Mohon tunggu...
Tiyarman Gulo
Tiyarman Gulo Mohon Tunggu... Full Time Blogger - SEO Specialist

Menulis adalah jalan cuanku!

Selanjutnya

Tutup

Money

Proyeksi Ekonomi Global 2024 dan Tantangannya

13 Juni 2024   20:28 Diperbarui: 13 Juni 2024   21:15 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proyeksi Ekonomi Global 2024 dan Tantangannya (Dok. inilah.com)

Setelah melewati badai pandemi COVID-19, dunia akhirnya melihat cahaya di ujung terowongan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang stabil pada tahun 2024 sekitar 2,6 persen. Namun, meskipun terdapat harapan untuk pemulihan, ketegangan geopolitik global dan suku bunga yang tetap tinggi masih menjadi bayang-bayang yang mengintai, mengingatkan kita akan kompleksitas kondisi ekonomi saat ini.

Pertumbuhan Ekonomi Global

Pertumbuhan ekonomi yang terjadi, terutama didorong oleh ekspansi ekonomi yang kokoh di Amerika Serikat (AS), memberikan dorongan optimisme untuk prospek global. Namun, angka ini tetap di bawah rata-rata pertumbuhan sebelum pandemi COVID-19, menunjukkan betapa besarnya dampak krisis tersebut terhadap perekonomian dunia. Bank Dunia melaporkan bahwa baik negara maju maupun berkembang diperkirakan akan tumbuh lebih lambat dibandingkan dekade sebelumnya.

Proyeksi ekonomi global untuk tahun 2024-2025 masih di bawah rata-rata pertumbuhan pada dekade sebelumnya di hampir 60 persen negara, yang mewakili lebih dari 80 persen populasi global. Di tengah-tengah eskalasi konflik yang terus meningkat, prospek di banyak negara yang rentan tetap terlihat suram.

Tantangan Pertumbuhan di Negara-Negara Berkembang

Negara-negara berkembang diproyeksikan untuk tumbuh rata-rata sebesar 4 persen pada tahun 2024-2025, meskipun sedikit lebih lambat dari tahun sebelumnya. Namun, tantangan tetap besar, terutama di negara-negara rentan yang menghadapi tingkat konflik dan kekerasan yang tinggi, di mana prospek pertumbuhan sangat tidak menentu.

Perlambatan Pertumbuhan Tiongkok dan Dampaknya

Tiongkok, sebagai salah satu kekuatan ekonomi utama dunia, diperkirakan akan mengalami perlambatan pertumbuhan pada tahun 2024, yang kemungkinan akan terus berlanjut pada tahun 2025-2026. Tantangan struktural yang dihadapi Tiongkok akan membebani pertumbuhan dalam waktu dekat.

Namun, jika kita mengesampingkan Tiongkok dari perhitungan, pertumbuhan negara-negara berkembang diproyeksikan meningkat menjadi 3,5 persen pada tahun 2024, yang kemudian akan menguat menjadi rata-rata 3,9 persen pada tahun 2025-2026. Ini didorong oleh berbagai faktor, termasuk penurunan inflasi, perbaikan kondisi keuangan, dan peningkatan permintaan eksternal.

Tantangan Global yang Harus Dihadapi

Tantangan terbesar tetap berada di negara-negara rentan, termasuk negara-negara berpendapatan rendah dan negara-negara yang terjebak dalam konflik dan kekerasan. Di sinilah upaya untuk membangun ketahanan ekonomi menjadi sangat penting, dengan fokus pada kebijakan yang mendukung pertumbuhan jangka panjang dan inklusif.

Potret Indonesia dan India

Menurut laporan Bank Dunia, Indonesia dan India adalah dua contoh negara yang menunjukkan kinerja ekonomi yang solid. Indonesia diharapkan akan mendapatkan manfaat dari pertumbuhan kelas menengah yang semakin kuat dan kebijakan ekonomi yang bijaksana, dengan pertumbuhan yang diproyeksikan mencapai 5,1 persen selama dua tahun ke depan.

India juga mengalami peningkatan dalam kondisi ekonomi, didukung oleh permintaan domestik yang kuat, investasi yang meningkat, dan sektor jasa yang berkembang pesat. Dengan pertumbuhan ekonomi yang diproyeksikan sekitar 6,7 persen per tahun hingga 2026, India berpotensi menjadi pemimpin pertumbuhan di wilayah Asia Selatan.

Tantangan dan Peluang Bagi Indonesia

Namun, meskipun proyeksi ekonomi Indonesia untuk tahun 2024 dan seterusnya menunjukkan pertumbuhan yang solid, masih ada beberapa risiko yang perlu diperhatikan. Potensi penurunan pendapatan riil masyarakat dan peningkatan biaya hidup dapat menghambat pertumbuhan ekonomi yang diharapkan. Oleh karena itu, pemerintah perlu mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menjaga daya beli masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Sektor jasa keuangan di Indonesia juga tetap stabil, memberikan dasar yang kuat untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Namun, stabilitas ini harus dijaga dengan hati-hati mengingat ketidakpastian global yang masih tinggi.

Dalam menghadapi tantangan ini, pemerintah Indonesia perlu berfokus pada kebijakan yang memperkuat ketahanan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Hal ini meliputi pengelolaan biaya hidup yang stabil, peningkatan akses terhadap layanan publik, dan pendorongan investasi yang berkelanjutan.

Dengan langkah-langkah ini, diharapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat tetap solid dan berkelanjutan dalam jangka panjang, memberikan manfaat bagi semua lapisan masyarakat. Namun, upaya ini memerlukan komitmen dan kerja sama dari semua pihak untuk mencapai kesuksesan bersama dalam menghadapi tantangan-tantangan global yang kompleks.(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun