Mohon tunggu...
Tito Adam
Tito Adam Mohon Tunggu... Jurnalis - Social Media Specialist | Penulis | Fotografer | Editor Video | Copy Writer | Content Writer | Former Journalist

Senang untuk belajar dan belajar untuk senang | Instagram @titoadamp | Email titoadamp@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Bentrok Terjadi Lagi di Masjid Al-Aqsa Meski Gencatan Senjata Masih Hangat

22 Mei 2021   07:43 Diperbarui: 22 Mei 2021   07:54 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengunjuk rasa dan polisi bentrok di masjid Al-Aqsa. Sumber: AP

Padahal baru saja diumumkan jika Israel dan kelompok hamas setuju gencatan senjata. Namun bentrokan kembali terjadi di komplek masjid Al Aqsa, padahal konflik terakhir juga diawali dari lokasi yang sama.

Dilansir dari laman euronews, bentrokan baru itu terjadi antara pengunjuk rasa Palestina dan polisi Israel setelah salat Jumat di kompleks Masjid Al-Aqsa, beberapa jam setelah gencatan senjata antara Israel dan Hamas disepakati.

Tidak jelas apa yang memicu kekerasan tersebut. Polisi menembakkan granat kejut dan gas air mata ke arah pengunjuk rasa, sementara warga Palestina melemparkan batu dan setidaknya satu bom api ke arah petugas.

Kejadian bentrok di masjid Al Aqsa terjadi saat ribuan warga Palestina akan menghadiri salat pada hari Jumat. Selain di wilayah tersebut, ternyata warga Palestina juga bentrok dengan pasukan Israel di beberapa bagian Tepi Barat yang diduduki.

Sebelumnya, ribuan warga Palestina berunjuk rasa di jalan-jalan Gaza ketika gencatan senjata mulai berlaku setelah 11 hari pertempuran. Perang itu menewaskan lebih dari 200 orang yang sebagian besar dari mereka adalah warga Palestina.

Dalam perang itu, Israel juga telah menghancurkan sebagian besar Jalur Gaza yang diperintah Hamas.

Dilansir dari BBC, juru bicara polisi Israel Micky Rosenfeld mengatakan kepada kantor berita AFP, bahwa warga Palestina telah melempar batu ke arah petugas, membuat tindakan penanganan "kerusuhan" telah diambil sebagai tanggapan.

Meski begitu, kata kantor berita BBC, gencatan senjata tampaknya akan diberlakukan pada Jumat malam setempat. Israel sementara membuka penyeberangan ke Gaza, mengizinkan makanan, bahan bakar dan obat-obatan masuk ke wilayah itu. 

Israel juga diketahui telah mencabut pembatasan darurat di dalam perbatasannya sendiri.

Sebelumnya, menurut laman Al Jazeera, kelompok Hamas mengklaim gencatan senjata dengan Israel merupakan bentuk kemenangan, "satu-satunya pihak yang mampu melindungi"

Menurut reporter Al Jazeera, banyak orang Palestina yang menyoroti persatuan mereka sebagai kemenangan terpenting. 

"[Orang-orang] memberi tahu kami bahwa Hamas mampu mempersatukan rakyat Palestina di bawah bendera perlawanan," kata Nida Ibrahim reporter Al Jazeera.

Menurut Ibrahim, warga Palestina mengatakan, mereka senang dengan demo yang dilakukan pada Selasa minggu lalu, karena itu mempersatukan warga Palestina yang tinggal di Israel, di Tepi Barat yang diduduki dan Yerusalem Timur.

"Mereka menyerang dalam satu hari yang merupakan pertama kalinya dalam beberapa dekade mereka mampu melakukan itu... banyak orang memberi tahu kami bahwa sekarang jelas bahwa Israel tidak memahami bahasa perdamaian, bahasa negosiasi, melainkan bahasa kekuatan. "

Al Jazeera juga melaporkan jika Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, bahwa warga Palestina di Yerusalem harus dihormati dan bantuan kemanusiaan harus dikirim ke Gaza sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata dengan Hamas.

"Sangat penting bahwa orang-orang Palestina di Tepi Barat aman," kata Biden kepada Netanyahu ketika mereka berbicara pada 20 Mei.

Selain itu, Biden juga mengatakan kepada Netanyahu, bahwa Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas harus diakui sebagai pemimpin rakyat Palestina, sebagaimana adanya.

Meskipun begitu, Amerika tetap mendukung penuh Israel, "hak negara untuk mempertahankan diri dari serangan roket tanpa pandang bulu".

Menurut wartawan Al Jazeera koresponden Gedung Putih Kimberly Halkett, statement Joe Biden yang menegaskan kembali dukungannya terhadap Israel, membuat Amerika meningkatkan tantangan lebih lanjut.

Dalam laporannya kepada Al Jazeera, tantangan bagi Joe Biden adalah bahwa banyak di partainya melihat dukungan AS untuk Israel dan Palestina dalam ukuran yang sama menjadi agak munafik dan tidak sejalan dengan semacam fokus keadilan sosial yang dijanjikan pemerintahan Biden.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun