Di kelompok ini, Srimulat menjadi penyanyinya. Saat sedang gelar pertunjukkan di Bandung, Srimulat berkenalan dengan pemilik studio Studio Seni Suara Jawa Sri Suara di Radio Bandung.
Dia pun direkrut menjadi penyanyi di studio radio. Untuk kesekian kalinya nama Srimulat kembali melambung saat itu. Beberapa kali dia gonta ganti rombongan sandiwara saat di jaman penjajahan Jepang di Indonesia.
Tidak hanya sekedar seorang performer saja, Srimulat diketahui pernah galang amal dan hibur pejuang di garis depan bersama penyanyi terkenal Mardjokahar dan Miss Surip.
Bahkan sewaktu Solo diduduki Belanda, Srimulat gabung dengan Palang Merah Indonesia. Dia juga kerjasama dengan pencipta lagu Bung Prono dan Suhardjo untuk terus berkarya.
Singkat cerita, pada tahun 1950, di Solo dia mendirikan rombongan kesenian yang mempertunjukkan nyanyian dan dagelan bernama Srimulat. Meski juga bergabung dengan orkes keroncong Bunga Mawar.
Tahun 1951, Srimulat menikah lagi dengan Teguh Slamet Rahardjo, salah satu anggota gitaris orkes Bunga Mawar.Â
Pada Mei 1961, Srimulat memutuskan untuk memindahkan rombongan keseniannya ke THR Surabaya dan berubah nama menjadi Aneka Ria Srimulat.
Sayang pada tanggal 1 Desember 1968, Srimulat berpulang ke Sang Pencipta. Dia belum bisa melihat kejayaan kelompok seninya seperti yang kita kenal seperti sekarang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H