Mohon tunggu...
TIURMAULI SAMOSIR
TIURMAULI SAMOSIR Mohon Tunggu... pegawai negeri -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya adalah seorang pekerja keras yang punya goal dlm mewujudkan impian2 saya...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

My Dreams : Internet Gratis untuk Kemajuan Indonesia

12 Desember 2014   17:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:27 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14183655091975985608

Pagi ini ketika membaca sebuah koran lokal daerah Jawa Pos dan Rakyat Bengkulu, saya melihat ada suatu cerita pengalaman panggilan hidup pasangan suami istri untuk membantu anak-anak miskin dan terlantar bisa hidup layak dan baik...

HENNY Kristianus terkesima ketika mobil yang dikendarainya berhenti di persimpangan Jalan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Dia melihat begitu banyak anak yang berkeliaran di keramaian lalu lintas. Ada yang mengamen dan mengemis.

Henny bingung bercampur sedih. Sebab, dia tidak mengira jumlah anak yang dieksploitasi di jalanan semakin banyak jika dibandingkan sebelum dirinya meninggalkan Indonesia untuk tinggal di Australia selama 10 tahun. Ya, saat itu, tahun 2006, Henny baru melahirkan anak kembar dan pulang ke tanah air.

’’Saya pulang untuk menunjukkan anak pertama saya yang baru lahir dan kebetulan kembar kepada orang tua. Tapi, saya sedih begitu melihat banyak anak kecil yang dibawa ibunya untuk mencari simpati pengguna jalan,’’ ujar Henny mengenang titik balik kehidupan sosialnya kepada Jawa Pos yang menemuinya Selasa malam (10/12).

Henny bersama sang suami, Yoanes, sempat bimbang melihat kenyataan yang kontras. Di satu sisi, saat itu dirinya sudah mempunyai kehidupan sosial yang mapan di Sydney, Australia. Di sisi lain, masih banyak warga di tanah air yang perlu uluran tangan. Namun, setelah berdiskusi panjang, pasutri itu akhirnya memutuskan untuk kembali ke Indonesia.

’’Kami merasa terpanggil untuk membantu mereka yang kurang beruntung itu. Bagaimanapun, mereka berada di sekitar tempat kami tumbuh,’’ timpal Yoanes.

Tidak lama kemudian, pria 37 tahun tersebut memboyong keluarga kecilnya untuk pulang ke tanah air. Mereka meninggalkan kehidupan yang mapan di Australia. Termasuk, bisnis pengiriman dan coffee shop yang mereka rintis di Negeri Kanguru itu. Padahal, dari dua bisnis tersebut, pasutri tersebut tiap bulan mendapat penghasilan sekitar Rp 80 juta.

(kutipan dari jawa pos )

Henny Kristianus dan Yoanes   meninggalkan kehidupan mapan di Australia sebagai permanen resident yang sangat di dambakan oleh banyak pendatang di Australia dan kembali ke Indonesia untuk mengabdikan dirinya membantu anak-anak terlantar yang dalam pasal 34 UUD 1945  anak-anak terlantar dan fakir miskin dipelihara oleh negara tetapi mereka  terpanggil untuk membantu anak-anak terlantar, mereka memulainya dari nol dengan menjadi pengajar bahasa inggris dan pekerja sosial di daerah kumuh di Bandung selama setahun dan  kembali ke Jakarta menjadi pekerja sosial untuk anak-anak terlantar dan  mengembangkan  kegiatan membantu anak-anak terlantar sampai ke pelosok-pelosok daerah....

Jika dilihat dari cerita ini, saya melihat pasangan suami istri tersebut menemukan alasan dan motivasi serta impian dengan komitmen untuk menyejahterakan  anak-anak terlantar, memang banyak rintangan namun mereka percaya  semuanya pasti ada jalannya...

Saya tidak ingin bermimpi begitu muluk seperti pasangan suami istri tersebut yang pasti punya banyak rekanan bisnis dan teman karena  berangkat dari pengusaha dan bermodal juga, tetapi kemajuan dan  kesejahteraan bangsa indonesia  akan terwujud jika  dari individu yang paling kecil keluarga lalu sekolah dan lingkungan masyarakat diberi ilmu dan karakter yang baik serta mampu bersaing dalam era globalisasi , bukan hanya untuk mengejar kekayaan semakin banyak saja, seperti kasus-kasus korupsi yang makin marak diusut KPK.Karena pasal 34 UUD 1945 belum tentu bisa dilaksanakan pemerintah secara menyeluruh dan utuh 100 persen ditangani dengan baik  maka mulailah dari lingkungan kita dengan  menangani setiap anak-anak terlantar yang ada di RT,RW masing-masing membuat kelompok belajar mandiri dan praktek dengan gratis serta memberi ilmu pengetahuan....

Langkah-langkah membuat Kelompok Pelatihan Gratis Internet :

1. Membuat kelas pelatihan berdasarkan kelompok anak, remaja, pemuda dan dewasa

2. Mendata setiap peserta yang mau ikut pelatihan sesuai dengan klasifikasi umur dan kelas

3.Menentukan lokasi pelatihan secara rutin dengan menyewa tempat atau rumah dan menyediakan beberapa perangkat komputer atau laptop dengan modal awal 5 laptop

4. Membuat jadwal dan modul sesuai dengan tingkatan kelas dan umur

5. Membuat pelatihan cara penggunaan aplikasi komputer dan  cara mengakses internet bagi yang belum mengerti

6. Mengajari cara menghubungkan antara  belajar menggunakan aplikasi komputer dan mencari info di internet serta memberi info bahwa di dalam internet itu berisi berbagai manfaat yang baik untuk pengetahuan dan yang tidak baik apa saja contohnya.

5. Memberikan motivasi kepada peserta pelatihan agar aktif  memanfaatkan Jasa internet gratis dari Indosat untuk belajar dan mencari informasi yang berguna di internet.

6. Memberikan setiap peserta pelatihan untuk memiliki blog dan email yang berisi forum tanya jawab jika ada kesulitan dan pas tidak dalam kelas pelatihan maka bisa ditanyakan ke pengajar lewat blog.

7. Memberikan tugas praktek kepada peserta pelatihan dan pengajar akan mengajari mengupload karya yang di posting ke dalam blog masing-masing contohnya promosi produk atau barang jualan, gambar komik atau kartun, desain grafis dan lain-lain.

8. Mengikutkan peserta pelatihan untuk mengikuti lomba-lomba yang ada di internet seperti kompasiana, indosat, dan kalau ada peserta pelatihan yang ingin lebih maju dan mau untuk sekolah ke luar negeri atau ingin berkarya sampai ke luar negeri maka akan disarankan mengikuti forum beasiswa luar negeri, forum profesi, forum-forum lain yang mendukung kemajuannya...

9. Mengadakan evaluasi dan survey untuk setiap pelatihan yang diajarkan dalam setiap akhir kelas...

10. Mengundang  praktisi internet  untuk mengetahui teknologi-teknologi internet terbaru.

Mimpi adalah sesuatu hal yang gratis dan tidak di bayar, Jika dibayar mungkin tidak semua orang bisa bermimpi….

Saya adalah orang yang suka bermimpi dan ingin mewujudkan setiap mimpi-mipi secara realistis dan terukur….

Mari berkarya dan mengabdi untuk Indonesia maju dan berprestasi....

Amin.....

Merry Christmas and God bless

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun