Namun meski serial ini begitu penting, tapi ternyata serial ini paling tidak populer di layanan streaming Disney+. Parrot Analytics melakukan analisa terkait hal ini, seperti yang disampaikan melalui laman Screenrant.
Parrot Analytics adalah salah satu pemimpin industri, mengukur permintaan online untuk berbagai acara TV untuk mendapatkan ukuran popularitas komparatif.
Dari hasil analisa Parrot Analytics, diketahui jika WandaVision menjadi serial Marvel terfavorit sejauh ini. Tapi minat penonton semakin menurun meski Marvel memberikan serial baru.
Menurut Parrot Analytics, tantangan sebenarnya bagi Marvel adalah merilis berbagai konten yang stabil dan membuat penonton tetap bertahan menonton konten tersebut.
Sedangkan WandaVision merupakan daya tarik baru di awal, sehingga tentu saja hal ini menjadi daya tarik bagi pelanggan baru Disney+ ketimbang serial yang lain.
Oleh karena itu, serial What If adalah tontonan lanjutan dari serial Marvel dan bukan tontonan untuk menarik pelanggan baru, yang menjelaskan mengapa acara tersebut bisa kurang diminati daripada acara serial MCU live-action.
Di Indonesia sendiri, hal yang sama juga terjadi terhadap empat serial Marvel ini. What If menjadi serial tidak populer berdasarkan data Google Trends.
Berdasarkan laman Google Trends, minat warganet terhadap serial ini sangat rendah. Namun yang menarik adalah hal ini berbanding terbalik dengan kata kunci "download what if".
Indikasinya, banyak yang lebih tertarik menonton film ini secara ilegal ketimbang menonton secara streaming resmi melalui Disney+. Pencarian di google terhadap serial animasi ini juga terbilang rendah.