Mohon tunggu...
Tiya Anggraeni
Tiya Anggraeni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Hobi menulis artikel, konten pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kesenjangan Sosial dalam Mengakses Pendidikan

4 Januari 2024   09:48 Diperbarui: 4 Januari 2024   09:53 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan merupakan peran penting dalam meningkatkan kualitas bangsa. Sebagaimana yang telah disebutkan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional . Dalam melaksanakan pendidikan tentu harus diimbangi dengan fasilitas yang mendukung dan mutu SDM Pengajar yang berkualitas untuk menunjang keefektifan proses pembelajaran sehingga dapat mengakses pendidikan dan memiliki pengetahuan yang luas dalam menempuh pendidikan.

Namun sampai sekarang tidak semua lembaga pendidikan disetiap daerah memiliki akses pendidikan yang bermutu seperti yang diharapkan. Pendidikan dengan fasilitas sarana dan prasarana serta pengajar yang bermutu paling banyak hanya berada di daerah perkotaan yang mudah diakses oleh pemerintah, dibandingkan dengan daerah pedesaan dan pelosok. Ketidakmerataan dalam mengakses pendidikan salah satunya disebabkan oleh kesenjangan sosial yang ada di masyarakat.

A. Kesenjangan sosial 

Menurut (Abdain, 2014) Kesenjangan sosial adalah suatu ketidakseimbangan sosial yang ada di lingkungan masyarakat sehingga menjadi suatu ketimpangan yang begitu mencolok. Peristiwa tersebut dapat terjadi pada negara manapun, kesenjangan sosial terjadi akibat adanya distribusi yang tidak merata. Ada beberapa faktor penyebab terjadinya kesenjangan sosial:

1. letak dan kondisi geografis

Melihat dari kondisi geografis di Indonesia yang dikenal dengan negara kepulauan, menjadi tantangan yang besar untuk menyamaratakan kualitas Pendidikan antar daerah. Contohnya masyarakat yang tinggal didaerah dataran tinggi akan mengalami kesulitan dalam membangun infraskruktur daripada masyarakat yang tinggal didataran rendah. Hal ini disebabkan karena akses jalan berpengaruh terhadap proses distribusi barang yang ada di perkotaan atau dataran rendah.

2. Kebijakan pemerintah

Setiap keputusan yang diambil oleh pemerintah tidak selamanya tepat untuk kebaikan masyarakat. Seperti fokus pemerintah saat ini memberikan fasilitas dan tunjangan dana hanya untuk lembaga yang sudah memiliki akses pendidikan yang kuat dan mudah dijangkau untuk penyaluran bantuan.

3. Pengaruh Globalisasi

Bagi sebagian orang yang memiliki akses internet dan fasilitas yang memadai, mengikuti perkembangan zaman merupakan hal yang cukup mudah untuk di update. Tapi tidak untuk masyarakat yang tinggal didaerah yang minim akan teknologi dan akses jaringan. Hal ini akan memicu kesenjangan sosial antara masyarakat. Mereka akan mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan kemajuan dan kecanggihan teknologi.

4. Perbedaan sumber daya alam

Salah satu penyebab ketimpangan sosial karena adanya perbedaan sumber daya alam yang dihasilkan setiap daerah. Pengelolaan sumber daya alam disuatu daerah akan berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat setempat. Jika sumber daya alam dikelola dengan baik maka akan berdampak baik terhadap ekonomi masyarakat dan begitu pula sebaliknya. Faktor ini juga akan menghambat biaya pendidikan masyarakat. Jika tingkat perekonomian baik maka masyarakat bisa menjangkau pendidikan dengan kualitas yang baik. Akan tetapi jika kondisi ekonomi jauh dibawah standar, maka mereka akan memutuskan sekolah dengan fasilitas seadanya saja.

B. Faktor penyebab kesenjangan sosial dalam mengakses pendidikan

UUD Republik Indonesia Tahun 1945 telah memberikan amanat dalam hal pendidikan yaitu menjadi hak dasar bagi seluruh warga negara Indonesia untuk mendapatkan pendidikan secara merata, sebagai hak masyarakat maka negara yang dalam hal ini pemerintah yang bertanggung jawab memberikan hak untuk mendapatkan pendidikan tersebut dengan baik.

Permasalahan yang selama ini timbul diantaranya, kurangnya perhatian pemerintah dalam menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang didistribusikan hingga wilayah-wilayah terpencil. Program dari pemerintah yang telah memberikan anggaran untuk dana pendidikan sebesar 20% dari APBN dan dengan berbagai program yang memberikan kemudahan bagi warga negara untuk mendapatkan fasilitas pendidikan yang memadai belum sesuai harapan.

Akses pendidikan hanya terwujud disebagian lembaga pendidikan yang bisa dijangkau seperti daerah perkotaan. Namun tidak halnya dengan masyarakat yang bertempat tinggal didaerah pelosok. Hal itulah yang menjadi kesenjangan sosial yang ada dilingkungan masyarakat dalam mengakses penddikan. Oleh karena itu, perlu dikemukakan mengenai faktor-faktor penyebab kesenjangan sosial dalam mengakses pendidikan, yakni sebagai berikut:

1. Rendahnya kualitas sarana sekolah

Sarana dan Prasarana sekolah merupakan bagian yang sangat penting dalam menunjang akses pendidikan dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan teknologi, dan informasi. Seperti pembangunan gedung sekolah, media belajar, perpustakaan dan lain lain. Hanya saja tidak semua fasilitas belajar disetiap sekolah memiliki sarana dan prasarana yang memadai bahkan masih ada yang jauh tertinggal dari kata standar. Jika dibandingakan dengan kualitas lembaga yang ada diperkotaan, daerah pelosok sangat jauh ketinggalan akan akses pendidikan yang memadai.

2. Rendahnya kualitas guru

Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (guru). Namun sampai saat ini ketersediaan guru yang mengajar di daerah pelosok atau pedesaan masih sedikit. Jumlah guru disetiap daerah tidak setara dengan jumlah guru yang ada di daerah yang memiliki jangkauan akses pendidikan yang cukup jauh. Rendahnya kompetensi guru juga disebabkan oleh tingkat rendahnya minat masyarakat untuk menjadi seorang guru. Bahkan aspek pedagogik guru masih terbilang rendah. Di sisi lain, seorang guru harus mencapai standar kompeten dalam bidangnya baik prilaku, bidang pedagogik dan keterampilan.

3. Faktor infrasktruktur

Aspek infrastruktur yang berkaitan dengan tercapainya pendidikan tidak hanya jumlah dan kondisi fisik sekolah, akan tetapi mengenai aksesibilitas menuju lokasi sekolah yang memberikan kemudahan bagi peserta didik. Hal ini menjadi bertolak belakang dengan daerah yang berada di pelosok, sehingga akses menuju sekolah sulit untuk ditempuh dan cenderung menghambat kelancaran proses belajar dari peserta didik.

4. Jumlah dan kualitas buku (referensi)

Jumlah dan kualitas buku sangat berpangaruh dalam menunjang pendidikan untuk menyalurkan pengetahuan terbaru dan penyesuaian dengan perkembangan zaman. Sumber belajar harus menyesuaikan dengan kurikulum yang berlaku disetiap pendidikan daerah. Buku atau referensi merupakan unsur yang mampu membantu peserta didik dan tenaga pengajar untuk memudahkan proses belajar mengajar. Ketersediaan dan kualitas buku menjadi penting untuk keberlangsungan pendidikan.

5. Mahalnya biaya pendidikan

Biaya pendidikan menjadi acuan untuk memperoleh kualitas pendidikan. Biaya pendidikan yang cukup tinggi akan mendapatkan banyak fasilitas pendidikan yang memadai. Akan tetapi untuk kelas ekonomi masyarakat menengah kebawah hanya mendapatkan fasilitas seadanya. Adanya anggaran pemerintah diharapkan dapat memberikan fasilitas yang menunjang pendidikan dengan memberikan keringanan biaya pendidikan. Namun realita saat ini anggaran belum dapat dimaksimalkan.

6. Standarisasi Pendidikan

Standarisasi pendidikan yaitu Sekolah Berstandar Nasional dan Rintisan Sekolah Bertaraf Internatioanl (RSBI). Faktor ini tentu menjadi sorotan masyarakat yang berdampak terhadap kesenjangan sosial dalam masyarakat. Adanya pengelompokan sekolah akan berdampak terhadap mutu dan pelayanan pendidikan yang diberikan, pemerintah sebagai pemangku kebijakan harus didasari oleh landasan konstitusional yang mengartikan pendidikan adalah hak warga Negara.

Sebaiknya pemerintah bertindak lebih cepat dalam mengatasi kesenjangan sosial dalam mengakses pendidikan. Sehingga langkah ini juga akan mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran dimasa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun