Mohon tunggu...
Titry Frilyani
Titry Frilyani Mohon Tunggu... Bankir - travel enthusiast

Pegawai swasta, pecinta jalan-jalan yang senang menulis.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Perlukah Kita Berwisata ke Luar Negeri?

20 Januari 2019   14:43 Diperbarui: 20 Januari 2019   19:36 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi| Dok. Pribadi

Indonesia itu cantik, masih perlukah ke luar negeri?

Sering saya mendengar banyak yang berkata " Ga usah dan gaperlu ke luar negeri, karena Indonesia itu udah bagus banget". Benarkah begitudan setujukah kompasioner dengan kalimat tersebut? Saya sendiri sangat setuju kalaunegara kita, Indonesia memang sangat indah. Negeri kepulauan dengan berbagaimacam budaya, suku dan tentu saja alam yang beraneka ragam. Mau laut, pantai, hutan, gunung, semua ada, wisata sejarah juga banyak sekali. Walaupun saya belummenjangkau seluruh propinsi di Indonesia, tapi banyak bukti yang saya lihatbahwa negeri kita itu memang sangat kaya dan cantik.

Tapi apakah dengan begitu, kita tidak perlu ke luar negeri?Menurut saya,  berwisata ke luar negerijuga diperlukan. Mengapa? Supaya kita bisa menambah wawasan kita, mulai darikarakter, perilaku, dan tentu saja berbagai keindahan alam juga sejarah yangmungkin sebagian tidak dimiliki oleh negara kita. 

Misalkan saja, kalau kita maumelihat sejarah peradaban Islam di Eropa, tentu saja kita bisa menemukannya dinegara-negara Eropa, bukan di Indonesia. Melihat peninggalan sejarah Islam diAndalusia, Spanyol misalnya, menambah kekaguman, kecintaan saya dan pengetahuan sayamengenai Islam. Saya termasuk pecinta gedung-gedung tua dengan arsitektur yang indah, karena itunegara-negara di Eropa seperti Perancis atau Britania Raya menjadi tujuanwisata saya. 

Sering juga saya mendengar, "kalau mau lihat pantai, ga usahkemana-mana, di Indonesia aja". Saya juga sangat setuju Indonesia punya begitubanyak pantai, laut dan bawah laut yang sangat kaya dan cantik. Tapi apakahberarti negara lain pun tidak punya yang seperti itu? Untuk saya pribadi,sebenarnya banyak juga pantai, laut dan bawah laut yang cantik di negara lain.

Kalau berbicara indah, bagus, setiap orang punya subjektifitasnyamasing-masing, tapi saya sendiri meyakini bahwa setiap tempat itu memiliki cirikhas dan keunikannya masing-masing. Misalnya saja, karakter pantai di Yunanitidak bisa disamakan dengan pantai di Indonesia.

Perbedaan iklim juga menjadi salah satu yang menurut sayabisa menjadikan suatu negara menjadi unik. Di Jepang misalnya, selain dikenaldengan sakuranya di bulan April, fenomena Momiji di musim gugur, yaitumemerahnya dedaunan di Jepang mungkin tidak akan dapat kita temukan di tempatlain. 

Dengan berkunjung ke negara lain, kita juga bisa belajarmengenai karakter masyarakatnya. Saya begitu kagum dengan masyarakat Jepangyang sangat bekerja keras, mulai dari yang muda hingga yang sudah lanjut usia. Segala hal sangat rapi, efisien, dan dimudahkan dinegeri itu. Dari yang sederhana saja, ketika saya menaiki kereta jarak jauh diplatorm kereta, sudah diberikan informasi pada lantainya dimana letak gerbongakan berhenti sehingga kita sudah tahu harus menunggu dimana sejak awal.

Karakter masyarakatnya yang sangat jujur pun sangat saya kagumi. Mungkin Jepangadalah satu diantara sedikit negara yang saya tidak khawatir akan pencopet. Kalau di Eropa saya perlu sangat berhati-hati menjaga tas, di Jepang backpackyang selalu saya pakai tidak pernah membuat saya waswas. Adik saya tertinggal tas di kereta pun, selama beberapa jam masih bisa ditemukan di tempat yang sama. Inilah yang membuat saya iri dan berkaca kapan masyarakat kita bisa memilikikarakter seperti itu.

Banyak yang berkata kalau Indonesia itu negeri dengan masyarakatnya yang ramah. Tapi ternyata, banyak juga negara lain yang masyarakatnya memiliki sifat yang ramah dan helpful. Misalnya saja, saya cukup terkejut dengan masyarakat di London yang ternyata juga sangat helpful. Saat saya bertanya jalan kepada seorang pria muda, dengan baiknya dia mengeluarkan handphone dan membuka map untuk mengarahkan saya ke tempat tujuan. 

Gelandangan pun (ternyata di London pun ada), melihat saya kebingungan mau menunjukkan arah tempat yang akan saya tuju). Di St Petersburg, seorang ibu paruh baya dengan baik hati menelepon apartemen tempat kami akan menginap melihat kami kebingungan mencari lokasi apartemen tersebut. Hal-hal seperti itu yang membuat traveling membuka mata saya begitu lebar mengenai dunia luar.

Saya selalu berusaha untuk menyeimbangkan hobi sayauntuk berwisata tidak hanya ke dalam negeri, tapi juga ke luar negeri. Karenapercayalah bahwa betapa banyak ciptaan Tuhan yang luar biasa indah jugaterdapat di luar sana. Dengan melihat negara lain, kita bisa mengambil banyakpelajaran.

Banyak hal di luar yang bisa menjadi pembelajaran bagi kita,terutama masalah kedisplinan, kebersihan. Hal baik seperti itu bisa kitaterapkan di Indonesia. Namun bukan berarti negara lain pun tidak adakekurangan. Hal itu juga yang membuat kita bersyukur bahwa kita memilikiIndonesia sebagai tanah air kita. Dan saat ke luar negeri, pengetahuan kita mengenai wisata dalam negeri pun perlu agar kita bisa mempromosikan negeri kita kepada orang luar.

Jadi, jangan membatasi diri kita dari melihat dunia luar.Sungguh melihat ke luar akan menambah wawasan dan pengetahuan kita. Sepertipepatah yang sering kita dengar "Traveling is the only thing you buy thatmakes you richer".  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun