Saya pun beritahu, jika ingin membangun gedung pencakar langit, dia harus membangun pondasi yang kuat.
Jadi, harus membuat dasar yang lebar dan tebal. Saya pun memberi contoh kepadanya. Bersama dia, berdua menata mainan bongkar pasang menjadi gedung bertingkat.
Bahkan tingginya bisa mencapai sekitar 1 meter lebih, jauh diatas ketinggiannya. Lalu bagaimana caranya dia bisa pasang rubrik yang jauh diatas tingginya si kecil.
Anak saya saya gendong agar dia bisa pasang sendiri mainannya di puncak tertingginya. Saya juga beritahu untuk lebih berhati-hati dan pelan-pelan saat pasang. Terutama pegang dengan kedua tangannya. Dia pun menurut.
Saat sudah berhasil menjadi "gedung pencakar langit" dia lalu berteriak bahagia sambil berkata, "Yeaayyy... Adek bisa".
Melihatnya senang aku pun ikut senang. Aku pun lalu memeluknya sambil mengatakan jika lain kali kalau bermain apapun itu harus sabar dan tidak boleh gampang menangis. Dia harus bisa temukan solusinya sendiri.
3. Jadi pribadi yang disiplin
Selesai bangun "gedung pencakar langit" bukan berarti sudah tidak ada lagi cara memberikan ilmu kepada anak. Saya menemukan ilmu lain untuk anak saya, yaitu didik anak supaya jadi pribadi yang disiplin.
Caranya, usai bermain saya ajak si kecil belajar merapikan mainannya sendiri. Saya beritahu untuk memasukkan mainannya ke dalam plastik wadahnya satu persatu agar bisa muat masuk semuanya.
Dia pun nurut dan tampak senang. Dia memang dekat dengan saya sebagai bapaknya. Saya hampir tidak pernah memarahi jika dia berbuat salah. Malah saya melakukan pendekatan hati ke hati jika dia salah.
Saya lebih baik beritahu dia, salahnya dimana, lalu solusi untuk kesalahannya apa. Tanggung jawab usai bermain seperti apa.