Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Kendalikan Amarahmu

15 Maret 2018   07:27 Diperbarui: 15 Maret 2018   09:09 622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Marah adalah salah satu bentuk dari respon sangat tidak senang mungkin karena dihina atau diperlakukan tidak baik. Marah mungkin hal wajar sebagai makhluk yang diciptakan Tuhan dengan pikiran, perasaan dan kehendak, tentu manusia bisa merasa senang, bahagia, benci atau juga marah itu sendiri dan lain sebagainya.

Setiap orang mempunyai respon untuk marah yang berbeda-beda ada yang cepat,sangat cepat, ada juga yang mungkin sedang dalam artian tidak cepat bahkan ada yang lambat bahkan sangat lambat. Semua respon tersebut tidak dapat tidak tentu sangat dipengaruhi oleh temperamen dasar setiap orang dan juga kemampuan seseorang dalam mengelola emosinya.

Haruskah marah menjadi respon pertama atas hal negatif yang menimpa kita? Tentu tidak jika kita mau mengembangkan hal yang paling penting untuk dikembangkan oleh setiap orang yaitu penguasaan diri. Penguasaan diri ini akan mempengaruhi banyak hal dalam kehidupan setiap orang. Orang pintar tentu memang banyak tapi orang yang punya pengendalian diri atau penguasaan diri mungkin tidak berbanding lurus dengan jumlah orang yang pintar.

Akhirnya reaksi kemarahan yang berlanjut kepada perasaan benci dan tidak suka terlontar mungkin lewat kata-kata penuh emosi negatif ataupun ujaran kebencian dan lain sebagainya. Marah adalah sesuatu yang normal tetapi jika tidak dikelola dengan penguasaan diri marah bisa menjadi reaksi negatif yang bukan hanya merugikan orang lain tetapi juga diri sendiri. Pujangga kuno berkata, "Jangan cepat marah, karena sikap seperti itu adalah sikap orang bodoh".

Jelas menurut pujangga tersebut sikap cepat marah bukanlah sikap yang wajar tetapi itu adalah sikap yang bodoh. kemarahan bukan hanya melukai orang lain tapi juga diri sendiri. Sejujurnya kemarahan juga bukan solusi atas persoalan atau hal buruk yang kita alami. 

Bukankah hidup ini akan lebih indah dan menyenangkan bila kita dapat membuang amarah dalam hati dan mengendalikan diri saat hendak terpancing dengan kemarahan. Dengan demikian suasana hati kita tidak dapat dikendalikan oleh orang lain atau keadaan yang terjadi disekitar kita.

Kita tidak dapat mengendalikan kebebasan orang lain untuk tidak berbuat hal yang mungkin tidak kita inginkan tapi kita dapat memaksa diri kita untuk memilih apakah kita mengambil perlakuan buruk orang lain terhadap kita itu sebagai alasan untuk marah atau kita mengambilnya sebagai sarana latihan untuk melatih diri meningkatkan penguasaan diri kita. Pilihan ada pada kita masing-masing.

Terhormatlah seseorang, jika ia menjauhi perbantahan, tetapi setiap orang bodoh membiarkan amarahnya meledak.-Raja Salomo

Kutipan berikut mungkin dapat memberikan manfaat bagaimana belajar mengendalikan diri.

Ketika Anda marah, hitunglah sampai sepuluh sebelum Anda berbicara. Jika Anda sangat marah, hitunglah sampai seratus." -- Thomas Jefferson

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun