Masyarakat menduga bahwa sosok misterius yang melintas tersebut adalah tokoh utama dari film Modus Anomali (2012) yang bernama John Evans, diperankan oleh Rio Dewanto.Â
Pria ini digambarkan sebagai seorang yang mengalami amnesia serta kebingungan di tengah hutan, dia bahkan juga bangun dari kuburan yang digalinya sendiri. Menariknya, tempat John menguburkan diri ini adalah di hutan yang sama dengan hutan yang dilintasi oleh Hendra.
Teori masyarakat lainnya berpendapat bahwa karakter bernama Batara yang muncul di akhir film Pengabdi Setan (2017) merupakan orang yang sama dengan tokoh Gambir di Pintu Terlarang (2009). Entah kebetulan atau memang Joko menyembunyikan maksud tertentu, faktanya dua tokoh tersebut sama-sama diperankan oleh Fachri Albar.
Berikutnya, ada pula keanehan dari karakter Bapak. Setelah saja sosok Ibu meninggal, karakter Bapak diceritakan langsung hendak pergi merantau ke kota untuk mencari uang sebab kebutuhan rumah tangga mereka yang mendesak.
Kan urusan rumah tangga nggak bisa nunggu, rumah juga kalau nggak ditebus bakal disita. Kalian jaga adik-adik,
begitulah ungkapnya. Hal ini menimbulkan asumsi bahwa Bapak sebenarnya tidak pergi ke kota untuk mencari uang melainkan karena Bapak bergabung dengan sebuah sekte sesat, Herosase, yang terdapat dalam film Pintu Terlarang (2009). Sekte ini merupakan sekte ekstrim dengan kebiasaan menonton video kejam seperti penyiksaan manusia, adegan pembunuhan, hingga pelecehan brutal.Â
Masyarakat bisa berasumsi begitu sebab diceritakan dalam Pintu Terlarang (2009), Herosase memiliki pusat pertemuan di suatu gedung yang lokasinya di daerah perkotaan.Â
Hal ini juga diperkuat oleh perilaku aneh Bapak yang ditunjukkan dalam teaser film Pengabdi Setan 2: Communion (2022) yang berhubungan dengan koper serta apartemen penuh rahasia.
Joko Anwar pun tidak diam atau pura-pura tak mendengar mengenai teori yang beredar di kalangan penikmat karyanya. Bahkan, dalam suatu pernyataan saat diwawancarai oleh Kumparan, beliau menyebut,
Sebenarnya memang semua film saya, kan, ada hubungannya, ya. Dalam satu tatanan cerita yang sama gitu. Cuma, kan, tidak dalam garis linear gitu. Jadi, mungkin harus ditunggu dalam beberapa film lagi, baru terlihat lebih jelas.
Dari pernyataan tersebut, Joko tidak secara gamblang membenarkan maupun menyalahkan segala teori yang beredar di masyarakat. Hanya saja, memang Joko tidak menolak bahwa ada keterkaitan antara satu filmnya dengan yang lain.