Herron juga mengatakan, jika season 1 Â Loki meninggalkan banyak pertanyaan seperti dimana Renslayer berada, apa kenangan B-15, siapa dia dan dimana Loki berada. Masih banyak hal yang harus dieksplor.
Meski begitu, Herron mengaku jika pandemi Covid yang terjadi secara global membuat banyak perubahan dalam proses produksi serial Loki. Bahkan di awal pandemi, tim mereka harus berhenti saat selesai produksi sebagian besar untuk episode 1 dan 2.
Laman web Collider juga menanyakan tentang nasib Loki dan Sylvie yang terjalin epic selama season 1. Bahkan, kedekatan mereka bisa membuat peristiwa nexus yang sangat besar.
Menurut Herron, ciuman Sylvie kepada Loki di episode final Loki, seperti ciuman perpisahan. Itu sangat menyakitkan.Â
"Dia meraih TemPad, tapi kurasa itu bukan ciuman tulus darinya. Saya pikir itu seperti 'Selamat tinggal, tapi saya harus melakukan misi'," kata Herron.
Menurut Herron, apa yang sudah dilalui Sylvie dan Loki berbeda. Sylvie dalam season 1 kemarin, didorong oleh rasa sakit, balas dendam dan kemarahan atas apa yang terjadi dalam kehidupannya.
Sedangkan Loki, sudah jauh melewati itu. Loki jelas telah melakukan banyak refleksi diri dan penyembuhan diri, terapinya dengan Mobius, kata Herron kepada Collider.
Jadi ketika Loki diusir Sylvie, itu seperti perasaan yang sering dialami semua orang setelah alami putus cinta atau ketika hatimu hancur. Namun, itu juga membuat Loki lebih kuat daripada saat dia memulai awal perjalanan season 1.
Bagaimana Loki dan Sylvie bertemu lagi, apa yang akan terjadi dengan mereka, itu akan menjadi pertanyaan bagi penulis untuk melanjutkan. Tapi, kata Herron, dia merasa Sylvie memiliki perjalanan besar yang harus dilalui, seperti perjalanan hidup Loki.
