Mohon tunggu...
Titry Frilyani
Titry Frilyani Mohon Tunggu... Bankir - travel enthusiast

Pegawai swasta, pecinta jalan-jalan yang senang menulis.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Berwisata ke Pulau Moyo di Sumbawa

1 November 2022   16:47 Diperbarui: 6 November 2022   13:38 3659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Air terjun Mata Situ (Dokumentasi pribadi)

Pulau Sumbawa yang terletak di Nusa Tenggara Barat memiliki satu pulau mungil yang menjadi tujuan utama wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, bahkan sering kali menjadi salah satu lokasi mampirnya kapal-kapal pesiar. Pulau Moyo, namanya.

Pulau Moyo merupakan sebuah pulau di utara Sumbawa. Yang menjadi primadona dari pulau ini tentu saja Air Terjun Mata Jitu yang dahulu pernah dikunjungi oleh Lady Diana dan juga banyak pesohor terkenal baik dalam dan luar negeri.

Untuk mencapai Pulau Moyo, dari Jakarta kita terbang menuju Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin III di kota Sumbawa Besar. 

Tidak ada penerbangan langsung dari Jakarta, sehingga kita harus transit terlebih dahulu di Bali atau Lombok. 

Saya memilih penerbangan dengan transit di Lombok. Jakarta-Lombok ditempuh sekitar 1 jam 40 menit, sedangkan dari Lombok ke Sumbawa Besar sekitar setengah jam.

Saat ini hanya ada 2 penerbangan tiap hari menuju Sumbawa Besar dari Lombok dengan Wings Air. Kedua penerbangan ada di pagi hari. Jadi sebaiknya pilih penerbangan paling pagi dari Jakarta ke Lombok.

Public boat (Dokumentasi pribadi)
Public boat (Dokumentasi pribadi)
Dari Pulau Sumbawa Besar menuju Pulau Moyo hanya bisa ditempuh dengan perjalanan laut. 

Untuk biaya paling murah, kita bisa menaiki public boat dari Pelabuhan Muara Kali dengan harga 50.000 rupiah untuk wisatawan lokal dan 75.000 rupiah untuk wisatawan mancanegara. 

Jadwal keberangkatan dari Sumbawa Besar ke Moyo hanya 1 kali sehari yaitu jam 12 siang, namun jam keberangkatan tidak bisa dipastikan on time. 

Sedangkan untuk keberangkatan dari Pulau Moyo ke Sumbawa Besar tiap harinya jam 7 pagi dan relatif lebih tepat waktu. 

Karena merupakan public boat, yang diangkut pun macam-macam, jadi jangan heran jika kita bisa menemukan keperluan dan bahan-bahan keperluan warga dari Sumbawa ke Moyo, atau juga hasil wijen dan ikan dari Moyo ke Sumbawa di kapal ini. 

Perjalanan dari Sumbawa ke Moyo dengan kapal ini ditempuh sekitar 2-2,5 jam. Oya, dari bandara ke Pelabuhan Muara Kali, kita bisa menyewa taksi dengan biaya 50.000 hingga 75.000 rupiah.

Dalam perjalanan laut dari Sumbawa Besar ke Pulau Moyo, kita akan melewati beberapa pulau, sehingga akan lebih leluasa jika kita menyewa/charter boat sehingga spot-spot tersebut bisa kita singgahi. Terdapat dua pilihan, menggunakan speed boat atau kapal kayu. 

Untuk speed boat perjalanan ditempuh sekitar 45 menit sedangkan kapal kayu sekitar 2 jam. Tentu saja harganya pun berbeda. Untuk perjalanan pulang pergi satu hari dengan kapal kayu biayanya sekitar 2.000.000 rupiah, sedangkan untuk speed boat bisa mencapai 3.000.000 rupiah.

Saya berencana bermalam di Pulau Moyo 2 malam. Dengan pertimbangan akan mampir di beberapa spot saat perjalanan Sumbawa-Moyo dan saat kembali dari Moyo-Sumbawa agak riskan jika naik public boat karena pesawat kami berangkat di pagi hari maka saya memutuskan mencarter kapal kayu selama 3 hari. 

Meskipun di hari kedua saya tidak akan menggunakan kapalnya, tetapi ada biaya tambahan karena kapal menginap. Jika tidak salah sekitar 500.000 per malam. Mengapa? Karena kalau kita sewa, kapal tersebut sama sekali tidak bisa digunakan oleh kapten kapalnya. 

Tentu saja, jika kita mampir ke beberapa tempat saat perjalanan, ada biaya tambahan. Kapal yang digunakan berukuran besar karena memang biasa dipakai untuk penyeberangan Sumbawa-Moyo pulang pergi. Jadi semakin banyak yang ikut semakin ringan juga kita membayar sewa kapal.

Dalam perjalanan menuju Pulau Moyo dari Pelabuhan Muara Kali, kita bisa mampir di Pulau Tanjung Pasir, Pantai Ai Manis, Pantai Poto Jarum dan juga Takat Sagele. 

Di Pantai Tanjung Pasir, Ai Manis dan Poto Jarum kita bisa melakukan snorkling. Di Tanjung Pasir selain snorkling, kita bisa mengunjungi Gua Kelelawar. 

Pantai-pantai ini sangat jernih dan menawan karena masih alami. Sedangkan Takat Sagele merupakan gundukan bekas pecahan karang-karang dan menyerupai pulau kecil.  

Takat Sagele bisa kita temukan saat air surut biasanya sekitar jam 4-5 sore. Di sini merupakan spot snorkling dan kita bisa menemukan berbagai ikan cantik. 

Takat Sagele hanya berjarak sekitar 15 menit dari dermaga Desa Labuan Aji di Pulau Moyo. Menikmati sunset pun sangat indah dari sini. 

Selain itu di sekitar Pulau Moyo masih terdapat objek wisata lain di antaranya Pantai Raja Sua, Pantai Brang sedo, Pantai Batu Kapal, Pantai Sangelo, Pulau Satonda, dan lainnya. Namun beberapa lokasi cukup jauh, seperti Pulau Satonda.

Desa Labuan Aji (Dokumentasi pribadi)
Desa Labuan Aji (Dokumentasi pribadi)
Di Pulau Moyo, primadonanya adalah Air Terjun Mata Jitu yang begitu menawan dengan warna toska sehingga membuat saya pun tidak rela untuk beranjak dari air terjun ini. Selain itu, air terjun lain yang bisa kita kunjungi adalah Air Terjun Diwu Mbai.
Air terjun Diwu Mbai (Dokumentasi pribadi)
Air terjun Diwu Mbai (Dokumentasi pribadi)
Saat ini cukup banyak penginapan tersedia di Pulau Moyo, sebagian besar ada di depan pantai, sangat dekat dengan dermaga. 

Kebetulan saya menginap di sebuah bungalow di depan pantai. Dari sini, kita bisa menikmati sunset sambil bersantai ataupun snorkling. Kisaran harga penginapan di Moyo beragam, mulai dari 200.000 hingga 600.000 rupiah.

Terdapat resort mewah tempat para pesohor menginap, yaitu Amanwana. Resort ini menawarkan privasi dalam menikmati keindahan Pulau Moyo. Akomodasi berbentuk tenda glamping mewah dan luas sebanyak 15 unit, dilengkapi wifi, dan fasilitas lainnya.

Karena merupakan pulau kecil, tidak terdapat banyak tempat makan yang tersedia. Namun satu tempat yang menjadi favorit saya adalah sebuah restoran sea food di depan pantai yang memiliki cukup banyak pilihan menu. Jaraknya tak sampai 100 meter dari dermaga.

Selain beberapa bungalow atau hotel yang memiliki restoran, selebihnya adalah warung nasi dan toko kelontong.

Sunset di Moyo (Dokumentasi pribadi)
Sunset di Moyo (Dokumentasi pribadi)
Salah satu yang perlu kita perhatikan juga, di Pulau Moyo listrik hanya menyala sejak pukul 6 sore hingga 6 pagi. 

Pulau ini memiliki sebuah mesjid yang cukup besar, hasil dari swadaya masyarakat dan juga sumbangan.

Waktu yang tepat untuk berkunjung ke Pulau Moyo adalah di bulan Juli-Agustus. Karena di akhir atau awal tahun, cuaca sering kali kurang baik sehingga kapal pun tidak ada yang berani melakukan perjalanan. 

Jangan lupa untuk membawa uang tunai, karena tidak tersedia ATM di sini.

Pulau Moyo memang tempat yang cocok untuk bersantai, menikmati keelokan pantai dan bawah lautnya, juga sunset. Dan yang pasti tentu saja the one and only, Air Terjun Mata Jitu. Dijamin ga menyesal jauh-jauh ke sini!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun