Mohon tunggu...
Tiyan Sutiyani
Tiyan Sutiyani Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

menjelajahi dunia dengan tulisan,film,buku

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Stop Bilang Anak Lucu dan Sehat Itu Karena Gemuk!

22 Juli 2016   10:11 Diperbarui: 22 Juli 2016   10:26 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa sih tak tahu  Arya, bocah asal Karawang yang berbobot 190kg? Apa yang terlintas di pikiran? Satu kata yaitu obesitas! dan akhirnya Arya susah beraktivitas karena berat di tubuhnya. Seringkali kita bilang , “wah,pipinya gembul banget ya jadi pengen nyubit!”. Lihat anak yang gemuk dan langsung terpikir bahwa anak itu sehat karena mempunyai tubuh subur.

Tenyata, selain Arya ada Rizki bocah dari Palembang yang juga terkena obesitas dan bobot tubuhnya memang fantastis untuk anak usia 11 tahun dengan berat mencapai 119 kg.  Kalau sudah obesitas yang repot pastinya anak itu sendiri dari sesak napas,susah jalan dan tidak bisa bebas beraktivitas.

Ubah mindset

Selama ini ada pandangan bahwa anaknya kalau kurus dan susah makan pasti sering sakit dan sebaliknya anaknya gemuk itu sehat karena makannya tidak susah. Kekhawatiran para orang tua mengenai nafsu makan anaknya yang susah makan takut kurang gizi, tidak sehat dan takut gampang sakit. Tapi ketika nafsu makan anak tidak terkontrol tentunya sebagai orang tua menjadi repot juga kan?

Saya sempat membaca curhatan para ibu tentang anaknya yang susah makan nasi dan porsi makannya sedikit dan akhirnya datang ke dokter gizi. Dokter mengatakan bahwa ibunya tidak usah khawatir karena selama anaknya sehat meski tidak makan nasi meski hanya makan alpukat sekalipun. Karena yang harus diperhatikan adalah asupan gizi yang dimakan dan bobot tubuhnya ideal dengan usianya jadi tidak perlu khawatir.

Pola makan yang salah

Jika kita lihat tentang Arya dan Rizki yang akhirnya obesitas berawal dari pola makan yang salah dan orang tua yang tidak waspada saat mengetahui bobot tubuh anaknya tidak seimbang. Sering jajan minuman dalam kemasan, makanan fast food dan porsi makan yang berlebihan menjadi serangkaian faktor yang menyebabkan obesitas.

Sama halnya yang dialami sepupu saya yang obesitas karena baru berusia 12 tahun beratnya sudah mencapai 75kg, dokter menyarankan untuk diet untuk menurunkan berat badannya. Salahsatu penyakitnya adalah sering sesak napas. Jika liat nafsu makannya sih memang tidak terkontrol karena bisa makan berkali-kali dan sering konsumsi mie instan.

Peran orang tua

Orang tua mempunyai peranan penting jika ingin anaknya sehat. Anak itu bagai kanvas putih, anda lah sebagai orang tua yang ingin melukis apa dan akhirnya menjadi apa.  Jadi, jika ingin anak anda sehat bukan berarti harus gemuk atau tidak boleh kurus. Tapi anak anda harus mengkonsumsi makanan bergizi dan memiliki berat ideal di usianya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun