inflasi dan dampaknya terhadap ekonomi pribadi.Â
Pada hari Minggu, 15 September 2024, Wall Street Journal memperkenalkan edisi khusus dari podcast "Your Money Briefing" yang membahas topik penting dalam pemilihan presiden 2024:Dengan harga yang terus meningkat, inflasi telah menjadi perhatian utama bagi banyak pemilih menjelang pemilihan mendatang.Â
Edisi kali ini, yang merupakan bagian pertama dari seri "Your Money, Your Vote," membahas bagaimana rencana ekonomi yang diusulkan oleh mantan Presiden Donald Trump dan Wakil Presiden Kamala Harris dapat mempengaruhi keuangan pribadi Anda.Â
Mari kita teliti lebih dalam bagaimana masing-masing kandidat berencana mengatasi masalah inflasi dan dampaknya terhadap perekonomian.
Latar Belakang Inflasi dan Dampaknya
Inflasi telah menjadi salah satu isu paling mendesak dalam pemilihan presiden 2024. Meskipun tingkat inflasi telah menurun dari puncaknya, banyak warga Amerika masih merasakan dampak dari harga yang tinggi. Kenaikan harga barang-barang dasar seperti makanan dan bahan bakar memengaruhi anggaran rumah tangga sehari-hari.Â
Untuk memberikan konteks, mari kita lihat lebih dalam mengenai apa yang menyebabkan inflasi dan bagaimana hal ini mempengaruhi kehidupan sehari-hari.
Inflasi merupakan proses di mana harga barang dan jasa meningkat seiring waktu, mengurangi daya beli uang. Pada puncaknya beberapa tahun lalu, inflasi mencapai angka 9%, namun saat ini telah sedikit menurun.Â
Meskipun begitu, harga-harga tetap sekitar 20% lebih tinggi dibandingkan saat Presiden Joe Biden memulai masa jabatannya pada awal 2021. Kenaikan harga ini dirasakan secara nyata di berbagai sektor, dari bahan pangan hingga biaya perumahan.
Kondisi Ekonomi dan Penyebab Inflasi
Untuk memahami bagaimana kebijakan calon presiden dapat mempengaruhi inflasi, penting untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan inflasi meningkat. Salah satu penyebab utama inflasi adalah ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan.Â
Selama pandemi COVID-19, rantai pasokan global mengalami gangguan signifikan. Banyak sektor, termasuk otomotif, mengalami kekurangan komponen penting seperti semikonduktor. Selain itu, lonjakan permintaan karena stimulus fiskal dan penurunan suku bunga juga turut berkontribusi pada inflasi tinggi.
Invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022 juga menambah tekanan inflasi global dengan meningkatkan harga energi, terutama minyak dan gas. Dengan gangguan pasokan yang luas, banyak barang dan jasa mengalami kenaikan harga yang tajam.