Secara umum, presiden memiliki pengaruh terbatas langsung terhadap inflasi karena inflasi adalah hasil dari kekuatan ekonomi makro yang lebih besar seperti penawaran dan permintaan. Namun, presiden dapat mempengaruhi inflasi melalui kebijakan ekonomi mereka. Salah satu alat utama yang mempengaruhi inflasi adalah Federal Reserve, yang menetapkan kebijakan moneter untuk menjaga inflasi tetap di sekitar target 2%.
Rencana Ekonomi Donald Trump
Mantan Presiden Donald Trump, yang berusaha untuk kembali ke kursi kepresidenan, memiliki beberapa rencana untuk menangani inflasi, meskipun beberapa dari rencananya mungkin tidak langsung mengatasi masalah inflasi itu sendiri. Salah satu strategi utamanya adalah memfokuskan pada peningkatan produksi energi domestik.
1. Peningkatan Produksi Energi
Trump telah mengusulkan untuk meningkatkan produksi minyak dan gas di Amerika Serikat dengan slogan "Drill, Baby, Drill." Sementara Amerika Serikat sudah menjadi salah satu produsen minyak dan gas terbesar di dunia, ada batasan pada seberapa cepat dan efektif kebijakan ini dapat mengatasi inflasi. Proses pengeboran dan produksi energi memerlukan waktu yang lama, dan pengaruhnya terhadap harga energi mungkin tidak segera terasa.
2. Pengurangan Regulasi
Trump juga mendukung pengurangan regulasi yang dianggap membatasi produksi dan inovasi. Mengurangi regulasi dapat mempermudah bisnis untuk beroperasi, tetapi pengaruh langsungnya terhadap inflasi mungkin terbatas.
3. Pengenaan Tarif
Trump telah membicarakan rencana untuk mengenakan tarif yang tinggi pada impor, termasuk tarif 10% yang mungkin akan diberlakukan secara umum. Meskipun tarif dapat mempengaruhi harga barang-barang impor, mereka juga dapat menambah biaya bagi konsumen dan produsen yang bergantung pada barang impor. Dampak jangka panjang dari kebijakan tarif ini terhadap inflasi dapat bervariasi tergantung pada bagaimana negara-negara mitra dagang merespons.
Kinerja Ekonomi Trump di Masa Lalu
Selama masa kepresidenannya sebelumnya, Trump mewarisi ekonomi yang relatif stabil dari Presiden Barack Obama. Pemerintahannya memperkenalkan pemotongan pajak besar-besaran yang memacu pertumbuhan ekonomi dan merangsang pasar saham. Namun, pemotongan pajak ini juga meningkatkan defisit dan utang nasional, yang berpotensi mempengaruhi kebijakan fiskal dan bunga jangka panjang.
Rencana Ekonomi Kamala Harris
Sebagai calon presiden dari Partai Demokrat, Kamala Harris memiliki pendekatan yang berbeda dalam menangani inflasi dan masalah ekonomi secara umum.
1. Subsidi dan Kredit Pajak
Harris telah mengusulkan berbagai subsidi dan kredit pajak untuk membantu keluarga dengan anak-anak dan pembeli rumah pertama kali. Misalnya, dia menawarkan kredit pajak anak yang lebih besar dan kredit pembeli rumah sebesar $25.000. Meskipun ini dapat membantu keluarga dengan pendapatan rendah dan menengah, mereka mungkin juga meningkatkan permintaan, yang pada gilirannya dapat mendorong harga lebih tinggi.
2. Subsidi Perumahan
Harris juga mendukung subsidi untuk pembangunan perumahan yang lebih terjangkau. Dengan memberikan insentif kepada pengembang untuk membangun rumah starter, dia berharap dapat meningkatkan pasokan perumahan dan mengurangi tekanan harga di pasar perumahan. Namun, dampak kebijakan ini mungkin memerlukan waktu untuk terlihat, dan permintaan yang meningkat juga bisa mendorong harga rumah lebih tinggi.
3. Penanganan Harga yang Tidak Wajar
Salah satu proposal Harris adalah mengatasi penetapan harga yang tidak wajar atau "price gouging". Dia telah mengusulkan untuk menerapkan tindakan yang mirip dengan undang-undang negara bagian yang melarang kenaikan harga secara drastis setelah bencana alam. Namun, tanpa definisi yang jelas dan tindakan konkret, sulit untuk menilai seberapa besar dampaknya terhadap inflasi secara keseluruhan.
Perbandingan Pendekatan Trump dan Harris
Pendekatan Trump cenderung lebih fokus pada kebijakan yang mengurangi regulasi dan mendorong produksi energi, sementara pendekatan Harris lebih berorientasi pada subsidi dan bantuan langsung kepada keluarga serta pengembangan perumahan. Kedua pendekatan memiliki potensi dampak yang berbeda terhadap inflasi dan ekonomi secara umum.