Mohon tunggu...
Tito Adam
Tito Adam Mohon Tunggu... Jurnalis - Social Media Specialist | Penulis | Fotografer | Editor Video | Copy Writer | Content Writer | Former Journalist

Senang untuk belajar dan belajar untuk senang | Instagram @titoadamp | Email titoadamp@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Tidak Ada Lagu Religi Seperti Sulis dan Haddad Alwi

22 April 2021   15:39 Diperbarui: 22 April 2021   15:47 3634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: Tribunnews

Bagi saya, tidak ada lagu religi terbaik selain lagu Haddad Alwi dan Sulis. Jika kamu lupa lagunya seperti apa duo mereka ini, mungkin kamu sering dengar lagu Ya Thoybah atau Yaa Nabi Salam 'Alaika.

Nah kedua lagu itu merupakan dua dari sekian banyak lagu yang begitu booming di tahun 1999. Malah lagu ini menurut saya lagu terbaik sepanjang masa. Coba saja dengar di setiap pengajian, kegiatan agama islam atau setiap ramadan, lagu Haddad Alwi-Sulis ini pasti diputar terus menerus.

Lagu ini sangat terngiang-ngiang di kepala saya setiap bulan ramadan. Mengingat lagu ini rilis di saat saya masih anak-anak, sedangkan lagu sendiri ini pada dasarnya juga untuk anak-anak.

Coba saja lihat cover gambar pada album Cinta Rasul Vol 1 Haddad Alwi-Sulis ini, di bagian cover itu terlihat jika itu merupakan series untuk anak-anak. Jadi wajar saja lagu ini lebih sering terngiang di pikiran ketimbang yang lain.

Alasan lain, lagu ini dari duo Haddad Alwi dan Sulis ini gampang di hapal meskipun liriknya kebanyakan bahasa arab. Berbeda dengan lagu religi lain yang terkadang campuran.

Tidak hanya sekedar kedua lagu ini saja, adalagi lagu Ummi yang dibawakan oleh Sulistyowati atau yang biasa dikenal dengan sulis ini. Lagu ini juga cukup terkenal di jamannya.

Dari lagu-lagu mereka, saya merasa diajarkan untuk merasa mencintai Rasulullah SAW. Padahal, saya belum bertemu dengan beliau. Sehingga membuat saya serasa ingin bertemu.

Lirik dan nada yang kalem membuat saya senang mendengarkan. Bahkan tidak jarang jika mendengarkan lagu ini saya ikut bernyanyi.

Ya kesukaan saya ini juga tidak terlepas dari karakter dan pribadi dari penyanyinya yang minim masalah. Bahkan berita terkit karyanya lebih banyak dibandingkan dengan cerita kehidupannya.

Beberapa waktu terakhir, nama Sulis dan Haddad Alwi muncul kembali dan sempat viral di sosial media. Malah sempat dibuatkan satu jam khusus bersama mereka untuk mengingat kembali cerita mereka.

Ternyata cerita dari sulis bisa duet dengan Haddad Alwi sangat menarik. Dia harus menyisihkan saingannya demi untuk bisa berduet bareng.

Dari 100 peserta diambil 3 anak terbaik dengan kualitas vokal yang menarik. Akhirnya Sulis lah yang dipilih. Bahkan dalam pertemuan awal Sulis dan Haddad Alwi langsung nyetel.

Begitulah yang disampaikan ke media saat mereka dipertemukan kembali. Malah Sulis hanya diberikan waktu sekian hari untuk 10 lagu, dan ketika proses rekaman selesai, Sulis pun menangis.

Dia tidak percaya jika suara Sulis sebegitu bagusnya. Hal itu juga pernah diutarakan Sulis kepada Haddad Alwi.

Menurut saya pribadi, suara dewasa dari Haddad Alwi dan suara anak-anak sulis menjadikan lagu-lagu mereka istimewa. Tidak akan bisa terulang kembali.

Bagi saya, itu momen bersejarah, sebuah lagu yang membuat saya merasa sangat islami. Mungkin saja hal yang sama juga dirasakan oleh banyak orang.

Itulah alasan saya kenapa saya menyukai lagu ini, baik secara karya maupun personal. Karena terlepas minim berita miring, mereka berdua adalah penyanyi yang memang berada di jalur religi.

Berbeda dengan penyanyi lain yang menurut saya bisa dikatakan 'musiman'. Menyanyikan lagu religi hanya saat jelang ramadan.

Tidak ada yang salah memang, saya juga mengapresiasi dan sebenarnya menyukai lagu-lagu lain. Namum, tidak ada yang membuat saya begitu terbawa oleh lagu Haddad Alwi-Sulis.

Yang menjadikan lagu mereka istimewa, tidak banyak lagu yang mereka nyanyikan. Sama seperti series film-film terkenal, karya fenomenal akan selalu terkenang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun