Mohon tunggu...
Tiyara27
Tiyara27 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Magister Program Studi Bahasa dan Sastra Arab UIN Sunan Kalijaga

Mahasiswi Prodi Bahasa dan Sastra, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya Hobi: membaca buku fiksi dan non-fiksi, terutama yang mengangkat isu mental, pendidikan, perempuan, sosial dan budaya. Selain itu, nonton drama Korea yang bergenre thriller dan menulis sajak-sajak.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Benarkah Semua Lagu Arab itu Islami?

15 Juli 2024   11:06 Diperbarui: 15 Juli 2024   11:18 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa tahun belakangan, lagu-lagu Arab banyak disukai oleh masyarakat Indonesia. Hal tersebut tampak pada banyaknya postingan foto dan video di media sosial yang menggunakan lagu Arab sebagai backsoundnya, selain itu tampak juga pada banyaknya masyarakat Indonesia yang meng-cover lagu Arab dan mempostingnya di media sosial seperti Tiktok dan Instagram. Lagu-lagu Arab banyak disukai karena senandungnya yang indah dan lagu-lagunya yang romantis.

Beberapa penyanyi Arab yang terkenal dan lagunya banyak disukai oleh masyarakat Indonesia yaitu Sherin Abdel Wahab dengan lagu-lagunya seperti Hobba Ghanna, Ala Baly, Sabry Aalil dan lain sebagainya. Selain itu ada juga Nancy Ajram dengan lagu terbarunya Alby Mehtas, Maher Zain dan masih banyak lagi penyanyi lainnya.

Lagu merupakan salah satu bentuk dari Adab (sastra) Arab. Secara garis besar sastra Arab (adab) terbagi menjadi dua jenis yaitu prosa dan syair. Syair Arab biasanya dibuat berdasarkan aturan dan terikat oleh timbangan (wazan) dan qafiyah, sebaliknya prosa tidak terikat dengan aturan rima dan metrik. Selain terikat oleh wazan dan qafiyah, syair Arab klasik juga memiliki tema-tema tertentu seperti ghazal, ritsa, madah dan lain sebagainya.

Sekarang pertanyaannya adalah apakah lagu Arab termasuk syair? Jawabannya tidak semua, jika pertanyaan ini ditujukan pada syair yang dibuat dengan aturan seperti wazan dan qafiyah, karena banyak lagu Arab tidak mengikuti atau tidak sesuai wazan yang terdapat dalam syair klasik. 

Namun, jika kita dengar dan perhatikan secara seksama beberapa sastra Arab yang berbentuk atau mirip dengan syair seperti nasyid, qasidah dan lagu Arab memiliki kesamaan rima (qafiyah) pada akhir setiap baitnya, hal tersebut merupakan salah satu bentuk estetika yang menyebabkan syair tersebut indah didengar.

Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah benar semua lagu Arab itu Islami? Selaras dengan banyaknya lagu Arab yang disukai oleh masyarakat Indonesia, polemik baru pun muncul. Banyak dari masyarakat kita yang mengira bahwa semua lagu Arab itu memuat nilai-nilai Islami dan merupakan bentuk pujian kepada nabi Muhammad SAW (shalawat) sehingga ditemukan di beberapa majelis shalawat yang menyanyikan lagu Arab. Namun, benarkah demikian?.

Sebagian besar lagu Arab yang sering kita dengar dan viral di media sosial belakangan, merupakan lagu-lagu romantis, yang sebenarnya sama sekali tidak memuat nilai-nilai Islami dan bukan sholawat. Beberapa lagu Arab yang viral belakangan seperti Hobba ghanna, Ala baly, Shabry Aalil dan beberapa lagu Arab lainnya merupakan lagu pop Arab yang dinyanyikan oleh Sherine Abdel Wahab. Sherine merupakan penyanyi sekaligus aktris berkebangsaan Mesir. 

Lagu-lagu sherine merupakan lagu-lagu romantis atau percintaan antara laki-laki dan perempuan. Begitu pula dengan lagu Arab viral lainnya seperti Haga Mestakhabeya atau yang sering kita kenal dengan Habbitak, Albi Mehtas dan beberapa lagu Arab lainnya. Semua lagu-lagu tersebut merupakan lagu romantis.

Beberapa ulama' dan pakar bahasa Arab di Indonesia turut mengkritik fenomena yang menyanyikan lagu Arab di majelis-majelis sholawat. Salah satunya Habib Bidin Assegaf yang merupakan pemimpin majelis sholawat Azzahir. Menurut Habib Bidin Habbitak yang sering dinyanyikan di majelis-majelis sholawat dengan iringan hadrah itu bukanlah sholawat dan juga tidak memuat nilai-nilai Islami sama sekali di dalamnya.

Dilangsir dari Instagram @hafya.academy Akhimin Roni, Founder dari Hafya Academy juga turut mengkritik fenomena tersebut. Selain itu, ia juga turut mengkritik pengguna media sosial yang membagikan postingan seperti melakukan ibadah dengan menggunakan backsound lagu Arab romantis, yang sama sekali tidak terdapat nilai-nilai Islam di dalamnya. Menurutnya hal tersebut sangat tidak nyambung antara foto dan video yang dibagikan dengan latar lagunya.

Selain itu, ia juga turut mengkritik fenomena menyanyikan lagu Arab di majelis-majelis sholawat dan juga di pesantren. Menurutnya, mencampuradukkan budaya dapat membingungkan. Menurut budaya Arab, lagu-lagu Arab romantis yang viral belakangan, biasanya dinyanyikan di acara seperti konser musik atau juga acara pernikahan bukan pada acara keagamaan. 

Sebagaimana kita ketahui bahwa pesantren dan majelis sholawat merupakan wadah yang di mana di dalamnya sangat erat dengan nilai-nilai keagaaman (Islami), sedangkan Sebagian lagu Arab yang viral, sama sekali tidak memuat nilai-nilai Islami. Sehingga kurang etis jika menyanyikan lagu-lagu pop Arab yang romantis di acara majelis-majelis sholawat dan tempat-tempat kegaaman lainnya.         

                                                                                               

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun