesia dan China. Kegiatan ini juga didorong oleh Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) melalui Komite Tiongkok (KIKT) yang melibatkan 20 perusahaan dari kedua negara. Kerjasama ini mencakup beberapa sektor strategis, seperti manufaktur, kesehatan, hilirisasi sumber daya alam, ketahanan pangan, dan keuangan.
Mengapa Ini Penting bagi Indonesia?
Bagi Indonesia, investasi dari China ini adalah peluang emas yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Dalam banyak aspek, kerjasama ini tidak hanya mendatangkan uang, tetapi juga teknologi, pengetahuan, serta kemitraan jangka panjang yang bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia.
a. Sektor Manufaktur dan Hilirisasi
Investasi yang masuk di sektor manufaktur dan hilirisasi sumber daya alam dapat memberikan dorongan besar bagi industri dalam negeri. China, dengan kekuatan manufakturnya yang luar biasa, akan berperan sebagai mitra dalam mempercepat proses hilirisasi, yaitu pengolahan bahan mentah menjadi produk bernilai tambah. Ini penting, karena selama ini Indonesia banyak mengekspor bahan mentah tanpa mengolahnya lebih dulu, yang merugikan kita dalam jangka panjang.
b. Kesehatan dan Ketahanan Pangan
Sektor kesehatan dan ketahanan pangan juga menjadi bagian dari kesepakatan ini. Di tengah pandemi global dan tantangan ketahanan pangan yang semakin kompleks, kerjasama ini bisa membantu Indonesia mengakses teknologi medis yang lebih maju serta memperkuat pasokan pangan yang lebih stabil dan terjangkau.
c. Ekonomi Biru dan Sumber Daya Alam
China juga berkomitmen untuk bekerja sama dalam pengelolaan ekonomi biru (blue economy), yang mengedepankan pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan. Selain itu, kerjasama di bidang sumber daya mineral dan mineral hijau juga sangat relevan, mengingat Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah, namun seringkali belum dimanfaatkan secara optimal.
Prabowo: "Kita Terbuka untuk Semua"
Dalam pidatonya di Indonesia-China Business Forum 2024 yang berlangsung di Beijing, Prabowo menegaskan bahwa Indonesia siap bekerja sama dengan negara manapun yang memiliki niat baik. Dia juga menyampaikan bahwa Indonesia selalu menghormati semua kekuatan besar dunia dan bahwa perdamaian adalah kunci untuk mencapai kemakmuran. Dengan semangat yang terbuka ini, Prabowo ingin memastikan bahwa Indonesia tidak hanya bergantung pada satu negara atau satu kekuatan ekonomi.