Lahir dari sepasang orangtua dengan latar belakang sesuku, lingkaran pertemanan yang sebatas anak-anak sekampung dan di sekolah para pengajar banyak mengunakan bahasa indonesia yang diselingi bahasa daerah selama proses belajar mengajar. Membuat kita di masa-masa sekolah kala itu, merasa cukup dengan menguasai bahasa daerah dan bahasa indonesia.
    Bahkan, sampai di bangku sekolah menengah atas ketika ada pelajaran bahasa asing seperti; bahasa inggris, bahasa jepang yang hanya seminggu sekali dengan durasi 2 jam mata pelajaran. Kita mengikutinya hanya untuk menggugurkan kewajiban belajar di hari itu.
    Mungkin, sebagian besar dari kita, ada yang pernah memiliki pemikiran, seperti; Kenapa sih kita harus belajar bahasa inggris? Kita itu orang indonesia. Jadi, kenapa harus capek-capek belajar bahasa negara lain? dan pemikiran lain semacamnya yang akhirnya mengabaikan peluang untuk mempelajari bahasa asing meliputi mengasah kemampuan bicara, kemampuan membaca dan kemampuan menulis, sedini mungkin.
    Tetapi, sayangnya. pemikiran-pemikiran itu sering disambut oleh fakta masa depan yang sangat bertolak belakang. Iya, begitu masuk dunia kerja. Faktanya, untuk bisa memiliki jenjang karier yang bagus.  Penguasaan bahasa inggris utamanya dalam hal komunikasi, menjadi persyaratan tak tertulis yang wajib dimiliki.
    Dan, sampai saat itu tiba. Mungkin kita sudah mendekati usia 30-an tahun  atau bahkan, kita sudah berusia lebih dari 30-an tahun. Lantas, apa yang seketika terlintas dalam benak ketika mengetahui fakta tersebut? Saat di masa lalu telah dengan sadar mengabaikan kesempatan. Mengabaikan kesempatan dengan langkah percaya diri.
Menyesalkah?
Andai saja dulu giat belajar bahasa inggris dengan benar. Pasti saat ini memiliki karier  dengan posisi lebih dari ini. Usia sekarang mana bisa belajar bahasa inggris?
    Narasi semacam itukah yang memenuhi benak seketika? Narasi seperti itu terasa wajar memenuhi benak, ketika usia sudah mendekati 30-an atau lebih dari itu, tapi baru akan belajar bahasa asing dari dasar. Terasa mustahil. Ditambah anggapan yang ada di masyarakat bahwa bila belajar bahasa asing di usia dewasa tidak akan mungkin berhasil karena semakin dewasa seseorang kemampuan otaknya untuk mempelajari bahasa baru pun akan semakin menurun.
    Padahal menurut seorang profesor linguistik, Universitas Gorgetown bernama Lourdes Ortega dikutip dari website national geograpic, Ia mengatakan; berdasarkan sebuah penelitian didapatkan sebuah temuan dimana ternyata orang dewasa lebih pandai dalam mempelajari segala macam hal baru karena kita memiliki pengaturan diri lebih baik dan ketekunan saat menginginkan sesuatu. Setiap orang dewasa di dunia memiliki kefasihan, kemahiran serta kapasitas yang berbeda-beda terkait keinginan mereka mempelajari bahasa baru. Tetapi, sesungguhnya tidak ada batasan usia untuk belajar suatu bahasa tertentu.
Lalu, sebenarnya apa yang terjadi pada otak manusia dewasa ketika mulai belajar bahasa baru?