Mohon tunggu...
Tito Adam
Tito Adam Mohon Tunggu... Jurnalis - Social Media Specialist | Penulis | Fotografer | Editor Video | Copy Writer | Content Writer | Former Journalist

Senang untuk belajar dan belajar untuk senang | Instagram @titoadamp | Email titoadamp@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Cerita di Balik Social Media Specialist, dari Terima Curhatan Aneh hingga Hujatan Netizen

8 Maret 2021   12:41 Diperbarui: 8 Maret 2021   17:34 842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah kenapa masih ada yang anggap kerja sebagai Social Media Specialist itu enak. Bahkan banyak anggapan juga bahwa bekerja sebagai social media specialist lulusan SMA juga sudah cukup. Padahal bidang kerja satu ini gak mudah loh, banyak rintangan dan liku yang harus dijalani. Salah satunya kerjanya paling tidak terlihat tapi jika salah bisa bikin ramai.

Nah, biar gak salah paham, bagi kamu yang belum tahu tentang pekerjaan di balik akun sosial media kamu bisa baca dulu tulisan saya tentang ini DI SINI.

Kali ini, salah satu cerita lain di balik layar kehidupan social media specialist yang mungkin tidak kamu sadari. Jika kamu akhirnya tahu dan menyadari, kamu akan percaya jika pekerjaan ini tidak mudah, tapi bukan berarti pekerjaan ini susah.

Peran sebagai social media specialist sangat krusial bagi sebuah akun, terlebih akun dengan follower banyak dan sudah centang biru. 

Mereka lah yang menjaga hidup matinya brand sebuah akun tersebut di sosial media. Karena dari mereka lah, akun tersebut bisa mendapatkan hati masyarakat luas.

Biasanya mereka memiliki tugas kapan konten tersebut naik, bagaimana bentuk terbaik postingan itu, dan masih banyak lainnya. Tetapi di balik semua itu, tak jarang postingan yang didapat mendapatkan komentar bernada curhat hingga hujat.

Curhatan dan hujatan ini datang tanpa ada jam dan hari kerja. Kita tidak bisa menolak atau mencegah datangnya hal ini, yang bisa kita lakukan bagaimana kita bersikap ketika mendapat curhatan ataupun keluhan dari netizen itu.

Sebenarnya tugas social media specialist sama saja setiap jenis akunnya, yang membuat beda adalah follower dari jenis akun tersebut. 

Bagi saya, social media specialist akun pemerintahan, jelas isinya ya tentang pemerintahan. Keluhan bahkan tak jarang hujatan dari kelompok masyarakat yang aspirasinya tidak bisa terpenuhi saya harus terima.

Berbeda dengan akun sosial media swasta, keluhan dan hujatan netijen berupa tentang produk atau pelayanan mereka. Ketika tidak bisa terwadahi, sosial media lah yang menjadi solusinya.

Contoh curhatan yang pernah saya terima sebagai social media specialist akun pemerintahan, curhatan mulai bagaimana jalan berlubang hingga bagaimana mengurus dokumen kependudukan.

Tapi bukan itu yang menarik, beberapa kali saya menerima komentar ataupun direct message melalui fanpage FB yang menanyakan bagaimana cara bergabung dengan akun Facebook pemerintah kota hingga sampai minta izin untuk bergabung. Padahal untuk follow tidak perlu sampai meminta izin, cukup klik like atau follow akun tersebut.

Sebagai social media specialist yang harus membalas komentar ataupun pesan yang masuk, saya harus menjelaskan dengan penuh kesabaran dan pelan-pelan. Semua itu harus dilakukan demi memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.

Entah pengalaman lucu apa di akun swasta, tapi saya rasa pengalaman dapat curhatan lucu dan aneh ini pasti akan terjadi di setiap akun. Bahkan hujatan juga terjadi di setiap akun.

Terlebih akun pemerintahan, pastinya punya haters-nya masing-masing. Mungkin tidak terlepas dari kebijakan atau "politik" pemimpinnya. Apalagi kalau sudah muncul buzzer yang mendadak muncul.

Hal ini sebenarnya cukup mengganggu karena notification dari buzzer tersebut malah membuat komentar warga yang sedang urgent membutuhkan bantuan menjadi terhambat karena harus memilah satu-satu komentar.

Saya sendiri setiap notification dan komentar yang masuk selalu saya baca. Jika memang ada warga yang membutuhkan bantuan, saya akan meneruskan ke bidang atau dinas terkait hal tersebut untuk segera ditindaklanjuti. Namun ketika banyak hujatan yang tidak pada tempatnya seperti buzzer, itu akan sangat menghambat hal krusial itu tadi.

Nah, secara umum, sebagai social media specialist tidak semua komentar perlu dibalas. Namun, jika memang komentar tersebut berupa curhatan meminta pertolongan, wajib hukumnya untuk segera dibalas. Karena hal tersebut berpengaruh pada citra pemerintahan Anda.

Sebenarnya banyak cerita di balik pekerjaan satu ini. Saya pernah menulis salah satu lika liku lainnya bekerja sebagai social media specialist, kamu bisa kunjungi DI SINI.

Penutup, meskipun tidak semua komentar dibalas, bukan berarti si social media specialist tidak peduli. Itu tetap menjadi catatan baginya untuk tahu bagaimana tones respon masyarakat terhadap postingannya. Siapa tahu itu akan berguna untuk membuat konten berikutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun