Mohon tunggu...
Tito Yulianto
Tito Yulianto Mohon Tunggu... Wiraswasta - blog.titoyulianto.com

Saya Tito Yulianto, Lahir dan Besar di Kab. Kuningan, Jawa Barat.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Siapa Penipunya? Yang Jelas, Saya Korbannya!

8 Mei 2014   21:27 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:43 1484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ternyata ini modus PENCUCIAN UANG!

Perhatikan ilustrasi berikut ini:
- A (Saya) membeli barang ke toko B
- B membeli barang ke toko C (pemilik rekening)
- B meminta A mentransfer sejumlah uang ke C
- B mendapat barang dari C
- Dan A tertipu.............tidak mendapat apa-apa dari si B yang lenyap entah ke mana!

Jadi jelas sekali penipunya adalah si B!
Jika si B benar-benar pemilik lapak tersebut, tentu sangat mudah untuk melacak identitasnya, namun masalahnya lain, dia ternyata pihak ketiga yang meng-hack toko yang sudah memiliki reputasi baik dan memanfaatkannya untuk penipuan. Jadi, pemilik lapak tersebut (mengaku) sama sekali tidak mengetahui transaksi tersebut.

Namun dalam perkembangannya kemudian, ada kecurigaan yang mengarah pada pemilik asli toko tersebut. Dicurigai dia mengaku lapaknya di-hack, padahal dia sendiri pelakunya......

Lalu sebenarnya siapa penipunya?
Yang jelas saya adalah korbannya!

Ok, mari kita ambil saja pelajaran positif dari kejadian ini.

Letak kesalahan saya yaitu;

#1 Kurang teliti memperhatikan lapak tersebut. Lapak dengan reputasi yang bagus ternyata belum bisa dijadikan patokan antipenipuan! Seharusnya saya lebih teliti memeriksa halaman demi halamannya. Saat itu saya hanya memeriksa halaman utama dan terakhir. Padahal si penipu memang hanya mengganti nomor telepon di halaman tersebut! Saya juga tidak tuntas membaca lapak tersebut. Padahal di lapak tersebut jelas ada larangan untuk bertransaksi tanpa berita transfer. Ketika si penipu meminta saya untuk tidak mengisi berita transfer, saya mengikutinya, seharusnya saya mencurigainya........ :(

#2 Rekber (rekening bersama) bukan sekedar ornamen untuk membuat pembeli mempercayai lapak tersebut. Rekber seharusnya benar-benar digunakan, jika ingin mengurangi resiko penipuan. Saat itu saya keliru menilai, ternyata lapak yang accept rekber, belum tentu bisa dipercaya! Jadi alangkah baiknya menggunakan rekening bersama jika hendak berbelanja di kaskus.

#3 Terbuai dengan harga yang lebih murah dari lapak lainnya. Hal ini memang cukup memikat :( sekaligus cukup menipu!

#4 Jangan buru-buru! Itulah saya saat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun