Mohon tunggu...
Tito Adam
Tito Adam Mohon Tunggu... Jurnalis - Social Media Specialist | Penulis | Fotografer | Editor Video | Copy Writer | Content Writer | Former Journalist

Senang untuk belajar dan belajar untuk senang | Instagram @titoadamp | Email titoadamp@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Jangan Senang Dulu, Menikah Beda Negara Berisiko Berbeda Rhesus Darah

22 Juli 2021   17:21 Diperbarui: 22 Juli 2021   17:56 755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebanyakan orang indonesia memiliki rhesus positif. Sumber : Sehatq

Bagi orang indonesia, tampaknya stereotype menikah dengan WNA alias bule masih menjadi sesuatu prestige yang bisa dibanggakan, setidaknya minimal ke anak cucu. Buktinya, berita tentang WNI menikah dengan bule selalu jadi berita.

Ternyata, di balik pernikahan dengan para WNA ini tidak selamanya menjadi hal yang "enak" karena punya kampung halaman di luar negeri. Ternyata, ada resiko medis yang cukup menjadi perhatian untuk masa depan.

Salah satu hal yang menjadi resiko adalah perbedaan rhesus darah. Rata-rata, orang Indonesia memiliki rhesus darah positif. Sedangkan bagi warga asing cukup banyak yang memiliki rhesus darah negatif.

Dilansir dari laman berita Kompas, kandungan rhesus dalam darah ini tergantung pada ras dan bangsa seseorang. Ada sekitar 15 persen orang kulit putih atau ras kaukasian, dan delapan persen orang kulit hitam yang memiliki rhesus negatif dalam darahnya.

Meskipun hanya sekitar 15 persen orang kulit putih memiliki rhesus negatif, memilih pasangan beda negara harus tetap berhati-hati. Karena pasangan beda rhesus, bisa akibatkan masalah kehamilan yang cukup kompleks dan berbahaya.

Saat hamil, rhesus janin kemungkinan besar akan mengikuti rhesus sang ayah, sehingga antara ibu dengan janin akan memiliki rhesus yang berbeda. 

"Perbedaan rhesus ibu dan janin ini akan menyebabkan terjadinya incompatible rhesus dan bisa berakibat pada keguguran," kata Dr dr Ali Sungkar, SpOG seperti dilansir Kompas.

Selain keguguran, masalah yang mungkin terjadi akibat perbedaan rhesus adalah terjadinya hemolisis dan eritroblastosis fetalis (kerusakan sel darah merah).

Kerusakan sel darah merah ini akan mengganggu perkembangan bayi dan memicu berbagai penyakit lain seperti kernikterus atau kerusakan otak. Selain itu juga membuat bayi menjadi kuning, gagal jantung, dan terserang anemia.

Bahkan juga bisa menyebabkan terjadinya hydrop fetalis, atau bayi lahir dengan keadaan hati yang bengkak, anemia, dan paru-paru penuh cairan, yang dapat mengakibatkan kematian.

Sedangkan menurut laman web alodokter, perbedaan rhesus ibu dan janin tidak hanya mengakibatkan masalah pada kehamilan anak pertama saja. Apalagi saat kehamilan anak kedua, sehingga memerlukan perawatan khusus. 

Pada kehamilan anak pertama, ketidakcocokan Rhesus ini biasanya tidak berpengaruh pada bayi karena ibu belum membentuk antibodi terhadap faktor Rhesus.

Antibodi biasanya baru diproduksi jika darah ibu bercampur dengan darah bayi, misalnya saat melahirkan atau jika ibu mengalami perdarahan atau trauma pada perut selama kehamilan.

Produksi antibodi terhadap Rh bisa terjadi karena tubuh mengenali faktor Rh pada janin sebagai zat asing. Akhirnya, tubuh mulai membentuk antibodi yang bertindak sebagai pelindung ketika zat asing masuk ke dalam tubuh.

Jika antibodi Rh sudah terbentuk, masalah dapat terjadi pada kehamilan kedua dan selanjutnya. Antibodi tersebut bisa masuk melalui plasenta ke aliran darah bayi dan merusak sel darah merah bayi.

Lalu terjadilah anemia hemolitik pada bayi. Kondisi ini akan berakibat fatal jika tidak segera ditangani. Oleh karena itu pada awal kehamilan, penting bagi setiap ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan golongan darah dan faktor Rh.

Yang bisa kamu lakukan saat menikah dengan WNA ataupun keturunan WNA adalah melakukan pengecekan darah dan konsultasi dengan dokter terlebih dahulu saat melakukan program kehamilan.

Ini adalah salah satu upaya penting dalam sebuah hubungan pernikahan dengan WNA, agar tidak terjadi masalah saat sedang hamil nantinya.

Apa itu Rhesus?

Dilansir dari laman sehatq, ada dua sistem yang digunakan untuk mengelompokkan golongan darah, yaitu ABO dan rhesus. Rhesus atau faktor rhesus adalah kadar protein khusus (Antigen D) yang berada di permukaan sel darah merah.

Berdasarkan sistem ABO, golongan darah dibagi menjadi empat tipe yakni A, B, AB, dan O. Sementara itu, sistem rhesus digunakan untuk melihat apakah golongan darah tersebut memiliki antigen faktor Rh pada permukaan sel darah merah.

Rhesus dibagi lagi menjadi rh positif dan rh negatif. Orang yang memiliki mengandung antigen faktor Rh berarti rhesusnya positif. Tetapi, jika golongan darahnya tidak memiliki antigen faktor Rh, berarti rhesusnya negatif.

Rhesus Negatif Cocok dengan Jenis Golongan Darah Apa Saja?

Dalam kasus golongan darah Rhesus negatif, pemilik golongan darah A, B, AB maupun O hanya bisa menerima transfusi darah dari jenis darah Rh negatif juga. Berikut penjabarannya:

  • Darah golongan A Rhesus negatif hanya bisa menerima darah dari A Rhesus negatif dan O Rhesus negatif.
  • Darah golongan B Rhesus negatif hanya bisa menerima darah dari B Rhesus negatif dan O Rhesus negatif.
  • Darah golongan AB Rhesus negatif hanya bisa menerima darah dari A Rhesus negatif, B Rhesus negatif, AB Rhesus negatif, danO Rhesus negatif.
  • Darah golongan O Rhesus negatif hanya bisa menerima dari O Rhesus negatif.

Golongan darah O Rhesus negatif disebut juga sebagai donor sel darah merah universal karena tidak memiliki antigen A, B, dan faktor Rh. Namun, ia hanya bisa menerima donor darah dari golongan O Rhesus negatif saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun