Wakil Gubernur Bengkulu Sultan Bahtiar Najamudin kembali mengajak yang ketiga kalinya investor asal Negara Jepang ke Pelabuhan Pulau Bai Bengkulu, untuk melihat prospek kemajuan ekonomi propinsi Bengkulu terkait rencana pembangunan pabrik pengelolaan bongkol kayu, menjadi energi terbarukan di Bengkulu.
Kedatangan Wakil Gubernur Sultan bersama 7 orang investor asal Jepang diantaranya Direktur PT Takafuji Internasional, Sato Takahito ke Pelindo Bengkulu diterima General Manager PT Pelindo II Bengkulu Ari Santoso.
Wakil Gubernur Bengkulu Sultan Bahtiar Najamudin seusai pertemuan dengan manajemen PT Pelindo Bengkulu mengatakan, kedatangan para investor ini sebagai tindak lanjut rencana untuk menanamkan investasinya, setelah sebelumnya Duta Besar Indonesia untuk Jepang Yusron Ihza Mahendra, sudah datang ke Bengkulu.
“Keinginan investor dari Jepang untuk menanamkan investasinya di Bengkulu ini, awalnya membutuhkan waktu yang relative lama. Mengingat sebelumnya juga memerlukan peninjauan lapangan beberapa kali dan melihat potensi bahan baku, seperti bongkol dan sampah kayu, pelepah sawit dan batang karet,” ungkapnya, Jumat (12/6/2015).
Selain itu dikatakan Wakil Gubernur Sultan, pihak investor juga membutuhkan aturan dan jaminan dari pemerintah dan pemerintah daerah bahwa investasinya akan berjalan aman. Sehingga peran pemerintah daerah kata Wakil Gubernur, harus benar-benar mewujudkan keinginan dari investor tersebut.
“Meski birokrasi masih berbelit-belit, tetapi kita akna upayakan permudah investor dalam mendapatkan izin dan menjamin ketersediaan bahan olahan untuk pabrik energy terbarukan tersebut yang diinginkan setiap wilayah di Bengkulu,” ujarnya.
Sementara itu perwakilan investor Jepang, Direktur PT Takafuji Internasional, Sato Takahito menjelaskan, setelah mengamati potensi Sumber Daya Alam SDA yang ada di Bengkulu ini cukup menjanjikan, tetapi untuk mewujudkan hal demikian perlu pengkajian lebih lanjut dan kedatangan pihaknya sekarang ini dalam rangka mewujudkan penanaman investasi di Bengkulu.
“Apabila proses yang sedang berjalan ini sesuai dengan rencana awal, kita akan membangun pabrik pengolaan limbah-limbah kayu untuk energy terbarukan dalam wilayah Propinsi Bengkulu ini
Komentar saya :
Dalam Artikel diatas disebutkan meski birokrasi masih berbelit-belit, apakah masih banyak pungutan-pungutan yang di minta oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk investasi jepang ini atau ada birokrasi yang prosesnya sengaja dipersulit ???
Mari Kita Kawal Investasi Jepang di Bengkulu….. dan Kita usut tuntas… apa yang membuat berbelit-belit karena kejadian ini sudah sering kali terjadi jika pengusaha dari luar daerah ingin menanamkan investasi di daerah – daerah…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H