Nampaknya Marvel mendapatkan pelajaran berharga di saat pandemi ini. Pandemi membuat banyak studio Hollywood menunda banyak rilis film, salah satunya Marvel.
Beberapa waktu lalu, Disney-Marvel mulai memanfaatkan layanan tv berlangganan mereka yaitu Disney+ untuk rilis film Marvel karena efek pandemi.
Mereka mencoba beradaptasi menggunakan layanan streaming karena pandemi membuat banyak bioskop tutup. Karena sudah banyak yang menantikan dan bisnis harus jalan, maka langkah Hybrid dilakukan.
Hybrid ini adalah perilisan film secara offline maupun online. Sehingga para fans memiliki opsi lain jika mereka masih khawatir pergi ke bioskop di masa pandemi.
Maka opsi Hybrid diputuskan menjadi langkah terbaik untuk perilisan film Black Widow setelah harus diundur sekitar setahun. Namun sayang, opsi tersebut tidak berbuah manis.
Sang pemeran utama Scarlett Johansson menuntut bayaran lebih. Dia meminta bagian dari penghasilan yang didapatkan studio dalam rilis di layanan streaming Disney+.
Disney+ sendiri memang memberikan tagihan tambahan kepada pelanggannya jika ingin mendapatkan premium akses menonton film yang sedang tayang.
Bagian inilah yang ditagih sang aktris. Â Dilansir dari laman web Screenrant, akhir Juli lalu, Johansson mengajukan gugatan di Pengadilan Tinggi Los Angeles terhadap Disney atas dugaan pelanggaran kontrak.
Kontrak Johansson menyatakan bahwa gajinya bergantung pada kesuksesan box office dari film yang dia bintangi, dalam hal ini Black Widow.
Di mana studio lain, seperti Warner Bros, telah membeli kontrak aktor untuk memperhitungkan hilangnya pendapatan yang disebabkan oleh rilis streaming.
Nah, Disney tidak mau melakukan hal yang sama untuk bintang mereka. Â Dengan demikian, mereka diduga telah merugikan aktris tersebut sebesar $50.000.000.
Screenrant juga mengatakan, Bos Marvel Studio Kevin Feige merasa kesal dan malu atas tindakan Disney. Dia meminta Disney berbaikan dengan Johansson.
Sekadar diketahui, Kevin Feige merupakan salh satu pihak yang menentang perilisan film dengan layanan streaming Disney+.Â
Mungkin belajar dari pengalaman itu, kini perilisan film Shang-Chi and The Legend of The Ten Rings hanya akan berlangsung di bioskop.
Hal ini disampaikan langsung oleh CEO Disney Bob Chapek. Dia mengonfirmasi bahwa film Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings dari Marvel Studios hanya akan dirilis di bioskop pada 3 September.
Dua hari lalu, Disney mengonfirmasi Shang-Chi hanya akan dirilis di bioskop pada 3 September.
Chapek menjelaskan bahwa pada dasarnya sudah terlambat untuk menggeser rilis Shang-Chi ke kombinasi teater dan Disney+ Premier Access.
Dia berkata, "Kami pikir ini akan menjadi eksperimen yang menarik bagi kami, karena kami hanya memiliki waktu 45 hari." Â
Dia juga mengatakan, karena perubahan menit terakhir yang praktis, itu tidak mungkin untuk memindahkan Shang-Chi ke streaming hybrid dan rilis teater.
Kini, Shang-Chi akan menandai pertama kalinya Disney merilis film Marvel Studios dengan jangka waktu 45 hari, yang merupakan teater eksklusif.
Sebelum pandemi, jarak rilis film telah menyusut menjadi sekitar 90 hari, tetapi karena bioskop tutup di seluruh dunia selama musim semi dan musim panas tahun 2020, studio menegosiasikan ulang jarak rilis film menjadi 45 hari.Â
Karena Black Widow memiliki streaming hibrida dan rilis teater, Shang-Chi akan menjadi film MCU pertama yang dirilis dengan jarak rilis film yang dipersingkat ini.
Artinya, Disney dapat merilis Shang-Chi dalam bentuk streaming, sesuai permintaan, dan DVD/Blu-ray secepatnya pada 18 Oktober.
Akibatnya, Shang-Chi menjadi ujian bagi Disney untuk melihat bagaimana properti Marvel-nya berjalan dengan strategi rilis semacam ini.
Kekurangannya adalah penonton bioskop yang merasa tidak nyaman pergi ke bioskop pada saat Shang-Chi rilis harus menunggu lebih lama untuk melihat film MCU terbaru.
Selain itu, banyak orang yang masih khawatir dengan varian Delta serta jumlah kasus COVID yang melonjak, tidak jelas bagaimana eksklusivitas teater Shang-Chi akan memengaruhi pendapatan box office-nya.
Momen rilis Shang-Chi sebenarnya adalah momen penting. Ini dikarenakan Shang-Chi adalah film superhero Asia pertama yang dipimpin oleh Marvel.
Film ini memiliki kesempatan untuk menjadi acara budaya besar yang mirip dengan Black Panther. Â Tapi tentu kita patut melihat apakah film ini memiliki hype yang sama atau tidak.
Di Indonesia sendiri, efek pandemi masih membuat bioskop tidak membuka layanannya hingga pertengahan Agustus ini. Para fans Marvel kini mulai harap-harap cemas.
Apakah mereka bisa menonton film Shang-Chi di bioskop atau berpuasa seperti Black Widow. Beberapa fans sendiri memutuskan akhirnya untuk menonton Black Widow "bajakan".
Mengingat bioskop tidak membuka layanan menonton, sedangkan di banyak web sudah menyertakan link download film satu ini secara terang-terangan dengan kualitas HD.
Kalau sudah begini, siapa yang tidak tergiur untuk menonton film Black Widow bajakan. Pastinya, kita perlu melihat lebih lanjut, apakah awal September bioskop Indonesia sudah kembali beroperasi atau tidak.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI