Olahraga adalah kegiatan yang dianggap sebagian besar orang sebagai cara untuk meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup secara keseluruhan. Namun, di balik manfaatnya yang begitu besar, terdapat risiko yang mungkin tidak terpikirkan oleh banyak orang: risiko mengalami kejadian fatal seperti henti jantung saat sedang berolahraga. Kasus yang baru-baru ini terjadi pada Zhang Zhi Jie, pebulutangkis muda asal China yang kolaps saat berlaga di Kejuaraan Bulutangkis Asia Junior 2024, adalah sebuah pengingat keras akan potensi bahaya yang terkait dengan aktivitas fisik yang intens.
Mengapa Bisa Terjadi Henti Jantung saat Berolahraga?
1. Kelainan Jantung Bawaan atau Tersembunyi
Salah satu penyebab utama henti jantung saat berolahraga adalah adanya kelainan jantung yang tidak terdeteksi sebelumnya. Meskipun seseorang mungkin merasa sehat dan bugar, beberapa kelainan seperti kelainan struktural jantung atau gangguan irama jantung bisa menjadi faktor risiko yang signifikan.
2. Hipertrofi Kardiak
Hipertrofi kardiak adalah kondisi di mana otot jantung mengalami penebalan atau pembesaran yang tidak normal. Hal ini dapat terjadi sebagai respons terhadap latihan yang terlalu intens dan terus-menerus. Hipertrofi ini bisa menyebabkan gangguan irama jantung yang berujung pada henti jantung.
3. Penggunaan Doping atau Suplemen yang Tidak Aman
Di dunia olahraga, penggunaan doping atau suplemen yang tidak terkontrol secara ketat bisa menjadi risiko tersendiri bagi kesehatan jantung atlet. Beberapa zat yang digunakan untuk meningkatkan performa bisa memiliki efek negatif pada sistem kardiovaskular.
4. Kondisi Lingkungan yang Ekstrim
Faktor lingkungan seperti suhu udara yang terlalu tinggi atau kelembaban yang tinggi juga dapat meningkatkan risiko kejadian henti jantung saat berolahraga. Ini karena kondisi tersebut dapat mempengaruhi regulasi suhu tubuh dan meningkatkan beban kerja pada jantung.
Mitos seputar Meninggal saat Berolahraga
1. Olahraga Ringan Tidak Memiliki Risiko
Salah satu kesalahpahaman umum adalah bahwa hanya olahraga yang sangat intens seperti maraton atau angkat besi yang memiliki risiko mengalami henti jantung. Kenyataannya, bahkan aktivitas fisik ringan seperti jogging atau bersepeda bisa menyebabkan masalah kesehatan serius jika tidak dilakukan dengan benar.
2. Hanya Orang Tertentu yang Rentan
Meskipun faktor genetik dan kondisi kesehatan sebelumnya bisa mempengaruhi risiko seseorang mengalami henti jantung, semua orang sebenarnya berpotensi mengalami kondisi ini, terutama jika tidak memperhatikan tanda-tanda bahaya dan tidak melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur.
Cara Mencegah Kejadian Henti Jantung saat Berolahraga
1. Pemeriksaan Kesehatan Rutin
Ini adalah langkah yang sangat penting, terutama bagi mereka yang berencana untuk meningkatkan intensitas olahraganya. Melakukan pemeriksaan jantung secara rutin dapat membantu mendeteksi kelainan atau kondisi yang mungkin meningkatkan risiko.
2. Pemanasan dan Pendinginan yang Tepat
Pemanasan sebelum berolahraga dan pendinginan setelahnya sangat penting untuk mempersiapkan dan mengembalikan tubuh ke keadaan normalnya. Ini membantu mengurangi stres pada jantung dan mencegah cedera.
3. Mengetahui Batas Kemampuan
Menghormati batas kemampuan tubuh sendiri dan tidak memaksakan diri terlalu keras adalah kunci untuk menjaga kesehatan jantung saat berolahraga. Jika merasa tidak enak badan atau mengalami gejala seperti sesak napas atau nyeri dada, segera berhenti dan istirahat.
4. Hidrasi yang Cukup
Minum cukup air sebelum, selama, dan setelah berolahraga membantu menjaga keseimbangan elektrolit dan mencegah dehidrasi, yang dapat mempengaruhi fungsi jantung.