Dari keseluruhan jawaban, teridentifikasi bahwa responden terdiri atas masyarakat dengan rentang usia 13-18 tahun sebanyak 11.1%, 19-29 tahun sebanyak 77.8% dan 30-49 tahun sebanyak 11.1%.Â
Sebesar 81.5% di antaranya datang dari kalangan Pelajar/Mahasiswa, 11.1% dari kalangan Guru/Dosen/PNS Non-dik, 3.7% dari kalangan Tenaga Medis, 3.7% dari kalangan Wiraswasta serta 3.7% dari bidang profesi lainnya, yang berdomisili di wilayah Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Karanganyar dan Surakarta.Â
Dari hasil survei mengenai pengetahuan masyarakat tentang adanya rencana pelaksanaan vaksinasi secara serentak guna menangani permasalahan persebaran virus Covid-19 di Indonesia, 92.6% responden Solo Raya menyatakan telah mengetahui adanya rencana pelaksanaan vaksinasi, 3.7% menjawab mungkin dan 3.7% mengaku tidak tahu sama sekali.Â
Dari pertanyaan mengenai kesiapan mereka dalam menghadapi vaksinasi, 66.7% menjawab siap, 33.3% menjawab ragu-ragu dan 0.0% responden menjawab tidak siap.Â
Tanggapan positif disampaikan oleh responden yang menjawab siap menerima vaksinasi. Salah satunya adalah Bagas Satriyo Utomo, mewakili kalangan Guru/Dosen/PNS Non-dik dan berdomisili di Kabupaten Boyolali.Â
"Sebagai warga masyarakat yang taat kepada pemerintah, dengan adanya layanan vaksinasi sebagai bentuk ijtihad bersama, alangkah baiknya kita mengikutinya dengan baik."
Sambutan baik juga hadir dari Nabila Jelita Putri Latifah, dari kalangan Pelajar/Mahasiswa, berdomisili di Klaten.Â
"Sebenarnya menurut saya banyak keuntungan dari adanya pelaksanaan vaksinasi, namun dalam pelaksanaannya masih banyak masyarakat yang menyalah gunakan kesempatan vaksinasi ini untuk memperoleh keuntungan secara pribadi atau pun mendapat perhatian publik lewat menyebarkan berita hoax tentang vaksinasi. Banyak juga masyarakat yang kontra terhadap keputusan pemerintah dalam melakukan vaksinasi ini. Tapi kalo saya sangat setuju dengan adanya vaksinasi karena selain untuk bisa membentengi diri, untuk selalu menjaga kesehatan, juga merupakan cara untuk mengapresiasi langkah cepat pemerintah dalam menangani wabah corona di Indonesia."
Sedangkan responden yang menyatakan ragu memiliki berbagai alasan seperti takut mendapatkan suntikan, merasa belum mendapatkan informasi yang cukup mengenai vaksinasi, memiliki penyakit tertentu, merasa kurang yakin pada vaksin yang akan diberikan, hingga berpendapat bahwa vaksin tidak menjamin 100% mampu mencegah kita dari Covid-19.Â
Responden berinisial AP (tidak menghendaki disebutkan nama terangnya), dari kalangan Pelajar/Mahasiswa dan berdomisili di Karanganyar mengungkapkan alasan mengapa masih merasa raguÂ
"Saya merasa belum mendapat informasi yang cukup mengenai vaksinasi, sehingga masih ragu."Â