Mohon tunggu...
Tivana Fachrian
Tivana Fachrian Mohon Tunggu... Seniman - Coupleblogger

We wilt have poetry in our life. And adventure. And love. Love above all!

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck (2013): Janji Nggak Nangis?

25 Juli 2022   21:04 Diperbarui: 31 Juli 2022   22:32 1125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemilihan Lagu Latar

Lagu latar yang digunakan dalam film ini juga memiliki peran-andil yang besar dalam menambah ledakan emosi. Ya, juga turut bertanggung jawab atas menangisnya saya hingga sakit kepala. Dua lagu latar utama adalah Nidji - Sumpah dan Cinta Matiku serta Nidji - Terusir.

Di antara lirik dari lagu pertama berbunyi, 

Selama nafasku berembus hanya kamu di doaku, selama mataku memandang hanya kamu cinta matiku. Dengarlah dunia, rintihan hatiku yang terbalut dalam doaku. Inilah sumpahku, dengarlah dunia ....

Potongan dari lagu tersebut tentu menggambarkan bagaimana cinta yang tersimpan dalam hati Hayati dan Zainudin benar-benar kuat. Bahkan walau Hayati telah menikahi Aziz, cinta itu masih ada. Begitu pula Zainudin, walau telah bangkit namun sesungguhnya hatinya tidak berpaling sedikit pun bertahun lamanya. Cinta yang benar-benar dibawa keduanya hingga liang pusara.

Dalam lagu kedua bertajuk Terusir, lebih digambarkan kemarahan Zainudin atas kesampai-hatian kekasihnya. Sebuah potongannya berbunyi, 

Oh Tuhan ampunilah dosa, niat buruk di doa. Aku inginkan dia merasakan getir cintaku, menunggu karma. Aku menunggu karma. 

Judul lagu ini, Terusir (Teroesir), juga merupakan judul yang sama dengan sebuah buku karangan Zainudin yang menceritakan kisah cintanya dengan Hayati. Buku itulah yang pada akhirnya dibaca sendiri oleh Hayati lalu membawa mereka bertemu untuk kedua kali dalam keadaan yang telah berbeda yakni Hayati sebagai seorang istri dari Aziz serta Zainudin yang telah masyhur selaku pengarang. 

Penilaian Pribadi

Secara keseluruhan dan atas pandangan subyektif selaku penikmat, film ini, hingga artikel ini ditulis merupakan satu-satunya film yang dapat saya berikan nilai 10/10. Penilaian mungkin berbeda dari masing-masing pribadi. Saya telah menonton ulang film ini berulang kali dan tetap sama tegunnya dengan yang pertama.

Sejak menonton ini, standar film romantis saya naik. Saya pun jadi menunggu film apa yang sekiranya bisa mengalahkan Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck di hati saya. Mari menonton lagi, kelak akan saya ulas di sini jika saya temukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun