Selain itu, ia juga turut mengkritik fenomena menyanyikan lagu Arab di majelis-majelis sholawat dan juga di pesantren. Menurutnya, mencampuradukkan budaya dapat membingungkan. Menurut budaya Arab, lagu-lagu Arab romantis yang viral belakangan, biasanya dinyanyikan di acara seperti konser musik atau juga acara pernikahan bukan pada acara keagamaan.Â
Sebagaimana kita ketahui bahwa pesantren dan majelis sholawat merupakan wadah yang di mana di dalamnya sangat erat dengan nilai-nilai keagaaman (Islami), sedangkan Sebagian lagu Arab yang viral, sama sekali tidak memuat nilai-nilai Islami. Sehingga kurang etis jika menyanyikan lagu-lagu pop Arab yang romantis di acara majelis-majelis sholawat dan tempat-tempat kegaaman lainnya. Â Â Â Â Â
                                               Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H