Strategi ini sering digunakan oleh investor pasif. Mereka adalah investor yang tidak suka memantau aset setiap saat, dan keuntungan dari strategi ini adalah mereka tidak memerlukan keahlian dan pengalaman teknis.Â
Investor hanya perlu membeli Bitcoin saat harga sedang rendah, seperti pada level support yang menunjukkan kapan harga akan naik, dan memantau setiap berita yang dapat mempengaruhi pasar kripto.Â
Kemudian, jual kepemilikan Bitcoin Anda saat harga melonjak. Jika cara sederhana ini diterapkan dengan benar, aset digital bisa menjadi investasi yang menguntungkan.
Membeli Bitcoin Secara BertahapÂ
Selain menahan aset, investor juga dapat mengambil pendekatan yang lebih canggih dalam perdagangan mata uang kripto, yaitu buy-and-hold.Â
Di kalangan investor, strategi ini dikenal atau disebut dengan dollar cost averaging (DCA), sebuah metode pembelian aset secara bertahap.Â
Keuntungan dari pendekatan ini adalah investor tidak perlu khawatir tentang apakah Bitcoin berada di atas atau bawah.Â
Selain itu, investor tidak perlu mengeluarkan 100% dari uang yang ingin dibagikan, mereka dapat membayar dengan mencicil setiap bulan.Â
Misalnya, saat ini mitra bisnis memiliki uang tunai Rp 2.000.000, sehingga mitra bisnis dapat menyimpan bitcoin secara rutin selama 10 bulan atau sekitar Rp 200.000 per bulan.Â
Pendekatan ini diyakini dapat mengurangi risiko investasi dan menghindari waktu yang tidak tepat dan keputusan investasi yang ceroboh.Â
Kunci dari pendekatan Dollar Cost Averaging (DCA) adalah menjaga konsistensi Bitcoin secara teratur untuk mempermudah berinvestasi di Bitcoin setiap bulan, untuk dapat memanfaatkan metode perdagangan cryptocurrency melalui aplikasi.Â
Hanya dengan modal Rp 55.000, investor sudah bisa mulai berinvestasi Bitcoin di banyak aplikasi yang dijamin aman bagi setiap investor karena sudah terdaftar di Bappebti.