Mohon tunggu...
Tiyarman Gulo
Tiyarman Gulo Mohon Tunggu... Full Time Blogger - SEO Specialist

Menulis adalah jalan cuanku!

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dear Gen-Z dan Milenial, Jangan Sampai Kamu Doom Spending!

2 Oktober 2024   10:04 Diperbarui: 2 Oktober 2024   10:07 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dear Gen-Z dan Milenial, Jangan Sampai Kamu Doom Spending! | image by cnbc

Tiyarman Gulo - Halo, teman-teman! Di era yang penuh ketidakpastian ini, tidak jarang kita merasa cemas, terutama terkait kondisi ekonomi yang semakin memburuk. Apakah kamu juga merasakannya? Jika iya, kamu tidak sendirian! Banyak orang mengalami hal yang sama. Namun, satu kebiasaan yang perlu kamu waspadai adalah doom spending.

"Doom spending adalah kebiasaan belanja berlebihan untuk mengatasi stres, yang dapat merugikan keuangan dan mental."

Apa Itu Doom Spending?

Doom spending adalah kebiasaan berbelanja berlebihan yang dilakukan sebagai cara untuk mengatasi stres, cemas, atau ketidakpastian yang dialami. Ketika perasaan cemas melanda, banyak dari kita cenderung berbelanja sebagai bentuk pelarian. Sederhananya, kita merasa bahwa dengan membeli sesuatu, kita bisa mendapatkan kebahagiaan sesaat atau mengalihkan perhatian dari masalah yang dihadapi.

Namun, berbelanja tidak selalu menjadi solusi yang baik. Setelah beberapa waktu, kamu mungkin akan merasakan dampak negatif dari kebiasaan ini, seperti rasa bersalah, penyesalan, dan tentunya, dampak finansial yang kurang menyenangkan.

Tanda-Tanda Kamu Sedang Doom Spending

Dear Gen-Z dan Milenial, Jangan Sampai Kamu Doom Spending! | image by jambiindependent.bacakoran
Dear Gen-Z dan Milenial, Jangan Sampai Kamu Doom Spending! | image by jambiindependent.bacakoran

Cobalah untuk introspeksi sejenak. Setelah berbelanja, bagaimana perasaanmu? Berikut adalah beberapa tanda bahwa kamu mungkin sedang terjebak dalam doom spending:

  1. Kamu membeli barang hanya karena ingin, bukan karena benar-benar membutuhkannya.

  2. Setelah berbelanja, muncul rasa penyesalan yang mendalam, terutama ketika melihat saldo rekeningmu.

  3. Setiap kali stres atau cemas, kamu langsung merasa perlu berbelanja untuk merasa lebih baik.

  4. Kamu membeli barang mahal atau brand tertentu hanya untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain, bukan karena kamu benar-benar menyukainya.

Dampak Doom Spending

Jika tidak segera ditangani, doom spending bisa berdampak serius pada kondisi keuanganmu. Berikut beberapa konsekuensi yang mungkin kamu alami:

  • Pengeluaran yang tidak terencana dapat mengakibatkan defisit dalam anggaran bulananmu. Jika ini terus berlanjut, bisa berujung pada utang yang sulit dilunasi.

  • Ironisnya, cara kamu mencoba mengatasi stres malah menambah beban stresmu. Ketika menyadari bahwa kamu memiliki utang atau pengeluaran yang tidak perlu, kecemasanmu bisa meningkat.

  • Menghadapi masalah keuangan yang diakibatkan oleh doom spending bisa membuatmu merasa tidak berdaya dan kehilangan kendali atas hidupmu.

Cara Menghindari Doom Spending

Sekarang, mari kita bahas beberapa cara untuk menghindari doom spending. Berikut adalah tips yang bisa kamu terapkan dalam kehidupan sehari-hari:

  1. Cobalah untuk mencatat saat-saat ketika kamu merasa ingin berbelanja. Apakah itu saat kamu stres, bosan, atau sedih? Dengan mengenali pemicunya, kamu bisa mencari cara lain untuk mengatasi perasaan tersebut.

  2. Menyusun anggaran bisa menjadi langkah penting untuk mengendalikan pengeluaran. Tentukan berapa banyak yang bisa kamu alokasikan untuk belanja setiap bulan, dan patuhi batasan tersebut.

  3. Saat kamu merasa ingin membeli sesuatu, cobalah untuk menunda keputusan itu selama 24 jam. Dalam waktu itu, pikirkan kembali apakah barang tersebut benar-benar perlu.

  4. Alih-alih belanja impulsif, jadwalkan waktu khusus untuk berbelanja. Ini akan membuatmu lebih sadar dan terencana dalam berbelanja.

  5. Buatlah daftar belanja sebelum pergi ke toko atau berbelanja online. Fokuslah pada barang-barang yang memang kamu butuhkan, bukan yang hanya sekadar menarik perhatian.

  6. Jika memungkinkan, pilihlah untuk menyewa barang daripada membeli. Selain itu, pertimbangkan untuk membeli barang bekas yang masih dalam kondisi baik.

  7. Temukan cara lain untuk mengatasi stres, seperti berolahraga, berkumpul dengan teman, atau menekuni hobi baru. Pengalaman positif sering kali lebih memuaskan daripada barang-barang material.

Pentingnya Mindfulness dalam Belanja

Mindfulness atau kesadaran diri dalam berbelanja sangat penting. Cobalah untuk lebih sadar terhadap keputusan yang kamu ambil. Sebelum membeli, tanyakan pada dirimu sendiri:

  • Apakah saya benar-benar membutuhkannya?
  • Bagaimana perasaan saya setelah membeli ini?
  • Apakah ada alternatif yang lebih baik?

Dengan menanamkan sikap mindful, kamu bisa membuat keputusan yang lebih bijaksana dan mengurangi kemungkinan terjebak dalam doom spending.

Pertimbangan Sebelum Membeli

Sebelum memutuskan untuk membeli sesuatu, penting untuk mempertimbangkan beberapa faktor:

  1. Apakah barang ini benar-benar kamu butuhkan? Jika tidak, mungkin lebih baik untuk menunda pembelian.

  2. Apakah kamu memiliki cukup dana untuk membeli barang tersebut tanpa mengganggu anggaran bulananmu?

  3. Apakah barang ini berkualitas baik dan dapat bertahan lama? Barang yang lebih mahal namun tahan lama sering kali lebih ekonomis dalam jangka panjang.

  4. Sebelum membeli, cari tahu pendapat orang lain tentang produk tersebut. Ulasan positif dapat memberi gambaran tentang kualitas barang.

Opini tentang Ekonomi dan Daya Beli

Bicara tentang ekonomi saat ini, kita tahu bahwa banyak orang, khususnya kelas menengah, yang merasakan dampak langsung dari inflasi dan biaya hidup yang terus meningkat. Hal ini membuat kita perlu lebih bijak dalam berbelanja dan mengelola keuangan.

Kelas menengah sering kali menjadi tulang punggung perekonomian. Namun, dengan daya beli yang menurun, banyak dari kita yang terpaksa harus memotong pengeluaran dan mencari cara untuk bertahan hidup. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk saling mendukung dan berbagi tips agar bisa mengelola keuangan dengan lebih baik.

Ayo Berbagi Pengalaman!

Sekarang, saatnya kamu berbagi! Apakah kamu punya pengalaman atau tips terkait doom spending? Bagaimana cara kamu mengatasi kecemasan finansial? Mari tuliskan di kolom komentar! Ingat, kita semua berjuang di tengah situasi ini. Dengan saling berbagi, kita bisa menemukan solusi dan mendukung satu sama lain.

Kesimpulan

Doom spending adalah perilaku yang bisa berbahaya bagi keuanganmu. Namun, dengan mengenali tanda-tanda dan mengadopsi kebiasaan belanja yang lebih sehat, kamu bisa menghindarinya. Ingatlah bahwa belanja boleh, tapi bijak dalam berbelanja adalah kunci untuk menghindari masalah finansial di masa depan.

Mari kita sama-sama berusaha menjadi lebih baik dan bijak dalam mengelola keuangan! Selalu ingat, kesehatan mental dan finansial itu penting, dan kamu tidak sendirian dalam perjalanan ini.

Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan menginspirasi kamu untuk lebih bijak dalam berbelanja. Jika ada pertanyaan atau ingin berdiskusi lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi!.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun