Tentu semua itu butuh konsentrasi dan pikiran yang menyita. Apalagi jika kita menulis artikel panjang ataupun artikel dalam jumlah banyak, tentu itu akan membuat lelah.
Bayangkan saja jika kamu menulis 2-3 artikel sehari selama setahun tanpa jeda, tentu akan sangat melelahkan. Jangankan menulis 2-3 artikel sehari selama setahun nonstop, bekerja 8 jam setiap hari selama setahun saja juga butuh istirahat.
Memutuskan hiatus juga harus dilakukan dengan penuh komitmen. Jika memang lelah dengan kegiatan menulis yang rutin dilakukan, ada beberapa hal yang perlu dilakukan.
1. Tentukan tujuan hiatus
Setiap penulis selalu memiliki tujuan hiatus yang berbeda beda. Ada penulis yang memutuskan hiatus sambil menulis dengan berganti genre tulisan. Ada pula penulis yang memutuskan hiatus untuk beristirahat menikmati waktu bersama keluarga.
Semua alasan itu sah-sah saja untuk dilakukan. Yang terpenting adalah kamu harus punya target dan tujuan hiatus tersebut. Jika memang kamu ingin hiatus dan berganti genre, tentukan waktu hiatus yang membuatmu pas.
Entah itu butuh waktu sebulan, seminggu, setahun ataupun beberapa tahun. Tetapi ingat, jangan kamu memutuskan hiatus jika kamu baru saja memulai menulis.
2. Meski gatal, stop menulis
Bagi yang sudah hobi menulis, entah penulis travel, penulis film ataupun penulis lainnya, ada perasaan gatal yang dirasakan saat memutuskan untuk hiatus menulis.
Contohnya saja, bagi penulis travel yang sudah terbiasa menulis saat berlibur ataupun sesudah berlibur, pasti akan merasa aneh saat kamu mencoba sekali saja berhenti menulis saat melakukan travelling.
Perasaan aneh bin gatal itulah yang bisa mengganggumu, membuatmu ingin sekali menulis dan membagikan pengalaman itu kepada banyak orang dalam bentuk tulisan. Jika sudah muncul, ingatlah tujuanmu hiatus.