Malah video online sebagai sumber belajar saat ini cukup digemari oleh penduduk dunia. Sebanyak 46,8% pengguna internet, belajar menggunakan video online. Sebanyak 60,3% warganet Indonesia menggunakan video online sebagai 'guru' mereka.
Sayangnya, meski kesadaran penggunaan digital dan internet cukup tinggi, namun kesadaran melakukan pengecekan kesehatan secara online dunia terbilang masih rendah.
Rata-rata warganet dunia yang sadar pengecekan masalah kesehatan secara online hanya 26,9%. Cukup sedih, Indonesia hanya 20% alias di bawah rata-rata dunia.
Padahal, pengecekan permasalahan kesehatan secara digital sebagai personal use sangat bermanfaat, terlebih di saat pandemi seperti saat ini. Mungkin banyaknya hoax dan misinformasi menyebabkan kesadaran pengecekan masalah kesehatan kecil.
Kesimpulan hipotesis dari berbagai data di atas, semua data tersebut merupakan data digital yang peruntukannya sebagai personal use alias digunakan untuk mengukur penggunaan digital secara individu.
Bagi para pemerhati digital dan berbagai perusahaan yang menggunakan teknologi digital, sudah saatnya mengubah pola pikir untuk personal use konsumen.
Bukan lagi untuk konsumen secara global atau bahasa jawanya 'gebyah uyah' alias disamaratakan tiap individu sama. Sudah saat berpikir untuk P2P alias Person to Person.
Jika perusahaan mengabaikan hal ini, cepat atau lambat, akan tertinggal oleh perkembangan dunia digital. Kebutuhan masing-masing personal konsumen tentu berbeda.
Oleh karena itu, kita para generasi yang melek dengan dunia digital ini harus juga melakukan perubahan agar menemukan cara terbaik mengakomodir kebutuhan personal dengan cara yang mudah dan efektif.
Berbagai data yang disajikan oleh Data Digital 2022: Global Overview setidaknya memberikan gambaran dasar bagaimana teknologi dunia saat ini berubah. Kini saatnya metaverse dan serba personal.
Kini tergantung kita, mau berubah mengikuti perkembangan dunia digital, atau kitalah yang akan tertinggal oleh perkembangan. Setidaknya saat ini kita bisa memulai sesuatu sebelum ketinggalan jauh.