Mohon tunggu...
Tiyarman Gulo
Tiyarman Gulo Mohon Tunggu... Full Time Blogger - SEO Specialist

Menulis adalah jalan cuanku!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Nasib "Kurikulum Merdeka" Pasca Kemendikbudristek Dipecah

24 Oktober 2024   11:39 Diperbarui: 24 Oktober 2024   11:46 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nasib 'Kurikulum Merdeka' Pasca Kemendikbudristek Dipecah | image by pikiran rakyat

Tiyarman Gulo - Pendidikan adalah fondasi utama bagi perkembangan suatu bangsa. Di Indonesia, upaya untuk memperbaiki sistem pendidikan telah dilakukan melalui berbagai kebijakan, salah satunya adalah Kurikulum Merdeka. 

Namun, perubahan besar terjadi ketika Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dipecah menjadi tiga kementerian: Kementerian Pendidikan, Kementerian Kebudayaan, dan Kementerian Riset dan Teknologi. 

Pertanyaannya adalah, bagaimana nasib Kurikulum Merdeka setelah perubahan ini? Apakah pemecahan kementerian akan menguntungkan atau justru merugikan kelangsungan kurikulum yang telah diimplementasikan?

"Pemecahan Kemendikbudristek menjadi tiga kementerian memengaruhi masa depan Kurikulum Merdeka, perlu evaluasi untuk kelanjutannya."

Latar Belakang Pemecahan Kementerian

Pemecahan Kemendikbudristek menjadi tiga kementerian bukanlah keputusan yang diambil secara sembarangan. Ada alasan mendasar di balik langkah ini, yaitu untuk meningkatkan fokus dan efisiensi dalam masing-masing sektor. 

Dengan adanya kementerian yang terpisah, diharapkan masing-masing kementerian dapat lebih spesifik dalam menangani isu-isu yang berkaitan dengan pendidikan, budaya, dan riset:

  1. Dengan banyaknya tanggung jawab yang harus diurus oleh satu kementerian, ada risiko bahwa tidak semua aspek dapat ditangani dengan baik. Dengan pemecahan ini, setiap kementerian bisa fokus pada bidangnya masing-masing.

  2. Pendidikan, kebudayaan, dan riset memiliki kebutuhan dan tantangan yang berbeda. Pemisahan ini memberikan kesempatan untuk merancang kebijakan yang lebih sesuai dengan karakteristik masing-masing bidang.

  3. Dengan tiga kementerian, diharapkan proses pengambilan keputusan akan lebih cepat dan responsif terhadap dinamika yang terjadi di lapangan.

Kurikulum Merdeka, Apa dan Kenapa?

Nasib 'Kurikulum Merdeka' Pasca Kemendikbudristek Dipecah | image by pikiran rakyat
Nasib 'Kurikulum Merdeka' Pasca Kemendikbudristek Dipecah | image by pikiran rakyat
Sebelum membahas lebih jauh tentang nasib Kurikulum Merdeka setelah pemecahan kementerian, penting untuk memahami apa itu Kurikulum Merdeka dan apa tujuan serta keuntungannya.

Kurikulum Merdeka adalah kebijakan pendidikan yang dirancang untuk memberikan keleluasaan bagi sekolah dalam menentukan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa. 

Kurikulum ini mengutamakan pengembangan kompetensi siswa, bukan hanya fokus pada penguasaan materi:

  1. Kurikulum ini memberi kebebasan kepada sekolah untuk menentukan cara dan metode pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

  2. Pendekatan ini mengutamakan pengalaman belajar yang relevan dan kontekstual bagi siswa, membuat proses belajar lebih menyenangkan.

  3. Kurikulum Merdeka juga berfokus pada pengembangan karakter dan keterampilan sosial siswa, yang sangat penting di era modern ini.

Nasib Kurikulum Merdeka Setelah Pemecahan Kementerian

Setelah pemecahan Kemendikbudristek, masa depan Kurikulum Merdeka menjadi salah satu topik utama yang dibahas. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Abdul Muti, menegaskan pentingnya evaluasi terhadap kebijakan ini. 

Mari kita telaah beberapa aspek penting terkait nasib Kurikulum Merdeka ke depannya.

Evaluasi adalah langkah yang sangat penting untuk mengetahui sejauh mana Kurikulum Merdeka berhasil meningkatkan mutu pendidikan. 

Sejak diterapkan, banyak sekolah yang sudah mulai beradaptasi dengan kurikulum ini, namun tantangan tetap ada. Misalnya, ada guru yang merasa kurang siap dan terlatih untuk menerapkan metode pengajaran yang baru:

  1. Kementerian Pendidikan perlu melakukan penelitian dan pengukuran yang lebih mendalam untuk mengetahui sejauh mana kurikulum ini dapat meningkatkan prestasi siswa.

  2. Pelatihan dan pengembangan bagi guru sangat penting agar mereka bisa menerapkan Kurikulum Merdeka dengan baik. Tanpa adanya dukungan ini, efektivitas kurikulum bisa terhambat.

Salah satu faktor kunci dalam keberhasilan Kurikulum Merdeka adalah keterlibatan berbagai pihak, mulai dari pemerintah, sekolah, guru, orang tua, hingga siswa. Setiap pihak memiliki peran penting dalam implementasi kurikulum:

  1. Kementerian Pendidikan perlu memberikan dukungan penuh, baik dari segi kebijakan, anggaran, maupun pelatihan.

  2. Sekolah harus aktif dalam mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan karakteristik siswa mereka, termasuk memilih metode yang paling efektif untuk diterapkan.

  3. Keterlibatan orang tua dalam mendukung proses belajar anak di rumah sangat penting untuk memastikan keberhasilan kurikulum.

  4. Siswa juga harus diberikan kesempatan untuk berkontribusi dalam proses pembelajaran. Pendekatan yang inklusif ini bisa membuat mereka merasa lebih berdaya dan terlibat.

Plus Minus Adanya Tiga Kementerian Baru

Plus

  1. Dengan pemecahan ini, masing-masing kementerian bisa fokus pada pengembangan kebijakan yang lebih mendalam dan spesifik sesuai bidangnya.

  2. Dengan adanya kementerian yang lebih khusus, diharapkan akan ada lebih banyak inovasi dalam pengembangan teknologi pendidikan yang mendukung Kurikulum Merdeka.

  3. Masing-masing kementerian dapat melakukan monitoring dan evaluasi kebijakan dengan lebih efektif, yang akan berdampak positif pada kualitas pendidikan.

Minus

  1. Dengan adanya tiga kementerian, ada risiko munculnya kebijakan yang tidak konsisten, yang dapat membingungkan sekolah-sekolah dalam menerapkan kurikulum.

  2. Sekolah mungkin harus beradaptasi dengan kebijakan dari beberapa kementerian, yang bisa menambah beban administratif dan memperlambat proses pengambilan keputusan.

  3. Pemecahan ini berpotensi menyebabkan fragmentasi dalam sistem pendidikan, di mana tidak ada keselarasan antara kebijakan pendidikan, kebudayaan, dan riset.

Urgensi Melanjutkan Kurikulum Merdeka

Penting untuk mempertimbangkan urgensi melanjutkan Kurikulum Merdeka setelah pemecahan kementerian. Sejauh ini, kurikulum ini telah memberikan peluang bagi banyak sekolah untuk beradaptasi dengan perubahan zaman. 

Namun, hal ini juga harus diimbangi dengan dukungan yang memadai.

Kurikulum Merdeka perlu dilanjutkan jika:

  1. Jika evaluasi menunjukkan bahwa kurikulum ini berhasil meningkatkan mutu pendidikan, maka sudah tentu harus dilanjutkan.

  2. Dukungan dari kementerian, baik dari segi anggaran, pelatihan, maupun fasilitas pendidikan harus ada agar implementasi kurikulum bisa berjalan lancar.

  3. Sekolah dan guru harus siap untuk menerapkan kurikulum ini. Tanpa kesiapan yang matang, tujuan dari Kurikulum Merdeka bisa sulit tercapai.

Penutup

Pemecahan Kemendikbudristek menjadi tiga kementerian membawa tantangan sekaligus peluang baru bagi dunia pendidikan di Indonesia. 

Nasib Kurikulum Merdeka sangat tergantung pada bagaimana kementerian-kementerian baru ini dapat berkolaborasi dan mengevaluasi kebijakan yang ada. 

Penting bagi semua pihak untuk tetap fokus pada tujuan utama, yaitu meningkatkan kualitas pendidikan untuk generasi mendatang.

Dengan adanya dukungan yang tepat dan kolaborasi yang baik antar semua stakeholder, Kurikulum Merdeka memiliki potensi besar untuk menjadi solusi dalam menghadapi tantangan pendidikan di era modern. 

Mari kita tunggu dan lihat bagaimana langkah-langkah selanjutnya akan diambil, serta berharap bahwa setiap keputusan yang diambil dapat memberikan dampak positif bagi kemajuan pendidikan di Indonesia.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun