Mohon tunggu...
Tivara Kezia Evangelita
Tivara Kezia Evangelita Mohon Tunggu... Lainnya - Berkuliah di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

Hanya sekedar menulis saja untuk tugas.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mari Mengenal Tentang Virus COVID-19

4 Januari 2021   23:50 Diperbarui: 5 Januari 2021   00:33 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti yang kita ketahui, virus Corona telah tersebar di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Apa itu virus Corona? Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavrius 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang bagian pernapasan manusia yang menyebabkan infeksi paru-paru, gangguan pada sistem pernapasan, bahkan kematian. Virus ini memiliki gejala yang paling umum, seperti batuk kering, kelelahan, demam, dan hilangnya indera penciuman atau perasa. Virus ini pertama kali ditemukan di Wuhan, China. Virus tersebut diduga berasal dari daging kelelawar yang terkontaminasi, dan sebagainya. Hingga pada tanggal 11 Maret 2020, World Health Organization (WHO) menetapkan bahwa virus ini sebagai pandemi. Tercatat dari kasus pertama pada tanggal 2 Maret 2020 hingga sekarang pada tanggal 3 Januari 2021, jumlah kasus positif virus Corona di Indonesia mencapai 765.350 pasien, 631.937 orang dinyatakan sembuh, dan kasus meninggal dunia sebanyak 22.734 jiwa.

Virus ini dapat menyerang siapa saja, tidak mengenal usia. Mulai dari bayi, ibu hamil/menyusui, hingga lansia (lanjut usia). Selain menyerang fisik seseorang, virus ini juga menyerang hingga berbagai aspek kehidupan, seperti di bidang ekonomi, pendidikan, dan lain-lain. Bahkan ada yang sampai meninggal akibat krisis ekonomi akibat virus Corona ini. Akibat adanya kondisi yang diperhatikan oleh pemerintah, pemerintah segera bertindak langsung. Seperti menyumbangkan bantuan sosial, menerapkan lockdown dan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Pemerintah juga menetapkan protokol kesehatan seperti 3M (Mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak), PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh), dan Work From Home (WFH), agar mata rantai penularan virus Corona ini bisa segera terputus demi kebaikan kita bersama. Kita juga perlu menghindari 3H, yaitu hindari kerumunan, hindari kontak dekat, dan hindari ruangan tertutup.

Selain mengharuskan kita untuk menaati protokol kesehatan, kita juga dianjurkan untuk menerapkan pola hidup yang sehat selama di rumah. Salah satunya adalah mengonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang. Di rumah saja bukan berarti kita berdiam diri dan tidak merawat diri sendiri. Kita bisa melakukan hal-hal yang tentunya bermanfaat bagi kita. Contohnya seperti, kita bisa rutin berolahraga, rajin membersihkan rumah, tidur yang cukup selama 7-8 jam, meminum vitamin atau suplemen makanan yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan jika ada kemungkinan, kita juga bisa berolahraga di luar rumah, seperti bersepeda, jogging, dan lain-lain dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Kita juga harus selalu membawa hand sanitizer dan tisu basah karena masih banyak beberapa tempat yang belum dilengkapi dengan tempat untuk cuci tangan.

Namun, dikarenakan adanya masyarakat yang ‘bandel’, kasus penyebaran virus COVID-19 di Indonesia semakin meningkat. Banyak masyarakat yang kurang menaati protokol kesehatan. Mulai dari banyak orang yang sudah mulai berani untuk berkeliaran keluar rumah dan menjalankan aktivitasnya seperti biasa. Tetapi yang saya amati, banyak masyarakat yang berani untuk keluar rumah karena ada sebabnya, seperti adanya masalah ekonomi atau masalah finansial yang mengharuskan mereka untuk keluar rumah, dan juga alasan lainnya. Masih banyak juga orang yang tidak memakai masker, tidak mencuci tangan atau memakai hand sanitizer, tidak menjaga jarak (sosial distancing), sehingga menyebabkan mereka terpapar atau tertular virus Corona karena mereka telah melakukan kontak fisik dengan pasien positif virus Corona, dorplet (percikan air liur) dari pasien yang tidak bisa terlihat oleh mata manusia, lalu mengenai mulut, hidung, atau mata. Maka dari itu, disiplin untuk mematuhi protokol kesehatan saat ini sangatlah penting agar kita terhindar dari virus corona yang belum bisa diprediksi kapan pandemi virus COVID-19 ini akan berakhir.

Akan tetapi, virus Corona ini telah bermutasi dengan munculnya virus varian terbaru, yang dimana virus ini dapat menyerang seseorang yang memiliki daya tahan tubuh yang tinggi. Virus Corona jenis terbaru ini dinamakan B.1.1.7 atau VUI 202012/01 yang pertama kali ditemukan di Kent, Wales, Inggris Raya. Virus ini menyerang atau menginfeksi manusia yang berumur median 41 tahun (11-71 tahun). Adapun gejala-gejala yang ditimbulkan oleh virus varian terbaru ini adalah sakit kepala, diare, nyeri otot, ruam-ruam atau kemerahan pada kulit, kurang selera makan, kelelahan, dan kebingungan. Namun, PB IDI (Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia), Zubairi Djoerban, mengatakan bahwa varian terbaru dari virus corona tidak lebih berbahaya dibandingkan varian yang sebelumnya.

Kabar baiknya adalah vaksin untuk virus Corona telah ditemukan dan sudah mulai disebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Saat ini, total vaksin yang sudah tiba di Indonesia sebanyak 3 juta dosis dan pemerintah akan menambah lagi sebanyak 15 juta dosis vaksin. Namun, vaksin tersebut akan diberikan terlebih dahulu kepada ‘Pahlawan Garda Terdepan’, seperti para dokter, TNI, polisi, dan sebagainya dan Presiden Joko Widodo mengumumkan bahwa beliau yang akan menjadi orang pertama yang mendapat vaksin tersebut. Hal itu disampaikannya guna untuk menjaga kepercayaan masyarakat Indonesia bahwa vaksin tersebut benar-benar aman untuk digunakan. Saya sebagai penulis berharap bahwa semoga dengan adanya vaksin ini dapat membuat aktivitas masyarakat kembali seperti sediakala, ekonomi dapat segera membaik, dan juga untuk kita para pelajar yang sangat menginginkan proses belajar mengajar secara tatap muka. Kita juga harus saling memperhatikan dan mengingatkan satu sama lain jika ada yang tidak memakai masker, dan lainnya. Karena selain menguntungkan diri sendiri, menguntungkan pihak yang lain juga karena kita tidak tahu apakah kita terkena virus COVID-19 atau tidak. Dan yang terpenting adalah kita harus disiplin dalam mematuhi protokol kesehatan yang ada. Apalagi sekarang ini kita harus lebih berhati-hati karena sudah banyak 0TG (Orang Tanpa Gejala).

-Tivara Kezia Evangelita, Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun