Mohon tunggu...
Tiyara Ramadani
Tiyara Ramadani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Program Studi Manajemen Dakwah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konteks Sosial dan Kultural

29 Oktober 2024   17:08 Diperbarui: 29 Oktober 2024   17:17 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dakwah dalam konteks sosial bertujuan untuk menyesuaikan penyampaian pesan dengan realitas sosial masyarakat. Kondisi sosial di tiap wilayah berbeda-beda, sehingga dai perlu memahami karakteristik masyarakat agar dakwah tidak hanya relevan tapi juga tepat sasaran. Misalnya, dalam masyarakat dengan latar belakang budaya yang kuat, pendekatan dakwah yang menghargai nilai-nilai budaya lokal akan lebih mudah diterima daripada yang mengabaikan aspek-aspek budaya tersebut.

Dai perlu melakukan pendekatan yang mampu menyesuaikan dengan nilai- nilai lokal, sehingga pesan agama yang disampaikan terasa relevan bagi masyarakat. Hal ini mencakup penggunaan bahasa yang dipahami oleh masyarakat, simbol-simbol yang memiliki makna di lingkungan mereka, serta penyesuaian metode dakwah sesuai karakteristik audiens. Selain itu, isu-isu sosial kontemporer seperti kemiskinan, ketidaksetaraan, dan ketidakstabilan politik juga berdampak pada cara masyarakat merespon dakwah. Dalam komunitas yang menghadapi tantangan ekonomi, misalnya, dakwah yang menyentuh aspek sosial ekonomi, seperti zakat dan sedekah, lebih relevan karena berkontribusi dalam mengatasi masalah nyata yang dihadapi masyarakat.

Dengan berkembangnya teknologi dan media digital, dakwah dapat disampaikan dengan lebih luas dan efektif. Namun, dai perlu memahami bahwa media modern juga membawa tantangan tersendiri. Pesan dakwah harus disampaikan dengan hati-hati agar tidak disalahartikan atau menimbulkan kontroversi yang dapat mengganggu penyebaran pesan. Pendekatan dakwah yang persuasif dan partisipatif juga menjadi bagian penting dalam konteks sosial. Pendekatan persuasif mendorong dai untuk menyampaikan dakwah dengan cara yang menarik, sedangkan pendekatan partisipatif mendorong keterlibatan aktif masyarakat dalam proses dakwah

Selain itu, dai harus memahami perubahan sosial yang terjadi, seperti urbanisasi dan globalisasi, yang membawa masyarakat pada pergeseran nilai dan pola pikir. Kondisi ini menuntut dai untuk lebih adaptif dalam merancang strategi dakwah. Mereka perlu menyampaikan dakwah dengan cara yang sesuai dengan pola pikir masyarakat modern, namun tetap tidak meninggalkan nilai-nilai dasar agama. Kesadaran akan perbedaan konteks sosial dalam dakwah juga membantu mencegah resistensi atau kesalahpahaman dalam masyarakat. Dakwah yang disampaikan tanpa

memperhatikan konteks sosial berisiko ditolak karena tidak relevan atau dianggap asing. Karena itu, dai yang memahami konteks sosial akan lebih mampu menghindari resistensi dan menciptakan iklim dakwah yang positif dan konstruktif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun