Sudah beberapa hari ini, pasukan Israel bentrok dengan warga Palestina yang sedang beribadah di Masjid Al Aqsa. Dilansir dari Kompas, Bentrokan itu dipicu oleh blokade kepolisian atas tempat berkumpulnya warga setelah berpuasa.
Beberapa hari yang lalu banyak beredar video yang menampilkan bagaimana pasukan keamanan Israel menyerang warga Palestina saat melakukan salat di kawasan Masjid Al-Aqsa. Video ini pun lalu beredar di banyak platform sosial media dan menjadi viral.
Namun, ternyata tidak hanya sekadar bentrok soal berkumpulnya warga Palestina untuk beribadah saja, melainkan juga terkait penggusuran warga Palestina di kawasan Sheikh Jarrah.
Menurut laman berita Tribunnews, Kedubes Palestina untuk Indonesia telah mengeluarkan rilis pada Senin (10/5/2021) kemarin. Dalam rilis tersebut disampaikan jika pengusiran paksa ini dilakukan para pemukim Israel yang bertindak menggunakan sistem hukum negara zionis itu untuk mengusir keluarga Palestina dari tempar tinggal mereka.
Sheikh Jarrah merupakan rumah bagi 2.800 pengungsi Palestina yang secara etnis 'dibersihkan' dari tempat asal mereka selama 'Nakba' pada 1948 silam. Nakba dianggap sebagai 'Hari Kehancuran' bagi Palestina.
Saat itu, lebih dari 700 ribu warga Palestina eksodus meninggalkan tanah dan rumah mereka secara paksa maupun sukarela tahun 1948, tepatnya pada masa Perang Arab dan Israel.
Dalam berita Tribun, setelah penduduk Palestina diusir dari tanah kelahiran mereka, mereka kemudian dijanjikan perumahan dan tanah di Sheikh Jarrah, di bawah kesepakatan antara Yordania dan Agensi Pekerjaan dan Pemulihan Perserikatan Bangsa-bangsa untuk Palestina (UNRWA) pada 1956.
Bahkan, mereka dijanjikan mendapat sertifikat kepemilikan setelah tiga tahun bermukim, namun nyatanya hal tersebut tidak pernah terjadi hingga saat ini.
Sebelum janji itu benar-benar ditepati, Israel kemudian melanjutkan aksinya dengan menaklukkan Yerusalem Timur, wilayah yang di dalamnya terdapat pemukiman Sheikh Jarrah.
"Sejak 1972, didukung oleh tentara, polisi, dan perusahaan keamanan swasta, para pemukim di Yerusalem Timur ini secara rutin 'menyeret' warga Palestina ke jalan, mengusir mereka dari rumah yang sedang dihuni," rilis Kedubes Palestina untuk Indonesia seperti dilansir dari Tribun.
Tidak hanya menjadi tunawisma, para warga Palestina ini pun hidup tanpa dukungan negara. Otoritas Israel bahkan menagih biaya yang terlalu tinggi kepada keluarga-keluarga ini, untuk membayar 'penggusuran' yang dilakukan negara zionis itu sendiri.
Kejadian ini pun juga sudah sampai terdengar di telinga Sekjen PBB Antonio Guterres. Dia mendesak Israel untuk menahan diri, menghentikan setiap kekerasan. PBB menyampaikan keprihatinan atas peningkatan kekerasan yang terjadi di Yerusalem Timur.
Dilansir dari Rmol, Guterres juga mendesak agar status quo di kompleks Masjid Al Aqsa unutk ditegakkan. Menurut Dujarric  juru bicara Guterres, "Otoritas Israel harus menahan diri secara maksimal dan menghormati hak kebebasan berkumpul secara damai".
Pada Sabtu (8/5), Bulan Sabit Merah melaporkan 80 orang terluka dalam aksi bentrokan di Yerusalem Timur. Sedangkan 14 warga Palestina terluka akibat kerusuhan di lingkungan Bab al-Amud dan Sheikh Jarrah pada Minggu malam Â
Oleh karena itu, sejak pagi tadi tagar Save Palestine dan Save Sheikh Jarrah menggema di twitter. Bahkan menjadi trending topic di twitter Indonesia, dengan ratusan hingga jutaan tweet hari ini.
Tercatat, ada sebanyak lebih dari 1,3 juta tweet yang menaikkan tagar ini untuk menyelamatkan Palestina dari penggusuran paksa Israel di wilayah Sheikh Jarrah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI