Mohon tunggu...
Titry Frilyani
Titry Frilyani Mohon Tunggu... Bankir - travel enthusiast

Pegawai swasta, pecinta jalan-jalan yang senang menulis.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menikmati kesederhanaan dan Ketenangan di Pulau Moyo

27 November 2022   21:50 Diperbarui: 27 November 2022   22:35 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat air surat cocok untuk bermain kano atau bermain air depan pantai/Dok Pribadi

Pulau Moyo adalah sebuah pulau yang terletak sekitar 2.5 km dari Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat dengan luas sekitar 350 km2. Dapat dicapai dari kota Sumbawa Besar dengan kapal kayu selama 2 jam ataupun kapal cepat selama 45 menit.

Objek wisata yang terdapat di Pulau Moyo diantaranya Air terjun Mata Jitu yang menjadi tujuan utama para pelancong. Selain itu, air terjun yang bisa dikunjungi adalah Air terjun Diwu Mbai. Tak jauh dari Pulau Moyo, terdapat Takat Sagele yang merupakan sebuah gundukan kecil yang menyerupai pulau saat air surut dimana kita bisa bersnorkeling. Disini pula salah satu spot terbaik untuk menikmati sunset.
Namun, selain itu kita juga bisa menikmati pulau ini dengan cara lain, yaitu mengelilingi perkampungan, berbincang dan melihat aktivitas dengan penduduk lokal tepatnya di Desa Labuan Aji.

Di pagi hari, dengan udara yang masih segar dan bersih, kita bisa berjalan kaki menyusuri perkampungan. Berpapasan dengan kambing, anjing ataupun kucing bukan merupakan hal aneh disini karena jumlahnya yang cukup banyak. 

Beberapa warung nasi sudah buka untuk melayani para pembeli. Yang tersedia memang sangat sederhana, seperti ayam goreng, bihun atau mie goreng dan juga sayuran. Namun jika kita membutuhkan makanan lebih pagi, kita bisa menginformasikan terlebih dahulu kepada pemilik warung di hari sebelumnya.

Desa Labuan Aji/Dok Pribadi
Desa Labuan Aji/Dok Pribadi
Penduduk Pulau Moyo seluruhnya beragama Islam, tak heran jika sebuah mesjid yang cukup besar dibangun di desa ini, dengan biaya swadaya masyarakat dan juga dari sumbangan. Sayangnya, di waktu shubuh tak terlalu banyak warga yang shalat berjamaah di mesjid.

Di dermaga, aktivitas di pagi hari sudah sangat ramai. Ya, jadwal keberangkatan public boat adalah pukul 7 pagi. Para warga yang akan berangkat ke Sumbawa sudah bersiap masuk ke kapal. 

Berbagai barang juga dimasukkan ke dalam kapal seperti hasil ikan atau wijen untuk dibawa ke Sumbawa Besar. Motor pun bisa dibawa dengan public boat ini. Karena keberangkatan menuju Sumbawa Besar hanya satu kali sehari, penumpang public boat selalu penuh.

Penginapan di Pulau Moyo kebanyakan terletak tepat di depan pantai, sehingga wisatawan bisa menikmati pantai dan sunset di sore hari, juga snorkeling saat air tidak pasang. Di pagi hari, air sangat tinggi sehingga tidak mungkin untuk snorkeling. Padahal saya ingin sekali mencobanya di depan pantai.

Beberapa penginapan dimiliki oleh ekspatriat yang sudah lama tinggal disini dan menikah dengan warga lokal. Anak-anaknya pun menjadi anak pantai yang sangat mahir berenang. Bermain kano menjadi favorit anak-anak disini, bahkan yang masih berumur sangat muda alias balita.

Saat air surat cocok untuk bermain kano atau bermain air depan pantai/Dok Pribadi
Saat air surat cocok untuk bermain kano atau bermain air depan pantai/Dok Pribadi
Tidak banyak restoran atau lebih tepatnya tempat makan yang ada di Pulau Moyo. Beberapa tempat makan hanya menyediakan bahan masakan sesuai pesanan, sehingga jika ingin makan di sana harus memesan di hari sebelumnya. 

Selain restoran yang terdapat pada beberapa hotel atau bungalow, yang menjadi favorit saya adalah sebuah restoran sea food yang letaknya terletak di depan pantai, tak jauh dari dermaga. 

Berbagai macam sea food dan makanan khas Sumbawa dengan harga terjangkau tersedia disini, diantaranya singang dan sepat. Singang adalah masakan yang terbuat dari ikan dan dibumbui dengan kunyit sehingga berwarna kuning dan terasa segar. 

Sedangkan sepat adalah sejenis ikan tawar. Biasanya disajikan dengan kuah. Proses masaknya memang tidak cepat sedangkan tidak sedikit yang memesan makanan disini, jadi baiknya memesan terlebih dulu sebelum jam makan kita. Berbagai macam jus dan minuman dingin pun tersedia di sini.

Makanan khas Sumbawa/Dok Pribadi
Makanan khas Sumbawa/Dok Pribadi

Kecuali menginap di Amanwana Resort yang menjadi favorit para pesohor lokal maupun dunia, listrik hanya menyala di Pulau Moyo sejak pukul 6 sore hingga 6 pagi. Untuk telepon genggam, hanya 1 provider yang saat ini bisa mendapat sinyal. 

Namun terkadang sinyal tidak terlalu baik, terlebih jika matahari tidak muncul. Keterbatasan listrik mau tak mau menjauhkan saya dengan barang-barang elektronik yang biasanya tak bisa lepas dari keseharian saya.

Sunset di Pulau Moyo/Dok Pribadi
Sunset di Pulau Moyo/Dok Pribadi
Kegiatan paling menyenangkan di pulau Moyo  adalah duduk di depan bungalow, menikmati pantai dan pemandangan nan cantik sambil menyicipi snack atau minuman. 

Apalagi matahari terbenam disini benar-benar cantik. Beberapa malam menginap di pulau ini dengan kesederhanaan dan ketenangan yang diberikan,  mengembalikan pikiran dan badan saya menjadi lebih segar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun