Pada suatu perkuliahan seorang dosen Teknik Lobi dan Negosiasi, mengajarkan kepada mahasiswanya, untuk melakukan negosiasi pada saat malam bulan purnama, karena menurut sang dosen negosiasi ataupun lobi yang dilakukan pada saat bulan sedang bersinar terang dan penuh akan lebih efektif serta cenderung berhasil.Â
Sebagian mahasiswa yang paham duduk persoalannya hanya tersenyum sepi, sedangkan yang tak paham duduk perkara setelah bertanya kiri kanan, segera berselancar di internet melalui HP maupun laptop yang kini sudah jamak menjadi alat bantu dalam proses perkuliahan.
Di daerah pedesaan, pada jaman listrik belum masuk desa malam bulan purnama merupakan malam yang dinantikan. Pada saat itu, anak-anak kecil diperbolehkan tidur lebih malam setelah sebelumnya bermain-main di halaman rumah, berteriak-teriak, dan berlari kian kemari, serta melompat-lompat seperti kambing. Bahkan tak jarang beberapa anak kecil yang memiliki tingkat keberanian di atas rata-rata, nekat bermain petak umpet, yang pada malam biasa tak ada yang berani melakukannya.
Para remaja, khususnya yang sedang di mabuk asmara pun tak mau ketinggalan, ikut memanfaatkan suasana terang bulan. Di bawah sinar bulan, entah itu di daerah pantai, maupun di pegunungan semuanya memiliki kegiatan dan keinginan yang sama, yaitu sibuk memadu kasih. Konon suasananya menjadi lebih romantis dan debar jantung lebih kuat dibandingkan pada malam-malam biasa.
Para pemburu yang biasa berburu di malam hari, ikut meliburkan diri dari kegiatannya. Bukan lantaran ingin meramaikan suasana malam bulan purnama, melainkan semata-mata takut ketemu dengan hantu berwujud anjing besar yang konon berkeliaran pada saat bulan sedang terang-terangnya. Akibatnya para hewan buruan pun bebas berkeliaran dengan riang gembira, karena hantu berwujud anjing dan "hewaniah" tersebut tak tertarik untuk mengganggu sesama hewan.
Di kalangan nelayan, mencari ikan di laut pada saat terang bulan juga bukan pilihan yang tepat. Â Sebab para mahluk penghuni laut tersebut sibuk bermigrasi ke tempat yang lebih gelap dan lebih dalam, untuk menghindari predatornya. Demikianlah insting hewani mereka untuk bertahan hidup, tanpa sedikitpun timbul belas kasih kepada nelayan yang juga harus bertahan hidup, dengan cara menjaring satu dua ekor sanak family dan handai taulan para ikan.
Pasangan suami istri yang hidup harmonis tak kurang suatu apa, biasanya di awal-awal pernikahan, pada malam tersebut juga terbawa suasana romantis, sehingga dapat dipastikan mereka akan melewatinya dengan penuh kebahagiaan dan kegembiraan.Â
Namun sebaliknya, pasangan suami istri yang untuk alasan yang tak elok disebut di sini, hidupnya kurang harmonis, maka pertengkaran demi pertengkaran akan terdengar di bawah bulan purnama. Salah buatan suara piring pecah atau suara gelas kaca menghantam tembok berpotensi untuk terdengar oleh tetangga terdekat. Bahkan konon orang-orang yang mengidap gangguan jiwa acapkali kumat penyakitnya pada saat bulan purnama, ada yang menjadi agresif, namun ada juga yang hanya tersenyum-senyum tanpa tujuan yang khusus dan berarti.
Tak mau kalah, dokter anak pada jaman dahulu, jika memberi obat cacing selalu berpesan, untuk minum obat cacingnya pada saat gelap bulan, sang ibu dan anak hanya mengangguk-angguk saja tanpa merasa perlu bertanya mengapa. Entah apa yang ditanyakan oleh si anak dan ibu jika hal yang sama dilakukan oleh dokter pada masa kini.
Di antara itu semua, alam juga tak mau kalah. Air laut akan mengalami pasang naik yang lumayan tinggi pada saat bulan purnama. Jadi bisa dibayangkan, betapa indahnya alam di bawah sinar bulan yang terang air laut melimpah-limpah ke pantai. Dan di tengah hutan belantara, para hewan berlari kian kemari ditingkahi lolongan anjing hutan yang membuat bulu kuduk berdiri. Mungkin hanya hantu konvensional sejenis kuntilanak, pocong dan sejenisnya yang untuk sementara istirahat dan sembunyi dari keramaian. Takut dengan sinar bulan yang terang lagi penuh.
Pengaruh Bulan Purnama Bagi Kehidupan