Mohon tunggu...
Tito Adam
Tito Adam Mohon Tunggu... Jurnalis - Social Media Specialist | Penulis | Fotografer | Editor Video | Copy Writer | Content Writer | Former Journalist

Senang untuk belajar dan belajar untuk senang | Instagram @titoadamp | Email titoadamp@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Rasulullah, Umar bin Khattab dan Bapak Saya Jadi Panutan Dalam Jalani Hidup

3 Mei 2021   22:25 Diperbarui: 3 Mei 2021   22:41 1931
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau ditanya, siapakah orang yang menjadi panutan saya, jawaban saya adalah Rasulullah, Umar bin Khattab dan bapak saya. Ketiga orang ini menginspirasi saya dalam banyak hal.

Bapak saya mungkin bukan siapa-siapa. Bukan pula golongan sahabat Rasulullah, tapi darinya lah saya mengenal Rasulullah dan para sahabatnya.

Di saat saya bersedih, bapak saya selalu berpesan untuk salat. Menangis dan terus merenung tidak akan menyelesaikan masalahmu. Masalah datang dari Allah, kepada Allah pula semua masalah kembali.

Hal ini lalu membuat saya tentang perjalanan isra miraj Rasulullah. Ketika di titik terendah kesedihannya, Allah mengajak nabi untuk bertemu dan memberikan perintah salat.

Saya dulu waktu kecil merupakan anak yang banyak tanya. Semua orang paling benci kalau saya banyak tanya. Tidak dengan bapak saya, dia sabar meladeni pertanyaan saya.

Tidak jarang saya bertanya tentang pertanyaan absurb. Contohnya, apakah orang yang sedang sakit dan diinfus diperbolehkan puasa. Bahkan pernah saya bertanya, jika setiap langkah diitung pahala saat menuju masjid untuk salat, bagaimana jika saya naik motor. Hitungannya bagaimana.

Terkadang bapak saya sering membuka buku-bukunya untuk menjawab pertanyaan saya. Bapak saya seorang guru, jadi dia punya banyak buku dan suka membaca. Meskipun bukan guru agama, tapi bapak saya coba menjawab sejauh yang dia tahu.

Karena semakin sering bertanya, bapak saya lalu meminta saya untuk membaca perjalanan hidup Rasulullah. Siapa tahu, jawaban-jawaban atas pertanyaan saya ada jawabannya.

Semenjak itulah, saya jadi mengidolakan panutan seluruh umat muslim di dunia. Terlebih, saat beliau meninggal, kata terakhirnya adalah umatnya. Di situ, saya semakin mengidolakannya.

Tidak hanya itu, cerita tentang bagaimana Rasulullah menyuapi wanita pengemis tua Yahudi yang buta setiap hari di pasar. Mungkin ini hal biasa, tapi bagaimana jika setiap hari itu pula wanita tua itu selalu menghina Rasulullah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun