Mohon tunggu...
Rifqah Pratiwi
Rifqah Pratiwi Mohon Tunggu... Dosen - Aquaculture save the world 🐠🦐🐟

Dosen Prodi Teknik Budidaya Perikanan, Politeknik KP Kupang, KKP R.I.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Potensi Budidaya Rumput Laut dan SDM Kompeten di Nusa Tenggara Timur

8 November 2020   09:00 Diperbarui: 9 November 2020   18:49 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat pesisir melalui budidaya rumput laut di Indonesia merupakan salah satu program utama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sejak tahun 2014 – 2019. Hasil implementasi program KKP tahun 2016, berhasil membawa Indonesia menempati peringkat kedua dibawah Tiongkok sebagai negara penghasil rumput laut terbanyak, yakni menghasilkan 38,7% dari total produksi rumput laut dunia. 

Tahun 2015, total produksi rumput laut di Indonesia mencapai 10.335.000 ton basah atau 6.201.000 ton kering. Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai wilayah pengembangan budidaya rumput laut berkontribusi sebanyak 60% dari jumlah total produksi rumput laut nasional tersebut. Potensi lahan budidaya rumput laut di NTT memang sangat luas yaitu 15.142 hektar dan jumlah pembudidaya mencapai 64.095 orang. 

Tahun 2010, NTT ditetapkan sebagai Kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya, dimana produksi rumput laut basah terus meningkat mencapai 2,4 juta ton pada tahun 2019, yang sebelumnya 1,9 juta ton pada tahun 2018. Kondisi curah hujan yang rendah, intensitas sinar matahari yang kuat, dan sebagian pantai yang berkarang mendukung kinerja optimal dalam produktivitas rumput laut di NTT.

 
Budidaya Rumput Laut
Usaha budidaya rumput laut telah menjadi mata pencaharian utama sebagian besar masyarakat pesisir NTT. Metode budidaya rumput laut yang diterapkan juga masih konvensional karena dianggap mudah, murah, dan hanya mengandalkan lingkungan perairan laut saja. 

Beberapa hal yang penting dalam memilih lokasi budidaya rumput laut, antara lain: bukan merupakan jalur pelayaran dan pariwisata, tidak dekat dari area pembuangan limbah pabrik atau kapal, perairan cukup tenang, kedalaman tidak kurang dari 70 cm saat surut dan tidak lebih dari 200 cm saat pasang, lokasi memiliki sediaan rumput laut, lokasi harus didukung dasar perairan bersifat substrat (berlumpur atau sedikit berpasir), terdapat pecahan karang, serta perairannya temasuk kategori subur dengan didukung nilai kualitas air yang optimal. 

Parameter kualitas air pada perairan ini  tergolong optimal, antara lain: suhu 28 – 35 derajat Celcius, salinitas 30 – 35 ppt, oksigen terlarut 8 – 10 ppm, kecepatan arus 0,02 – 0,04 m/s, dan kecerahan perairan 4 – 5 m. Penggunaan bibit yang berkualitas dan manajemen pemeliharaan yang tepat akan mendukung hasil panen yang optimal. 

Jenis bibit rumput laut yang digunakan yaitu Kappaphycus alvarezii (lokal: Cottonii) dan Kappaphycus striatum (lokal: Sakol). Ciri-ciri bibit rumput laut yang berkualitas, antara lain: warnanya lebih cerah, tidak terlihat bercak sama sekali pada batangnya, tidak mengelupas, rimbun dan memiliki banyak cabang, dikumpulkan langsung dari lokasi perairan, berumur sekitar 25 – 35 hari. 

Setelah memilih lokasi dan bibit yang akan digunakan, rumput laut siap dibudidaya dengan metode tanam sistem Long Line.

Metode Long line adalah cara membudidayakan rumput laut dikolom air dekat permukaan perairan menggunakan tali yang dibentangkan dengan bantuan pelampung dan jangkar. Bibit rumput laut yang digunakan memiliki bobot 150 – 200 gram diikat menggantung pada tali ris, dengan jarak ideal 20 – 30 cm antar ikatan. Pastikan tali utama dan tali ris yang digunakan cukup kuat untuk menahan dari hantaman ombak. 

Manajemen pemeliharaan yang dilakukan antara lain: membersihkan thallus rumput laut dari hama seperti teripang, bulu babi, penyu, ikan karnivora serta bersih dari lamun, lumut, dan sampah. Jika terdapat indikasi penyakit seperti munculnya penyakit Ice-ice atau bercak putih, sedini mungkin dipisahkan atau dipotong bagian thallus yang terdapat bercak putih tersebut atau dilakukan pemanenan dini. 

Masa pemeliharaannya berlangsung selama 45 hari hingga dilakukan pemanenan. Rumput laut dipanen dengan cara langsung mengangkat seluruh tali ris ke daratan. Rumput laut yang telah dipanen kemudian dikeringkan dengan cara dijemur dibawah terik sinar matahari selama 2 – 3  hari.

Sumber: Dokumentasi pribadi Taruna Prodi TBP saat panen rumput laut di Pantai Tablolong, Kupang Barat, NTT
Sumber: Dokumentasi pribadi Taruna Prodi TBP saat panen rumput laut di Pantai Tablolong, Kupang Barat, NTT
Harga pasar untuk bibit rumput laut berkisar Rp 3.000 – Rp 5.000 per Kg. Sedangkan hasil panennya dijual dalam kondisi kering, dengan harga berkisar Rp 20.000 – Rp 25.000 per Kg melalui pengepul atau langsung ke pabrik. Namun, kondisi pandemi Covid-19 saat ini membuat harga rumput laut kering mengalami penurunan berkisar Rp16.000 – Rp 18.000 per Kg. 

Pabrik pengolahan rumput laut di NTT beroperasi sebanyak 3 unit pabrik, diantaranya berlokasi di Kabupaten Kupang, Sumba Timur, dan Sabu Raijua. Pabrik tersebut mengolah rumput laut kering menjadi chips yang dikemas sebelum dipasarkan secara domestik dan ekspor. Adanya pabrik ini menjadi komponen rantai pasok kegiatan usaha budidaya rumput laut dan membangun kawasan industri rumput laut di wilayah NTT.

Sumber: Dokumentasi pribadi Acara Wisuda Angkatan Ke-2 Poltek KP Kupang, 10 Agustus 2020
Sumber: Dokumentasi pribadi Acara Wisuda Angkatan Ke-2 Poltek KP Kupang, 10 Agustus 2020
Politeknik Kelautan dan Perikanan Kupang
Sumber Daya Manusia (SDM) adalah modal dasar dan aset penting yang dibutuhkan suatu organisasi atau lembaga. Infrastruktur tidak dapat berjalan optimal jika SDM yang terlibat tidaklah kompeten. Karakteristik SDM yang kompeten adalah memiliki pengetahuan, keahlian, kemampuan, dan keterampilan dibidangnya. Hadirnya kampus Politeknik Kelautan dan Perikanan Kupang menjadi potensi besar di provinsi NTT dalam menyediakan SDM yang kompeten pada bidang kelautan dan perikanan.

Politeknik Kelautan dan Perikanan Kupang merupakan Perguruan Tinggi Vokasi D-3 (Diploma Tiga) dibawah naungan Kementerian Kelautan dan Perikanan, mengusung konsep pendidikan karakter holistik, berasrama, dan beasiswa. Kurikulum yang diterapkan berbasis kompetensi terdiri dari 70% praktik dan 30% teori. 

Pada tanggal 10 Agustus 2020 lalu, kampus yang terletak di Jalan Kampung Baru Pelabuhan Ferry, Desa Bolok, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, telah meluluskan sebanyak 70 orang Ahli Madya Perikanan pada acara Wisuda Angkatan Ke-2. Kampus ini memiliki 3 program studi yaitu Teknik Budidaya Perikanan (TBP), Teknik Penangkapan Ikan (TPI), dan Mekanisasi Perikanan (MP). Para lulusan yang menyandang gelar ahli madya perikanan (A.Md.Pi) ini juga dibekali sertifikat keahlian yang diakui secara nasional dan internasional. 

Kampus ini hadir diperuntukkan bagi mereka putra-putri daerah asli NTT dan anak pelaku utama sektor usaha perikanan, seperti nelayan, pembudidaya ikan, pengolah ikan, dan petambak garam. Setelah lulus, mereka pun siap kerja menjadi bagian dari SDM kompeten bidang kelautan dan perikanan di NTT yang dapat mengelola potensi sumber daya baharinya, baik sebagai wirausaha atau supervisor/pelaksana pada sektor swasta ataupun pemerintah.

Rifqah Pratiwi, S.Pi, M.Si.
*Dosen Prodi Teknik Budidaya Perikanan,
   Politeknik Kelautan dan Perikanan Kupang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun