Mohon tunggu...
Tiyarman Gulo
Tiyarman Gulo Mohon Tunggu... Full Time Blogger - SEO Specialist

Menulis adalah jalan cuanku!

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Benarkah Pelabelan Kandungan Gula Bisa Selamatkan Kesehatan Kita?

26 Juli 2024   13:26 Diperbarui: 26 Juli 2024   13:29 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan Konsumen: Tanpa pemahaman yang tepat, label mungkin tidak banyak membantu. Konsumen perlu diberikan edukasi tentang pentingnya mengurangi konsumsi gula dan bagaimana membaca label nutrisi dengan benar. Kampanye edukasi yang efektif sangat diperlukan untuk mendukung pelabelan ini.

  • Kebiasaan dan Preferensi: Kebiasaan makan dan preferensi rasa yang sudah terbentuk bisa sulit diubah hanya dengan informasi label. Konsumen mungkin masih cenderung memilih produk dengan rasa manis meskipun sudah mengetahui kandungan gula yang tinggi.

  • Harga dan Aksesibilitas: Produk dengan kandungan gula rendah mungkin lebih mahal atau kurang tersedia di pasar. Hal ini bisa menjadi kendala bagi konsumen yang ingin mengurangi konsumsi gula namun terkendala oleh harga dan ketersediaan produk yang lebih sehat.

  • Peran Edukasi Masyarakat

    Edukasi masyarakat memainkan peran yang sangat penting dalam menekan konsumsi gula berlebihan. Pelabelan saja mungkin tidak cukup tanpa dukungan edukasi yang memadai. Beberapa langkah edukasi yang bisa diambil antara lain:

    1. Kampanye Kesadaran: Melakukan kampanye kesadaran secara luas untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang bahaya konsumsi gula berlebihan. Kampanye ini bisa dilakukan melalui berbagai media seperti televisi, radio, media sosial, dan poster di tempat-tempat umum.

    2. Informasi Nutrisi: Memberikan informasi yang lebih mendalam tentang bagaimana membaca label nutrisi dan memahami dampak kesehatan dari gula. Konsumen perlu diajarkan cara mengenali dan menghitung asupan gula harian mereka agar dapat membuat keputusan yang lebih sehat.

    3. Program Sekolah: Mengintegrasikan edukasi tentang gizi dan kesehatan ke dalam kurikulum sekolah. Anak-anak perlu diajarkan sejak dini tentang pentingnya mengatur asupan gula dan memilih makanan yang sehat. Program ini bisa mencakup pelajaran tentang membaca label nutrisi, membuat makanan sehat, dan memahami dampak jangka panjang dari konsumsi gula berlebihan.

    4. Pelatihan Kesehatan: Menyediakan pelatihan kesehatan bagi masyarakat yang mencakup informasi tentang diet seimbang, pengelolaan berat badan, dan pencegahan penyakit terkait gula. Pelatihan ini bisa dilakukan oleh tenaga kesehatan, ahli gizi, atau lembaga kesehatan masyarakat.

    Apakah Pelabelan Saja Cukup?

    Meskipun pelabelan merupakan langkah yang baik, pelabelan saja mungkin tidak cukup untuk mengubah perilaku konsumsi secara signifikan. Beberapa alasan mengapa pelabelan mungkin tidak cukup antara lain:

    1. Kebiasaan dan Preferensi: Kebiasaan makan dan preferensi rasa yang sudah terbentuk bisa sulit diubah hanya dengan informasi label. Konsumen mungkin masih cenderung memilih produk dengan rasa manis meskipun sudah mengetahui kandungan gula yang tinggi. Mengubah kebiasaan makan membutuhkan waktu dan usaha yang konsisten.

    2. Harga dan Aksesibilitas: Produk dengan kandungan gula rendah mungkin lebih mahal atau kurang tersedia di pasar. Hal ini bisa menjadi kendala bagi konsumen yang ingin mengurangi konsumsi gula namun terkendala oleh harga dan ketersediaan produk yang lebih sehat.

    3. HALAMAN :
      1. 1
      2. 2
      3. 3
      Mohon tunggu...

      Lihat Konten Healthy Selengkapnya
      Lihat Healthy Selengkapnya
      Beri Komentar
      Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

      Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun