Pendidikan adalah fondasi utama bagi perkembangan suatu bangsa. Di Indonesia, upaya untuk memperbaiki sistem pendidikan telah dilakukan melalui berbagai kebijakan, salah satunya adalah Kurikulum Merdeka.Â
Tiyarman Gulo -Namun, perubahan besar terjadi ketika Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dipecah menjadi tiga kementerian: Kementerian Pendidikan, Kementerian Kebudayaan, dan Kementerian Riset dan Teknologi.Â
Pertanyaannya adalah, bagaimana nasib Kurikulum Merdeka setelah perubahan ini? Apakah pemecahan kementerian akan menguntungkan atau justru merugikan kelangsungan kurikulum yang telah diimplementasikan?
"Pemecahan Kemendikbudristek menjadi tiga kementerian memengaruhi masa depan Kurikulum Merdeka, perlu evaluasi untuk kelanjutannya."
Latar Belakang Pemecahan Kementerian
Pemecahan Kemendikbudristek menjadi tiga kementerian bukanlah keputusan yang diambil secara sembarangan. Ada alasan mendasar di balik langkah ini, yaitu untuk meningkatkan fokus dan efisiensi dalam masing-masing sektor.Â
Dengan adanya kementerian yang terpisah, diharapkan masing-masing kementerian dapat lebih spesifik dalam menangani isu-isu yang berkaitan dengan pendidikan, budaya, dan riset:
Dengan banyaknya tanggung jawab yang harus diurus oleh satu kementerian, ada risiko bahwa tidak semua aspek dapat ditangani dengan baik. Dengan pemecahan ini, setiap kementerian bisa fokus pada bidangnya masing-masing.
Pendidikan, kebudayaan, dan riset memiliki kebutuhan dan tantangan yang berbeda. Pemisahan ini memberikan kesempatan untuk merancang kebijakan yang lebih sesuai dengan karakteristik masing-masing bidang.
Dengan tiga kementerian, diharapkan proses pengambilan keputusan akan lebih cepat dan responsif terhadap dinamika yang terjadi di lapangan.
Kurikulum Merdeka, Apa dan Kenapa?
Sebelum membahas lebih jauh tentang nasib Kurikulum Merdeka setelah pemecahan kementerian, penting untuk memahami apa itu Kurikulum Merdeka dan apa tujuan serta keuntungannya.