Mohon tunggu...
Tito Prayitno
Tito Prayitno Mohon Tunggu... Notaris - Notaris dan PPAT

Ayah dua orang putri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bodoh Tidak Mau Nurut, Pintar Tak Mau Ngajar

23 Februari 2020   21:03 Diperbarui: 23 Februari 2020   21:06 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Anak-anak ajaib ini kemudian melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi, dan lazimnya mereka akan mengikuti dengan tekun serta penuh tanggung jawab apapun yang diajarkan oleh dosennya, kendatipun acapkali kemampuan sang dosen tidak lebih baik dari kemampuan anak-anak tersebut.   

Mereka pada umumnya tetap menganggap dirinya masih kurang ilmu dan ingin menambah ilmu dari sang dosen yang dianggapnya jauh lebih pintar dan berpengalaman.

Anggota parlemen, baik tingkat pusat maupun daerah lazimnya memiliki staf ahli, yang tugasnya melakukan penelitian dan observasi di lapangan tentang issue sesuatu masalah yang dianggap penting.  

Para staf ahli ini kemudian melakukan analisa dan kajian, serta merekomendasikannya untuk dijadikan pertimbangan bagi para anggota parlemen tersebut dalam menjalankan tugasnya membuat kebijakan-kebijakan tertentu, sebab tugas parlemen adalah bersama-sama dengan pemerintah membuat peraturan-peraturan atau kebijakan-kebijakan baru.  

Namun demikian, para staf ahli yang terdiri dari orang-orang pilihan tersebut, acapkali menelan kekecewaan, karena rekomendasi dari mereka yang penyusunannya sudah mereka kerjakan dengan serius dan melelahkan, lebih sering tidak digunakan.  

Para anggota parlemen yang terhormat tersebut lebih banyak menggunakan cara berpikir mereka, dan hasil lobi dan negosiasi dengan para pihak yang berkepentingan dalam membuat suatu kebijakan.  Rekomendasi dari para staf ahli hanya dijadikan pelengkap saja.

Kebodohan dan Kepintaran

Kebodohan adalah keadaan dan situasi di saat kurangnya pengetahuan terhadap sesuatu informasi yang bersifat subyektif.  Hal ini tidak sama dengan tingkat kecerdasan yang rendah (kedunguan), seperti kualitas intelektual dan tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang.  Kata "bodoh" adalah kata sifat yang menggambarkan keadaan di saat seseorang tidak menyadari sesuatu hal, tetapi masih memiliki kemampuan untuk memahaminya.

Kebodohan bisa saja bersifat relative atau absolut.  Dikatakan relative jika seseorang tidak menguasai masalah di suatu bidang, namun sangat pintar di bidang lainnya.  

Sedangkan kebodohan absolut, adalah jika seseorang tidak menguasai masalah di segala bidang, alias tak memiliki kemampuan apa-apa.  Kemudian orang-orang yang masuk dalam kategori bodoh juga mempunyai dua jenis, jenis yang pertama yang sadar akan kebohonannya dan berupaya untuk belajar demi kemajuan dirinya.  

Sedangkan kelompok yang kedua, adalah kelompok yang tidak menyadari bahwa dirinya tidak tahu apa-apa.  Ini sangat membahayakan dan mengerikan.  Seperti kata pepatah, tiada yang lebih mengerikan daripada tindakan orang yang tidak tahu apa-apa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun